Yogyakarta: Peneliti Indonesia ditantang bisa terlibat kerja sama dalam bidang ilmu pengetahuan bersama pemerintah Belanda. Hal itu disampaikan saat kunjungan Raja Belanda, Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
"Tadi pemerintah Belanda mengundang proposal penelitian untuk mendapatkan dana dari negeri Belanda," kata Rektor UGM, Panut Mulyono, usai kunjungan raja-ratu Belanda, Rabu, 11 Maret 2020.
Panut menjelaskan sudah banyak bentuk kerja sama yang dilakukan ilmuwan Indonesia, termasuk dari UGM. Ia menyebut salah satu yang telah dikerjasamakan yakni penelitian obat-obatan.
Misalnya penelitian dalam uji coba produksi obat-obatan. Ada sebuah medium yang dipakai untuk mengujicobakan obat yang dihasilkan.
"Kalau tikus diuji, yang diamati akibatnya. Ini badan tikus tidak kelihatan dalamnya. Ini sebagai (penelitian) pengganti tikus bisa digunakan uji dan wader yang bening (cethol), juga digunakan sebagai alat hewan uji untuk obat-obatan," ungkap Panut.
Selain itu Panut juga menyebut bidang hukum menjadi salah satu sektor yang berkiblat ke Belanda. Berbagai sumber hukum di Indonesia banyak mengambil dari Belanda.
"Sehingga ini untuk menggali pengembangan hukum sumbernya banyak di Belanda. Untuk itu kerja sama bidang hukum itu sudah berjalan dan akan ditingkatkan," beber Panut.
Ia juga menyatakan potensi keanekaragaman hayati Indonesia juga patut dikerjasamakan pengelolaannya. Baik itu berupa sumber daya alam hutan, hewan, hingga tumbuhan. Beberapa tanaman di hutan bahkan bisa jadi obat-obatan.
"Ada dalam hal energi dan lain-laun. Ini harus dilestarikan dan harus diteliti sebanyak-banyaknya kemanfaatannya. Dan juga kita kembangkan bersama para ilmuwan dari Belanda," pungkas Panut.
Yogyakarta: Peneliti Indonesia ditantang bisa terlibat kerja sama dalam bidang ilmu pengetahuan bersama pemerintah Belanda. Hal itu disampaikan saat kunjungan Raja Belanda, Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
"Tadi pemerintah Belanda mengundang proposal penelitian untuk mendapatkan dana dari negeri Belanda," kata Rektor UGM, Panut Mulyono, usai kunjungan raja-ratu Belanda, Rabu, 11 Maret 2020.
Panut menjelaskan sudah banyak bentuk kerja sama yang dilakukan ilmuwan Indonesia, termasuk dari UGM. Ia menyebut salah satu yang telah dikerjasamakan yakni penelitian obat-obatan.
Misalnya penelitian dalam uji coba produksi obat-obatan. Ada sebuah medium yang dipakai untuk mengujicobakan obat yang dihasilkan.
"Kalau tikus diuji, yang diamati akibatnya. Ini badan tikus tidak kelihatan dalamnya. Ini sebagai (penelitian) pengganti tikus bisa digunakan uji dan wader yang bening (cethol), juga digunakan sebagai alat hewan uji untuk obat-obatan," ungkap Panut.
Selain itu Panut juga menyebut bidang hukum menjadi salah satu sektor yang berkiblat ke Belanda. Berbagai sumber hukum di Indonesia banyak mengambil dari Belanda.
"Sehingga ini untuk menggali pengembangan hukum sumbernya banyak di Belanda. Untuk itu kerja sama bidang hukum itu sudah berjalan dan akan ditingkatkan," beber Panut.
Ia juga menyatakan potensi keanekaragaman hayati Indonesia juga patut dikerjasamakan pengelolaannya. Baik itu berupa sumber daya alam hutan, hewan, hingga tumbuhan. Beberapa tanaman di hutan bahkan bisa jadi obat-obatan.
"Ada dalam hal energi dan lain-laun. Ini harus dilestarikan dan harus diteliti sebanyak-banyaknya kemanfaatannya. Dan juga kita kembangkan bersama para ilmuwan dari Belanda," pungkas Panut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)