ilustrasi/Medcom.id
ilustrasi/Medcom.id

Ribuan Keluarga di Belitung Rentan Alami Stunting

Antara • 02 Februari 2023 14:08
Belitung: Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPPKBPMD) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat sebanyak 5.948 keluarga di daerah itu berisiko mengalami stunting.
 
"Berdasarkan data lokus penangan stunting di Belitung tahun 2023, tercatat 5.948 keluarga berisiko mengalami stunting," kata Kepala DPPKBPMD, Salman Alfarisi di Tanjung Pandan, Kamis, 2 Februari 2023.
 
Menurut dia, 5.948 keluarga tersebut berasal dari delapan desa dan satu kelurahan yang menjadi lokus prioritas penanganan stunting tahun ini. Ia menyebutkan ada sejumlah desa dan satu kelurahan yang menjadI prioritas penanganan stunting.

Desa itu ialah Desa Sungai Padang dengan 406 keluarga, Desa Air Seruk 803 keluarga, Desa Selumar 456 keluarga, Desa Keciput 408 keluarga, Desa Pelepak Puteh 319 keluarga, dan Desa Tanjung Binga 846 keluarga.
 
Selanjutnya, Desa Badau dengan 517 keluarga, Desa Kacang Butor 397 keluarga, Desa Ibul 242 keluarga, Desa Suak Gual142 keluarga, dan Desa Petaling121 keluarga. Sedangkan satu kelurahan yang dimaksud ialah Kelurahan Pangkallalang dengan 1.297 keluarga.
 
"Desa dan kelurahan tersebut menjadi lokus prioritas pencegahan dan penurunan stunting karena angka prevalensi stunting masih di atas 14 persen," ujar Salman.
 
Baca: Ahli Gizi Hingga Kader Kesehatan Dilibatkan untuk Tekan Angka Stunting di Jateng

Salman menjelaskan untuk kelurahan Pangkallalang memang angka prevalensi stunting hanya 4,76 persen.
 
"Namun tetap kami masukkan dalam lokus prioritas penanganan stunting karena jumlah keluarga berisiko stunting di kelurahan tersebut cukup tinggi mencapai 1.297 keluarga berisiko," ucap dia.
 
Salman mengatakan jumlah desa stunting di Belitung tahun 2022 mengalami penurunan dari 18 desa menjadi 11 desa. Namun, angka stunting di daerah itu pada tahun 2022 memiliki hasil berbeda karena metode pendataan yang berbeda pula.
 
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Belitung tahun 2022 sebesar 19,8 persen naik dari tahun sebelumnya 13,6 persen. Namun, menurut data Elektronik Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-Ppgbm) angka stunting di Belitung berkisar sekitar tujuh sampai delapan persen.
 
"Sehingga kami beranggapan bahwa data yang valid adalah menurut e-Ppgbm karena setiap bulan dicatat dan didata oleh aparatur kesehatan secara langsung," ujar Salman.
 
Menurut Salman, stunting bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti pola asuh dan asupan gizi yang salah.
 
"Sehingga kami ingatkan kepada para pasangan orang tua ketika anak lahir terutama di 1.000 hari pertama atau dua tahun asupan gizi harus benar-benar dijaga," tutur Salman.
 
Ia optimistis angka stunting di daerah itu bisa turun di bawah 14 persen sesuai target nasional angka stunting pada 2024. "Kami terus berupaya untuk menurunkan angka stunting sesuai dengan target angka stunting nasional pada 2024," ujarnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan