Pasien bernama Yismanila, 41, diduga mengalami kebutaan akibat malpraktik di RSUDZA Banda Aceh. Foto: Istimewa
Pasien bernama Yismanila, 41, diduga mengalami kebutaan akibat malpraktik di RSUDZA Banda Aceh. Foto: Istimewa

Diduga Korban Malapraktik, Wanita di Aceh Alami Kebutaan Permanen

Fajri Fatmawati • 21 Februari 2024 10:32
Banda Aceh: Seorang pasien bernama Yismanila, 41, asal Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, mengalami kebutaan mata permanen sebelah kanan. Diduga ia korban malapraktik dokter saat menangani proses Embolisasi (penyumbatan suatu pembuluh darah) melalui selang dari pangkal paha ke otak.
 
"Apa yang terjadi pada istri saya baru saya ketahui setelah proses Embolisasi dan dikembalikan ke ruang inap (Nabawi), dia muntah hebat, dan langsung mata sebelah kanan tidak bisa melihat lagi," kata Suami pasien, Azhar, Rabu, 21 Februari 2024.
 
Proses menyemprotkan obat melalui selang ditangani oleh dokter bedah Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada Selasa malam 13 Februari 2024 lalu.

Azhar menceritakan istrinya divonis mengindap tumor pembuluh darah di bagian hidung sejak 2022 lalu dan telah dilakukan tindak operasi pada tahun itu juga di RSUDZA Banda Aceh. Sayangnya, baru satu tahun berselang penyakit yang sama kambuh kembali.
 
Baca: Bey Machmudin Minta RSHS Bandung Beri Penjelasan Pasien Cabut Gigi Meninggal

Sejak merasakan keluhan yang sama, Azhar memutuskan membawa kembali istrinya ke RSUDZA Banda Aceh berdasarkan surat rujukan yang dikeluarkan RSUD Cut Nyak Dien Meulaboh sekitar akhir Januari 2024.
 
“Awalnya, berobat jalan karena tinggal di rumah Family di Blang Oi. Setelah melalui semua diproses pemeriksaan dan dijadwalkan operasi pada Selasa, 13 Februari 2024 makanya disuruh rawat inap mulai Senin,” ungkap Azhar.
 
Menurut Azhar kondisi istrinya saat pertama masuk ke Ruang Rawat Inap (Nabawi) dalam kondisi bugar tanpa mengeluh sakit apapun. Namun, petaka mulai menghampiri saat dokter bagian THT membawa istrinya ke ruang bedah untuk dilakukan pemeriksaan kembali.
 
“Saat itu, tim dokter THT memeriksa kembali hidung saya dengan cara dicongkel dengan alat. Padahal, sebelumnya salah satu dokter penangunggjawab tidak merekomendasikan dan sudah mengintruksikan hidungnya tidak boleh lagi di congkel-congkel karena tumornya memang letaknya di pembuluh darah, sedikit saja bergoyang pasti keluar darah,” ujarnya.
 
Dalam kejadian itu, menurut Azhar darah yang keluar dalam hidung istrinya tidak bisa berhenti sehingga keluar kurang lebih 1 botol air mineral atau sekitar setengah liter. Setelah kejian itu, operasi yang telah dijadwalkan terpaksa dibatalkan karena ditakutkan akan terjadi pendarahan saat operasi dilakukan.
 
Setelah itu sambung Azhar istrinya kembali di bawa ke ruang inap dangan kondisi darah yang masih menetes dari lubang hidung. Keesokan harinya, tiba-tiba tim dokter memutuskan untuk dilakukan Embolisasi melalui selang dari pangkal paha ke otak. Operasi kecil itu dilakukan selepas Magrib hingga pukul 23.00 WIB malam dengan tujuan untuk menutup kuntup darah agar tidak terjadi pendarahan saat operasi.
 
"Menurut pengakuan istri saya, proses operasi itu dilakukan dengan bius lokal. Sehingga, apa yang dilakukan dokter semua dapat dilihat dan dirasakan," ungkapnya.
 
Selesai itu dilakukan, menurut Azhar istrinya itu mengalami muntah-muntah hebat hingga setengah sadar. Dalam kondisi tersebut, kedua matanya memang tidak bisa dibuka, dan Ia sempat berpikir mungkin karena pengaruh obat. Ternyata, perkiraanya salah karena setelah sadar sekitar pukul 04.00 pagi, mata kanannya sama sakali tidak bisa melihat.
 
"Sudah dicek ke Poli Mata dan kata dokter spesialis, berdasarkan hasil USG bahwa matanya buta permanen sebelah kanan. Saya berharap, pihak rumah sakit bertanggung jawab, dan bagaimana penanganan penyakit utama itu, ini masih terkatung-katung tanpa penjelasan pasti,sementara kami sudah 2 minggu disini,” harapnya.
 
Azhar mengaku tidak terima dan meminta manajemen RSUDZA Banda Aceh untuk bertanggungjawab. Karena, bagian THT dan Bagian Bedah plin plan dalam memberikan penjelasan dan terkesan tidak bertanggungjawab. Sementara itu, Direktur RSUDZA Banda Aceh Isra Firmansyah, mengaku akan mengecek terlebih dahulu laporan tersebut.
 
“Baik, terimakasih atas laporannya. Akan saya cek,” kata Isra.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan