Ternate: Polres Ternate memeriksa empat polisi yang ditugaskan mengamakan aksi di DPRD Kota Ternate. Pemeriksaan terkait adanya mahasiswa yang terkena selongsong gas air mata dan mengalami pendarahan di mata.
"Kami seriusi pemeriksaan terhadap anggota saat unjuk rasa. Korban yang mengalami luka-luka menjadi tanggung jawab kepolisian untuk memberikan pengobatan hingga sembuh," ujar Kapolres Ternate AKBP Azhari Juanda kepada wartawan di Ternate, Jumat, 27 September 2019.
Juanda menerangkan pemeriksaan anggotanya berdasarkan barang bukti yang diserahkan mahasiswa. Yakni tiga selongsong gas air mata.
"Sejumlah mahasiswa juga diperiksa untuk mengetahui peristiwa saat mengamankan aksi," ujarnya.
Dia mengungkap korban adalah mahasiswa IAIN Ternate, Sugianto, mengalami pendarahan di mata kiri. Sugianto dirujuk ke Makassar untuk penanganan medis.
Melansir Antara, aksi mahasiswa di DPRD Kota Ternate pada Rabu, 25 September 2019, mulanya berjalan mulus. Namun sempat terjadi baku lempar karena kendaraan meriam air (water canon) Sahabara Polres Ternate memaksa masuk ke arah mahasiswa. Kapolres Ternate telah mengintruksikan water canon tidak maju ke arah mahasiswa.
Koordinator aksi, Bahrun Mustafa, meminta pihak DPRD Kota Ternate melakukan hearing secara terbuka dengan massa aksi. Permintaan direspon Ketua DPRD Kota Ternate, Muhajirin Bailusy, dengan menerima seluruh tuntutan massa.
Ternate: Polres Ternate memeriksa empat polisi yang ditugaskan mengamakan aksi di DPRD Kota Ternate. Pemeriksaan terkait adanya mahasiswa yang terkena selongsong gas air mata dan mengalami pendarahan di mata.
"Kami seriusi pemeriksaan terhadap anggota saat unjuk rasa. Korban yang mengalami luka-luka menjadi tanggung jawab kepolisian untuk memberikan pengobatan hingga sembuh," ujar Kapolres Ternate AKBP Azhari Juanda kepada wartawan di Ternate, Jumat, 27 September 2019.
Juanda menerangkan pemeriksaan anggotanya berdasarkan barang bukti yang diserahkan mahasiswa. Yakni tiga selongsong gas air mata.
"Sejumlah mahasiswa juga diperiksa untuk mengetahui peristiwa saat mengamankan aksi," ujarnya.
Dia mengungkap korban adalah mahasiswa IAIN Ternate, Sugianto, mengalami pendarahan di mata kiri. Sugianto dirujuk ke Makassar untuk penanganan medis.
Melansir
Antara, aksi mahasiswa di DPRD Kota Ternate pada Rabu, 25 September 2019, mulanya berjalan mulus. Namun sempat terjadi baku lempar karena kendaraan meriam air (
water canon) Sahabara Polres Ternate memaksa masuk ke arah mahasiswa. Kapolres Ternate telah mengintruksikan
water canon tidak maju ke arah mahasiswa.
Koordinator aksi, Bahrun Mustafa, meminta pihak DPRD Kota Ternate melakukan
hearing secara terbuka dengan massa aksi. Permintaan direspon Ketua DPRD Kota Ternate, Muhajirin Bailusy, dengan menerima seluruh tuntutan massa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)