Tangerang: Jelang Ramadan, ratusan warga di daerah perbatasan Tangerang-Jakarta, mengikuti tradisi pawai obor. Ratusan warga mulai dari anak-anak hingga lansia tumpah ruah menyusuri jalan perkampungan serta perumahan dengan jarak tempuh dua kilometer.
Ketua Karang Taruna Perumahan Unilever Meruya Selatan, Hendra Ade Kurniawan mengatakan, meski melalui jalan sempit dan menempuh jalan yang cukup jauh, tidak mengurungkan niat warga untuk memeriahkan tradisi itu.
"Ratusan warga kami meramaikan pawai obor ini meski diguyur gerimis. Untuk lebih memeriahkan kegiatan ini warga membawa ornamen khas Betawi, Kembang Mayang," ujarnya, Sabtu, 9 Maret 2024.
Hendra menuturkan, selain menjaga kerukunan dan silaturahmi antarsesama umat Muslim. Kegiatan tersebut juga diharapkan bisa saling menjaga antarumat beragama di daerah perbatasan Tangerang-Jakarta.
"(Pawai obor) ini merupakan tradisi kita. Selain menyambut Ramadan, kita juga memeriahkan saat Tahun Baru Islam. Ini salah satu tradisi yang harus dilestarikan ditengah gempuran gadget," jelasnya.
Sementara, salah satu warga Meruya Selatan, Sigit Noegroho menuturkan, dirinya sangat senang tradisi pawai obor ini kembali diadakan. Pasalnya, dirinya bersama warga lainnya telah menunggu momen ini.
"Meski kita tahu bentuk kegiatan apapun saat pandemi covid-19 dilarang, saatnya tahun ini kita menggelar dengan meriah. Saya bersama warga lainnya sangat bahagia, ini merupakan momen terindah sebelum memasuki Ramadan," kata Sigit.
Tangerang: Jelang
Ramadan, ratusan warga di daerah perbatasan Tangerang-Jakarta, mengikuti tradisi pawai obor. Ratusan warga mulai dari anak-anak hingga lansia tumpah ruah menyusuri jalan perkampungan serta perumahan dengan jarak tempuh dua kilometer.
Ketua Karang Taruna Perumahan Unilever Meruya Selatan, Hendra Ade Kurniawan mengatakan, meski melalui jalan sempit dan menempuh jalan yang cukup jauh, tidak mengurungkan niat warga untuk memeriahkan tradisi itu.
"Ratusan warga kami meramaikan
pawai obor ini meski diguyur gerimis. Untuk lebih memeriahkan kegiatan ini warga membawa ornamen khas Betawi, Kembang Mayang," ujarnya, Sabtu, 9 Maret 2024.
Hendra menuturkan, selain menjaga kerukunan dan silaturahmi antarsesama umat Muslim. Kegiatan tersebut juga diharapkan bisa saling menjaga antarumat beragama di daerah perbatasan Tangerang-Jakarta.
"(Pawai obor) ini merupakan tradisi kita. Selain menyambut Ramadan, kita juga memeriahkan saat Tahun Baru Islam. Ini salah satu tradisi yang harus dilestarikan ditengah gempuran gadget," jelasnya.
Sementara, salah satu warga Meruya Selatan, Sigit Noegroho menuturkan, dirinya sangat senang tradisi pawai obor ini kembali diadakan. Pasalnya, dirinya bersama warga lainnya telah menunggu momen ini.
"Meski kita tahu bentuk kegiatan apapun saat pandemi covid-19 dilarang, saatnya tahun ini kita menggelar dengan meriah. Saya bersama warga lainnya sangat bahagia, ini merupakan momen terindah sebelum memasuki Ramadan," kata Sigit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)