Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo di Jalan Dr. Djunjunan, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Senin, 5 Agustus 2022.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo di Jalan Dr. Djunjunan, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Senin, 5 Agustus 2022.

Harga Lebih Murah, Disperindag Jabar Awasi Penjualan BBM di SPBU Vivo

Roni Kurniawan • 05 September 2022 21:00
Bandung: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat akan mengawasi penjualan bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Vivo Energy Indonesia. Pasalnya, SPBU Vivo menurunkan harga penjualan bertolak belakang dengan penaikan BBM di SPBU Pertamina.
 
Harga BBM di SPBU Vivo mengalami penurunan yakni untuk BBM jenis Revvo 89 yang sebelumnya dibanderol Rp9.290 per liter, turun menjadi Rp8.900 per liter. BBM Revvo 92 yang sebelumnya dihargai Rp17.250 per liter menjadi Rp15.400 per liter. Sedangkan, BBM Revvo 95 menjadi Rp16.100 dari sebelumnya Rp18.250.
 
Penurunan harga tersebut pun menjadi magnet masyarakat untuk beralih ke SPBU Vivo, salah satunya di Kota Bandung. Bahkan dalam hitungan beberapa jam, BBM jenis Revvo 89 ludes diserbu para pengendara baik roda dua maupun roda empat di SPBU Vivo Jalan Dr Djunjunan (Pasteur) pada Senin, 5 September 2022.

Kepala Disperindag Jabar, Iendra Sofyan mengatakan, pihaknya akan melakukan pengawasan ke seluruh SPBU yang ada di Jabar terutama Vivo. Ia mengaku, ingin memastikan penjualan BBM di SPBU Vivo telah sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Mineral.
 
Baca: BBM Naik, Pemkot Solo Pastikan Harga Kebutuhan Pokok Aman

"Seperti halnya kemarin ada perihal Vivo yang menjual lebih murah, kita harus cek, kok bisa. Sebetulnya secara perdagangan energi dan mineral boleh-boleh saja karena kan sekarang ada shell atau apa, tapi kita lihat, apakah oktannya di bawah atau segala macam, itu sah-sah saja," ujar Iendra saat ditemui di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin, 5 September 2022.
 
Ia mengaku, tingginya minat untuk mengisi BBM di SPBU Vivo merupakan pilihan masyarakat. Namun ia, lanjutnya, berharap masyarakat lebih cermat dalam menggunakan BBM termasuk dampaknya.
 
"Karena kan sekarang ada Shell atau apa. Tapi kita lihat, apakah oktannya di bawah atau segala macam, itu sah-sah saja. Apakah mau merusak mesin, merusak lingkungan, silahkan masyarakat memilih," beber Iendra.
 
Sementara itu diakui Iendra, pengawasan tersebut pun guna memastikan distribusi penjualan BBM untuk mengantisipasi adanya oplosan. Ia tak ingin, jika momen kenaikan tiga jenis BBM Petamina tersebut dimanfaatkan oleh segelintir orang sehingga dapat menyusahkan masyarakat.
 
"Kami dari Indag mengecek ke pom bensin (SPBU), atau ada yang oplosan misalnya. Itu kita awasi jangan sampai nanti ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk mencari untung," ungkapnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan