Cianjur: Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tak terima wilayahnya dilabeli Kota Jablay, kota yang identik dengan dunia esek-esek. Reaksi keras pun disampaikan Bupati Cianjur Herman Suherman terhadap stigma negatif tersebut.
"Ada yang menyatakan Cianjur adalah kota jablay. Saya enggak terima sebagai Bupati Cianjur. Kita terus ulama dan umaro berjuang terus," tegas Herman ditemui di komplek Pendopo Cianjur, Rabu, 14 Desember 2022.
Ia juga tak terima kalau Cianjur dianggap dipenuhi kalangan homoseksual. Herman bakal menindak tegas ASN yang terang-terangan memunculkan identitasnya sebagai homoseksual.
"Dan saya upayanya kemarin ada gay di kalangan ASN, saya mutasikan yang jauh. Kalau ada di instansi ada yang gay, saya akan pindahkan. Untuk apa? Untuk jangan sampai melakukan itu lagi," ujarnya.
Herman sudah memerintahkan Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Cianjur mencari aturan sanksi kepegawaian bagi kalangan ASN yang menjadi homoseksual. Pasalnya, tak menutup kemungkinan di kalangan ASN di lingkungan Pemkab Cianjur ada yang mengalami kelainan seksual tersebut.
"Saya perintahkan ke BKD (BKPSDM) untuk cari aturan yang ASN melakukan gay ya, laki-laki dengan laki-laki, itu akan saya tindak sesuai peraturan perundang-undangan," katanya.
Penegasan sanksi, lanjut Herman, akan dimulai dari kalangan ASN terlebih dulu. Ke depan akan dipikirkan melakukan hal serupa terhadap masyarakat umum yang kedapatan menjadi homoseksual.
"Kita terus lakukan berbagai upaya agar Cianjur itu benar-benar kota santri. Gudangnya ulama," sebutnya.
Sejauh ini, tak sedikit masyarakat yang mengenal tempat lokalisasi bernama Gadog di Kabupaten Cianjur. Lokalisasi itu berada di Desa Gadog, Kecamatan Cipanas.
"Sekarang Cianjur semakin baik. Lihat ke Gadog. Gadog sudah bagus. Di kuburan Cina (pemakaman nonmuslim di Jalan Perintis Kemerdekaan) katanya ribuan, cek ke sana atuh, ada ribuan enggak? Ribuan itu banyak atuh," tegasnya.
Herman menyebut tempat lain yang sekarang mesti diwaspadai dijadikan tempat transaksi seksual adalah indekos. Transaksinya diduga dilakukan secara online.
"Sedih saya mendengar seperti itu. Saya sekarang sedang mengkaji dengan bagian hukum teknisnya bagaimana. Contohnya saja kawin kontrak. Ini kan terjadi di Kabupaten Cianjur. Makanya kita membuat peraturan bupati (larangan kawin kontrak). Di tempat lain kan belum ada. Ini dalam rangka apa? Dalan rangka supaya Cianjur benar-benar menjadi kota santri," ucap Herman.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cianjur: Kabupaten Cianjur,
Jawa Barat, tak terima wilayahnya dilabeli Kota
Jablay, kota yang identik dengan dunia esek-esek. Reaksi keras pun disampaikan Bupati Cianjur Herman Suherman terhadap stigma negatif tersebut.
"Ada yang menyatakan Cianjur adalah kota
jablay. Saya enggak terima sebagai Bupati Cianjur. Kita terus ulama dan umaro berjuang terus," tegas Herman ditemui di komplek Pendopo Cianjur, Rabu, 14 Desember 2022.
Ia juga tak terima kalau Cianjur dianggap dipenuhi kalangan
homoseksual. Herman bakal menindak tegas ASN yang terang-terangan memunculkan identitasnya sebagai homoseksual.
"Dan saya upayanya kemarin ada gay di kalangan ASN, saya mutasikan yang jauh. Kalau ada di instansi ada yang gay, saya akan pindahkan. Untuk apa? Untuk jangan sampai melakukan itu lagi," ujarnya.
Herman sudah memerintahkan Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Cianjur mencari aturan sanksi kepegawaian bagi kalangan ASN yang menjadi homoseksual. Pasalnya, tak menutup kemungkinan di kalangan ASN di lingkungan Pemkab Cianjur ada yang mengalami kelainan seksual tersebut.
"Saya perintahkan ke BKD (BKPSDM) untuk cari aturan yang ASN melakukan gay ya, laki-laki dengan laki-laki, itu akan saya tindak sesuai peraturan perundang-undangan," katanya.
Penegasan sanksi, lanjut Herman, akan dimulai dari kalangan ASN terlebih dulu. Ke depan akan dipikirkan melakukan hal serupa terhadap masyarakat umum yang kedapatan menjadi homoseksual.
"Kita terus lakukan berbagai upaya agar Cianjur itu benar-benar kota santri. Gudangnya ulama," sebutnya.
Sejauh ini, tak sedikit masyarakat yang mengenal tempat lokalisasi bernama Gadog di Kabupaten Cianjur. Lokalisasi itu berada di Desa Gadog, Kecamatan Cipanas.
"Sekarang Cianjur semakin baik. Lihat ke Gadog. Gadog sudah bagus. Di kuburan Cina (pemakaman nonmuslim di Jalan Perintis Kemerdekaan) katanya ribuan, cek ke sana atuh, ada ribuan enggak? Ribuan itu banyak atuh," tegasnya.
Herman menyebut tempat lain yang sekarang mesti diwaspadai dijadikan tempat transaksi seksual adalah indekos. Transaksinya diduga dilakukan secara
online.
"Sedih saya mendengar seperti itu. Saya sekarang sedang mengkaji dengan bagian hukum teknisnya bagaimana. Contohnya saja kawin kontrak. Ini kan terjadi di Kabupaten Cianjur. Makanya kita membuat peraturan bupati (larangan kawin kontrak). Di tempat lain kan belum ada. Ini dalam rangka apa? Dalan rangka supaya Cianjur benar-benar menjadi kota santri," ucap Herman.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)