Bandung: Provinsi Jawa Barat masih menjadi salah satu daerah dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia dengan jumlah 218.286 balita atau 24,50 persen berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021. Bahkan Pemprov Jabar mengucurkan anggaran lebih dari Rp200 miliar untuk mengatasi kasus stunting.
Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Teguh Setyabudi, mengatakan Jabar menjadi daerah yang mengalokasikan anggaran paling besar dibandingkan daerah lain untuk penanganan kasus stunting.
"Sesuai yang dikeluarkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan sebagaimana amanat pada Perpres 72 tahun 2021. Jawa Barat mampu menganggarkan dana sebesar Rp293.830.368,345," kata Teguh dalam acara Stunting Summit 2022 di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu, 14 Desember 2022.
Teguh menuturkan peran seluruh lapisan mulai dari kepala daerah hingga tingkat RT memiliki tugas masing-masing untuk gencar memberikan edukasi kepada masyarakat. Terlebih Jabar yang merupakan provinsi paling padat se-Indonesia, memiliki tugas berat untuk menuntaskan kasua stunting.
"Masa periode 1.000 hari pertama kehidupan juga sebagai windows atau periode emas alias golden untuk memberikan nutrisi dan perawatan yang tepat pada 1.000 hari pertama akan membantu si kecil tumbuh sehat tetapi juga mendukung kemampuan belajar dan bertumbuh kembang secara optimal," jelas Teguh.
Sementara Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengatakan optimis kasus stunting pada 2022 ini akan mengalami penurunan setelah dilakukan berbagai upaya dengan anggaran lebih dari Rp200 miliar tersebut. Ridwan Kamil pun optimis jika angka stunting di Jabar menurun akan berdampak pada angka secara nasional.
"Mungkin nanti awal Januari pak menteri (kesehatan) akan merilis stunting Jawa Barat dari 24 persen turun keberapa. Feeling saya sih turun karena kerja-kerjanya saya rasa luar biasa dari provinsi sampai kepala daerah, sehingga Insya Allah Jawa Barat membaik. Dan itu tujuan istimewa kita," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Bandung: Provinsi
Jawa Barat masih menjadi salah satu daerah dengan
kasus stunting tertinggi di Indonesia dengan jumlah 218.286 balita atau 24,50 persen berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021. Bahkan Pemprov Jabar mengucurkan anggaran lebih dari Rp200 miliar untuk mengatasi
kasus stunting.
Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Teguh Setyabudi, mengatakan Jabar menjadi daerah yang mengalokasikan anggaran paling besar dibandingkan daerah lain untuk penanganan kasus stunting.
"Sesuai yang dikeluarkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan sebagaimana amanat pada Perpres 72 tahun 2021. Jawa Barat mampu menganggarkan dana sebesar Rp293.830.368,345," kata Teguh dalam acara Stunting Summit 2022 di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu, 14 Desember 2022.
Teguh menuturkan peran seluruh lapisan mulai dari kepala daerah hingga tingkat RT memiliki tugas masing-masing untuk gencar memberikan edukasi kepada masyarakat. Terlebih Jabar yang merupakan provinsi paling padat se-Indonesia, memiliki tugas berat untuk menuntaskan kasua stunting.
"Masa periode 1.000 hari pertama kehidupan juga sebagai windows atau periode emas alias golden untuk memberikan nutrisi dan perawatan yang tepat pada 1.000 hari pertama akan membantu si kecil tumbuh sehat tetapi juga mendukung kemampuan belajar dan bertumbuh kembang secara optimal," jelas Teguh.
Sementara Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengatakan optimis kasus stunting pada 2022 ini akan mengalami penurunan setelah dilakukan berbagai upaya dengan anggaran lebih dari Rp200 miliar tersebut. Ridwan Kamil pun optimis jika angka stunting di Jabar menurun akan berdampak pada angka secara nasional.
"Mungkin nanti awal Januari pak menteri (kesehatan) akan merilis stunting Jawa Barat dari 24 persen turun keberapa. Feeling saya sih turun karena kerja-kerjanya saya rasa luar biasa dari provinsi sampai kepala daerah, sehingga Insya Allah Jawa Barat membaik. Dan itu tujuan istimewa kita," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)