Ilustrasi: Erupsi gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur. (FOTO ANTARA/Aken Udjan)
Ilustrasi: Erupsi gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur. (FOTO ANTARA/Aken Udjan)

Erupsi Gunung Lewotolok Menjangkau 500 Meter di Luar Kawah

Media Indonesia • 05 Juli 2024 07:42
Lembata: Erupsi Gunung Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terus berlangsung.
 
Sesuai hasil evaluasi letusan gunung tersebut yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), jumlah gempa menunjukkan penurunan, tetapi gempa-gempa hembusan masih dominan terekam.
 
Selain itu tremor menerus terekam dengan amplitude rata-rata semakin mengecil. Evaluasi tersebut sesuai pengamatan visual periode 23-30 Juni 2024.

"Sampai saat ini erupsi eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava dominan masih di sekitar area kawah, namun dapat juga menjangkau sejauh sekitar 500 meter keluar dari kawah," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan, seperti dikutip dari Laporan Akivitas Gunung Lewotolok yang disampaikan ke Pemerintah Provinsi NTT dan Pemkab Lembata, Jumat, 5 Juli 2024.
 
Baca: Gunung Semeru Mengalami 159 Kali Gempa Letusan
 
Menurutnya gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal masih terekam, namun tidak signifikan. Kemunculan gempa-gempa vulkanik ini mengindikasikan adanya tekanan pada tubuh gunung yang berkaitan dengan suplai fluida magnetic dangkal dan dalam.
 
Selama periode pengamatan, aliran lava baru pada arah selatan dan tenggara gunung, tidak mengalami perubahan Jarak.
 
Kemudian aliran lava ke arah tenggara terjauh masih pada Jarak 1,8 kilometer dan 600 meter ke arah selatan. Selanjutnya, aliran lava ke arah barat masih sekitar 1,3 kilometer dari bibir kawah. Kondisi ini mengindikasikan laju aliran lava ke arah tenggara, selatan dan barat mengecil dan melambat dan kemungkinan telah berhenti.
 
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Lewotolok, Yeremias Kristianto, mengatakan pada 5 Juli pukul 00.00-06.00 Wita tercatat 213 gempa hembusan dengan amplitudo 1.6-16.7 millimeter dan durasi 32-103 detik.
 
Sedangkan sehari sebelumnya, yakni 4 Juli tercatat 213 gemba hembusan dengan amplitudo 1,6-16,7 millimeter dan durasi 32-103 detik. Gempa hembusan tersebut hampir sama banyak dengan yang terjadi pada 3 Juli, yakni 212 gempa hembusan dengan amplitudo 2,5-12,6 millimeter dengan durai 36-131 detik.
 
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 50-300 meter di atas puncak kawah," ungkapnya.
 
Menurut Yeremias, Gunung Lewtolok masih berstatus waspada atau level II sehingga masyarakat tetap diingatkan tidak beraktivitas di zona bahaya yang sudah ditetapkan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan