Malang: Tim investigasi Mabes Polri tengah mendalami kamera pemantau atau CCTV yang berada di enam pintu keluar tribun ekonomi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pada enam pintu itu disebut terdapat jumlah korban yang cukup banyak saat tragedi pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, mengatakan awalnya tim Labfor menyelidiki sebanyak 32 kamera CCTV di Stadion Kanjuruhan. Namun kini tim akan fokus pada kamera CCTV yang berada enam titik pintu keluar tribun ekonomi, yakni pada pintu gate 3, 9, 10, 11, 12 dan 13.
"Enam titik CCTV ini yang didalami oleh Labfor karena dari hasil analisa sementara disinilah titik jatuhnya korban yang cukup banyak," kata Dedi di Mapolres Malang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa, 4 Oktober 2022.
Dedi menegaskan tim Labfor membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian dalam mendalami rekaman kamera CCTV tersebut. Sehingga rekaman itu nantinya dapat dijadikan sebagai alat bukti bagi penyidik sebelum menetapkan tersangka terhadap seseorang.
"Tim investigasi saat ini masih terus bekerja secara marathon sesuai dengan perintah Bapak Kapolri. Tim harus segera mungkin mengambil langkah-langkah guna menetapkan tersangka. Tapi tetap prinsip kehati-hatian, ketelitian dan proses pembuktian secara ilmiah harus menjadi standar tim ini untuk bekerja," jelasnya.
Disinggung soal pintu keluar suporter yang terkunci saat kerusuhan terjadi, Dedi mengaku hal itu bakal menjadi materi penyelidikan. Meskit begitu, ia menegaskan bahwa saat kerusuhan, enam pintu keluar stadion yang menjadi fokus penyelidikan saat ini, dalam keadaan terbuka.
"Dari Labfor enam titik itu tidak ditutup. Tapi sempit sekali, kapasitas dua orang tapi yang keluar itu ratusan orang. Terjadilah himpit-himpitan disitu. Itu juga bagian materi yang didalami oleh tim sidik kita," ungkapnya.
Dedi mengaku berdasarkan keterangan yang ia dapat, kapasitas pintu keluar stadion di tribun ekonomi, cukup kecil dan hanya untuk muat dua orang saja. Sedangkan saat itu, ada kepanikan dari para suporter yang ingin untuk segera keluar dari dalam stadion.
"Tidak tertutup, tapi kecil itu. Karena kapasitas pintu di kelas ekonomi itu kapasitasnya untuk dua orang. Dimana terjadi kepanikan, pada saat keluar itu langsung ratusan orang, berbondong-bondong, mengakibatkan banyaknya jatuh korban di titik-titik yang saya sebutkan tadi," ujarnya.
Malang: Tim investigasi Mabes Polri tengah mendalami kamera pemantau atau CCTV yang berada di enam pintu keluar tribun ekonomi di
Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang,
Jawa Timur. Pada enam pintu itu disebut terdapat jumlah korban yang cukup banyak saat tragedi pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Kadiv Humas
Polri, Irjen Dedi Prasetyo, mengatakan awalnya tim Labfor menyelidiki sebanyak 32 kamera CCTV di Stadion Kanjuruhan. Namun kini tim akan fokus pada kamera CCTV yang berada enam titik pintu keluar tribun ekonomi, yakni pada pintu gate 3, 9, 10, 11, 12 dan 13.
"Enam titik CCTV ini yang didalami oleh Labfor karena dari hasil analisa sementara disinilah titik jatuhnya korban yang cukup banyak," kata Dedi di Mapolres Malang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa, 4 Oktober 2022.
Dedi menegaskan tim Labfor membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian dalam mendalami rekaman kamera CCTV tersebut. Sehingga rekaman itu nantinya dapat dijadikan sebagai alat bukti bagi penyidik sebelum menetapkan tersangka terhadap seseorang.
"Tim investigasi saat ini masih terus bekerja secara marathon sesuai dengan perintah Bapak Kapolri. Tim harus segera mungkin mengambil langkah-langkah guna menetapkan tersangka. Tapi tetap prinsip kehati-hatian, ketelitian dan proses pembuktian secara ilmiah harus menjadi standar tim ini untuk bekerja," jelasnya.
Disinggung soal pintu keluar suporter yang terkunci saat kerusuhan terjadi, Dedi mengaku hal itu bakal menjadi materi penyelidikan. Meskit begitu, ia menegaskan bahwa saat kerusuhan, enam pintu keluar stadion yang menjadi fokus penyelidikan saat ini, dalam keadaan terbuka.
"Dari Labfor enam titik itu tidak ditutup. Tapi sempit sekali, kapasitas dua orang tapi yang keluar itu ratusan orang. Terjadilah himpit-himpitan disitu. Itu juga bagian materi yang didalami oleh tim sidik kita," ungkapnya.
Dedi mengaku berdasarkan keterangan yang ia dapat, kapasitas pintu keluar stadion di tribun ekonomi, cukup kecil dan hanya untuk muat dua orang saja. Sedangkan saat itu, ada kepanikan dari para suporter yang ingin untuk segera keluar dari dalam stadion.
"Tidak tertutup, tapi kecil itu. Karena kapasitas pintu di kelas ekonomi itu kapasitasnya untuk dua orang. Dimana terjadi kepanikan, pada saat keluar itu langsung ratusan orang, berbondong-bondong, mengakibatkan banyaknya jatuh korban di titik-titik yang saya sebutkan tadi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)