Sleman: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X prihatin kasus klithih kembali marak di wilayahnya. Sri Sultan menegaskan orang tua memiliki peran penting untuk mencegah terjadinya klithih.
"Kalau anak diperhatikan. Mainnya dengan siapa. Malam keluar ada kegiatan apa, bisa tahu (apakah melakukan klitih)," tegas Sultan usai menjadi pembicara dalam Suluh Kebangsaan di kampus UII Sleman Yogyakarta, Selasa, 14 Januari 2020.
Dia mengatakan para orang tua sibuk bekerja sehingga tidak sempat mengawasi anak-anak. Sementara sang anak kurang arahan untuk melampiaskan energinya, berimbas melakukan hal negatif.
"Kekerasan itu kan karena pelarian," ucapnya.
Sultan melanjutkan diperlukan pendekatan budaya melalui dialog dengan orang tua dan guru. Melalui dialog bisa dicari akar penyebab permasalahan klithih. Kemudian muncul solusi bersama antara orang tua, pemerintah dan masyarakat dalam pencegahan klithih.
Senada Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto mendorong orang tua untuk memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anak. Orang tua diminta mendorong anak mengembangkan bakat dan keterampilan pada bidang seni dan budaya.
"Tokoh masyarakat diminta berperan mendidik nilai budi pekerti. Pondasi pendidikan dan perhatian yang baik ini diharapkan menjadikan anak memiliki watak berbudi pekerti luhur dan cerdas,"pungkasnya.
Klithih kerap dilakukan oleh pelajar secara bergerombol. Para pelaku beraksi malam hari kemudian mengincar target secara acak dan mendadak.
Sleman: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X prihatin kasus
klithih kembali marak di wilayahnya. Sri Sultan menegaskan orang tua memiliki peran penting untuk mencegah terjadinya
klithih.
"Kalau anak diperhatikan. Mainnya dengan siapa. Malam keluar ada kegiatan apa, bisa tahu (apakah melakukan klitih)," tegas Sultan usai menjadi pembicara dalam Suluh Kebangsaan di kampus UII Sleman Yogyakarta, Selasa, 14 Januari 2020.
Dia mengatakan para orang tua sibuk bekerja sehingga tidak sempat mengawasi anak-anak. Sementara sang anak kurang arahan untuk melampiaskan energinya, berimbas melakukan hal negatif.
"Kekerasan itu kan karena pelarian," ucapnya.
Sultan melanjutkan diperlukan pendekatan budaya melalui dialog dengan orang tua dan guru. Melalui dialog bisa dicari akar penyebab permasalahan
klithih. Kemudian muncul solusi bersama antara orang tua, pemerintah dan masyarakat dalam pencegahan
klithih.
Senada Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto mendorong orang tua untuk memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anak. Orang tua diminta mendorong anak mengembangkan bakat dan keterampilan pada bidang seni dan budaya.
"Tokoh masyarakat diminta berperan mendidik nilai budi pekerti. Pondasi pendidikan dan perhatian yang baik ini diharapkan menjadikan anak memiliki watak berbudi pekerti luhur dan cerdas,"pungkasnya.
Klithih kerap dilakukan oleh pelajar secara bergerombol. Para pelaku beraksi malam hari kemudian mengincar target secara acak dan mendadak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)