1,4 Juta Warga Kalsel Belum Divaksinasi Covid-19
Antara • 08 Februari 2022 06:43
Kalsel: Sebanyak 1,4 juta warga Kalimantan Selatan (Kalsel) belum divaksinasi covid-19. Sementara itu, covid-19 varian Omicron tengah meningkat.
Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Hidayatullah Muttaqin meminta Pemprov Kalsel terus mengakselerasi vaksinasi agar semua warga terlindungi. Sebab, sudah ada tujuh warga yang terinfeksi varian Omicron.
"Adanya risiko besar yang dihadapi kelompok rentan termasuk belum divaksin jika Omicron menyebar dengan cepat di masyarakat," kata Muttaqin di Banjarmasin, Selasa, 8 Februari 2022.
Vaksinasi lengkap di Kalsel baru mencapai 36 persen dari jumlah populasi hasil sensus penduduk tahun 2020, yaitu 4.073.584 jiwa. Artinya ada sekitar 2,6 juta penduduk yang belum mendapatkan vaksin lengkap dan 1,4 juta orang yang belum divaksin sama sekali.
"Memang dari sekitar 4 juta populasi tentu tidak semuanya akan divaksin karena faktor penyakit atau faktor lainnya. Namun, harus ada upaya memaksimalkan capaian vaksinasi sebanyak mungkin," ujarnya.
Baca: 4,3 Juta Anak Usia 6-11 Tahun Terproteksi Vaksin Dosis lengkap per 7 Februari
Begitu pula dari 328 ribu lansia di Kalsel, baru 50 persen yang mendapat satu kali suntikan vaksin dan hanya 22 persen yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap. Di samping tetap melakukan vaksinasi, Muttaqin mengingatkan pentingnya penguatan strategi 3T dan protokol kesehatan.
"Juga sangat diperlukan pengendalian mobilitas penduduk, menghentikan pembelajaran tatap muka hingga situasi aman, menerapkan aturan bekerja dari rumah sesuai tingkat esensialnya hingga meniadakan berbagai kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa, serta menerapkan pembelian di bungkus untuk usaha rumah makan dan kafe," paparnya.
Menurut dia, jika laju transmisi covid-19 tidak dapat ditekan, maka dampaknya akan dapat menghambat laju vaksinasi. Di sisi lain, transmisi komunitas bertambah tinggi maka semakin besar pula risiko nakes terpapar dalam waktu bersamaan. Hal ini dapat menghambat pelayanan fasilitas kesehatan.
"Kondisi yang mungkin terjadi dalam beberapa waktu ke depan inilah yang perlu kita cegah. Hari ini pembatasan yang dilakukan tidak perlu sampai pada tingkat lockdown. Tetapi jangan sampai semakin terlambat melakukan mitigasi," ungkap dia.
Kalsel: Sebanyak 1,4 juta warga Kalimantan Selatan (Kalsel) belum divaksinasi covid-19. Sementara itu, covid-19 varian Omicron tengah meningkat.
Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Hidayatullah Muttaqin meminta Pemprov Kalsel terus meng
akselerasi vaksinasi agar semua warga terlindungi. Sebab, sudah ada tujuh warga yang terinfeksi varian Omicron.
"Adanya risiko besar yang dihadapi kelompok rentan termasuk belum divaksin jika Omicron menyebar dengan cepat di masyarakat," kata Muttaqin di Banjarmasin, Selasa, 8 Februari 2022.
Vaksinasi lengkap di Kalsel baru mencapai 36 persen dari jumlah populasi hasil sensus penduduk tahun 2020, yaitu 4.073.584 jiwa. Artinya ada sekitar 2,6 juta penduduk yang belum mendapatkan vaksin lengkap dan 1,4 juta orang yang belum divaksin sama sekali.
"Memang dari sekitar 4 juta populasi tentu tidak semuanya akan divaksin karena faktor penyakit atau faktor lainnya. Namun, harus ada upaya memaksimalkan capaian vaksinasi sebanyak mungkin," ujarnya.
Baca: 4,3 Juta Anak Usia 6-11 Tahun Terproteksi Vaksin Dosis lengkap per 7 Februari
Begitu pula dari 328 ribu lansia di Kalsel, baru 50 persen yang mendapat satu kali suntikan vaksin dan hanya 22 persen yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap. Di samping tetap melakukan vaksinasi, Muttaqin mengingatkan pentingnya penguatan strategi 3T dan protokol kesehatan.
"Juga sangat diperlukan pengendalian mobilitas penduduk, menghentikan pembelajaran tatap muka hingga situasi aman, menerapkan aturan bekerja dari rumah sesuai tingkat esensialnya hingga meniadakan berbagai kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa, serta menerapkan pembelian di bungkus untuk usaha rumah makan dan kafe," paparnya.
Menurut dia, jika laju transmisi covid-19 tidak dapat ditekan, maka dampaknya akan dapat menghambat laju vaksinasi. Di sisi lain, transmisi komunitas bertambah tinggi maka semakin besar pula risiko nakes terpapar dalam waktu bersamaan. Hal ini dapat menghambat pelayanan fasilitas kesehatan.
"Kondisi yang mungkin terjadi dalam beberapa waktu ke depan inilah yang perlu kita cegah. Hari ini pembatasan yang dilakukan tidak perlu sampai pada tingkat lockdown. Tetapi jangan sampai semakin terlambat melakukan mitigasi," ungkap dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)