Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencoba membatasi sejumlah kegiatan yang menyebabkan kerumunan. Situasi ini bagian dari respons lonjakan kasus covid-19 yang terjadi secara signifikan.
Salah satu yang dibatasi yakni agenda pertunjukan seni di kawasan Malioboro. Kegiatan itu dianggap paling menyebabkan risiko kerumunan.
"Minggu berkerumun karena di Malioboro diadakan pentas kesenian ya sudah dihentikan saja. Terus berkerumun risikonya jadi gede," kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Jumat, 25 Februari 2022.
Selain itu, Sri Sultan menilai, lonjakan kasus covid-19 tak lepas dari menurunnya kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Padahal kedisiplinan warga menjadi faktor penting mencegah risiko penularan covid-19.
Baca juga: 2 Meninggal, 20 Terluka Akibat Gempa di Pasaman Barat
"Bukan masalah dibuka atau ditutup, tapi memakai masker itu jadi sesuatu yang penting. Begitu kena (covid-19 dengan status) OTG ya sudah (isolasi) di rumah," katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah sudah cukup langkah mengantisipasi lonjakan covid-19 dengan keberadaan sejumlah selter atau tempat isolasi terpadu (isoter). Ia menegaskan, keberadaan varian Omicron yang risiko penularannya lebih cepat harus disikapi dengan lebih taat memakai masker dan tidak berkerumun.
Sekretaris Daerah Pemerintah DIY, Kadarmanta Baskara Aji menambahkan hiburan yang ada di Malioboro memang berisiko besar menyebabkan kerumunan. Pihaknya juga mendukung penghentian acara yang menyebabkan kerumunan.
"Kalau ada pementasan malah menyebabkan kerumunan ya sudah kita stop dulu saja," kata dia.
Selain itu, ia mengingatkan pengelola warung kopi, kafe, atau sejenisnya agar bisa mengantisipasi acara yang berisiko menyebabkan kerumunan. Ia mencontohkan kegiatan live music menjadi salah satu yang menyebabkan banyak orang berkumpul.
"Kalau ada kerumunan stop. Kan sudah aturan, maksimal berapa kapasitas di satu kafe, menjaga supaya ada jarak satu dengan lain. Kalau Satpol PP sidak tidak prokes akan diperingatkan. Kalau masih tetap jalan kita closed," ungkapnya.
Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencoba membatasi sejumlah kegiatan yang
menyebabkan kerumunan. Situasi ini bagian dari respons lonjakan kasus covid-19 yang terjadi secara signifikan.
Salah satu yang dibatasi yakni agenda pertunjukan seni di kawasan Malioboro. Kegiatan itu dianggap paling menyebabkan risiko kerumunan.
"Minggu berkerumun karena di Malioboro diadakan pentas kesenian ya sudah dihentikan saja. Terus berkerumun risikonya jadi gede," kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Jumat, 25 Februari 2022.
Selain itu, Sri Sultan menilai, lonjakan kasus covid-19 tak lepas dari menurunnya kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Padahal kedisiplinan warga menjadi faktor penting mencegah risiko penularan covid-19.
Baca juga:
2 Meninggal, 20 Terluka Akibat Gempa di Pasaman Barat
"Bukan masalah dibuka atau ditutup, tapi memakai masker itu jadi sesuatu yang penting. Begitu kena (covid-19 dengan status) OTG ya sudah (isolasi) di rumah," katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah sudah cukup langkah mengantisipasi lonjakan covid-19 dengan keberadaan sejumlah selter atau tempat isolasi terpadu (isoter). Ia menegaskan, keberadaan varian Omicron yang risiko penularannya lebih cepat harus disikapi dengan lebih taat memakai masker dan tidak berkerumun.
Sekretaris Daerah Pemerintah DIY, Kadarmanta Baskara Aji menambahkan hiburan yang ada di Malioboro memang berisiko besar menyebabkan kerumunan. Pihaknya juga mendukung penghentian acara yang menyebabkan kerumunan.
"Kalau ada pementasan malah menyebabkan kerumunan ya sudah kita stop dulu saja," kata dia.
Selain itu, ia mengingatkan pengelola warung kopi, kafe, atau sejenisnya agar bisa mengantisipasi acara yang berisiko menyebabkan kerumunan. Ia mencontohkan kegiatan
live music menjadi salah satu yang menyebabkan banyak orang berkumpul.
"Kalau ada kerumunan stop. Kan sudah aturan, maksimal berapa kapasitas di satu kafe, menjaga supaya ada jarak satu dengan lain. Kalau Satpol PP sidak tidak prokes akan diperingatkan. Kalau masih tetap jalan kita closed," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)