Jalan Menuju Pabrik dan diblokir Puluhan Preman, di Cikupa Kabupaten Tangerang, Jumat 28 April 2017.
Jalan Menuju Pabrik dan diblokir Puluhan Preman, di Cikupa Kabupaten Tangerang, Jumat 28 April 2017.

Puluhan Preman di Tangerang Tutup Akses Jalan ke Pabrik

Farhan Dwitama • 28 April 2017 13:47
medcom.id, Tangerang: Ratusan buruh di Kabupaten Tangerang, Banten, cemas. Itu terjadi lantaran jalan menuju pabrik tempatnya bekerja di Kampung Cirewet, Desa Sukadamai, Kecamatan Cikupa, diblokir dan dijaga ketat puluhan preman. 
 
Mereka khawatir perusahaan tempat bekerja menghentikan produksi lantaran akses keluar masuk mobil barang terhenti. Dwi Haryono, pegawai PT Hadi Kreasi Mesindo, di Jalan Raya Serang Km 12 Cikupa, hanya bisa pasrah dengan pemblokiran jalan menuju pabrik.
 
"Kami merasa terancam. Kita bekerja tidak tenang, bahan baku dan barang hasil produksi juga tidak bisa keluar. Jelas-jelas mengganggu kami," kata Dwi di lokasi, Jumat 28 April 2017.

Bukan hanya Dwi Haryono dari PT Hadi Kreasi, ratusan buruh pabrik PT Kreasi Mustika, dan PT Leonindo merasakan hal serupa. Tiga pabrik itu menggunakan akses jalan yang sama.
 
"Ini jalan satu-satunya ke pabrik. Tapi dihalang-halangi oleh preman, jadi susah lewat," kata dia.
 
Dwi bilang, penutupan akses jalan dilakukan oleh oknum preman sejak 15 April 2017. Jika terus berlangsung, mereka khawatir pabrik menghentikan produksinya dan mereka terancam PHK.
 
"Kalau terus begini, siapa yang bisa jamin pabrik bisa terus beroperasi. Mesin-mesin besar di situ, kalau pindah pabrik mungkin gampang, tapi alat-alat dan mesin bagaimana," ujar Dwi.
 
Akses jalan itu memiliki lebar sekitar 7 meter dengan panjang 1 kilometer. Para buruh berharap pihak kepolisian dapat melakukan langkah yang tegas terkait aksi premanisme itu.
 
"Kami sudah protes, tapi jumlah preman semakin banyak. Kami kan punya anak istri. Jadi ketakutan kerja kalau terus-terusan diintimidasi seperti ini. Semoga ada bantuan dari polisi," ungkap Arifin, 43, buruh PT Kreasi Mustika.
 
Menurut Arifin, aksi premanisme yang dilakukan oleh puluhan orang itu hanya memalak tiga perusahaan agar seluruh karyawan diperbolehkan masuk. "Mereka meminta uang retribusi ke pabrik-pabrik untuk diperbolehkan jalan melalui akses itu, tapi tidak dikasih. Jadinya semakin parah kondisinya," ucap dia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan