Malang: MW, 8, korban perundungan dan pengeroyokan asal Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, disebut mengalami pendarahan di otak. Hingga kini, polisi masih menunggu keterangan resmi dari dokter terkait informasi tersebut.
"Kalau terkait trauma, mungkin nanti dari dokter yang bisa menjelaskan. Karena waktu kami mengunjungi korban bersama Kapolres, dokter juga belum bisa memberikan statemen. Karena memang pada saat itu sedang dilakukan upaya pemulihan serta observasi," kata Kasat Reskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizki Saputro, Kamis 1 Desember 2022.
Selain itu, polisi masih menunggu hasil visum terkait kekerasan yang dialami oleh korban. Sejauh ini, polisi masih terus berkoordinasi dengan tim dokter.
"Itu nanti dari hasil visum itu, dokter yang menangani itu yang memberikan kesaksian untuk kami. Untuk dokter belum kita mintai keterangan, tapi yang jelas, ke depan kita akan lakukan pemeriksaan terhadap dokter," imbuhnya.
Di sisi lain, Wahyu mengimbau kepada seluruh orang tua dan guru di Kabupaten Malang untuk betul-betul mengawasi anak-anak di bawah umur. Hal itu agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
"Karena banyak kemungkinan kejadian seperti ini yang tidak dapat diawasi secara langsung oleh orang tua. Nah kami juga memohon kepada pihak sekolah untuk membantu mengawasi agar kejadian serupa tidak terjadi kembali," tegasnya.
Sebelumnya, seorang bocah kelas 2 SD di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dilaporkan mengalami koma usai dikeroyok kakak kelasnya. Peristiwa ini viral di media sosial Instagram.
Awalnya peristiwa ini diunggah oleh akun @infomalangan, pada Rabu 23 November 2022. Dalam unggahan itu terdapat sebuah video yang memperlihatkan seorang bocah yang tengah dipasangi alat bantuan pernafasan.
Bocah itu terlihat lemas dan dalam kondisi sakit. Nampak juga terlihat perekam video itu tengah memegang dan mengelus-elus tangan bocah yang tertidur di sebuah ranjang tersebut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Malang: MW, 8, korban
perundungan dan pengeroyokan asal Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, disebut mengalami pendarahan di otak. Hingga kini, polisi masih menunggu keterangan resmi dari dokter terkait informasi tersebut.
"Kalau terkait trauma, mungkin nanti dari dokter yang bisa menjelaskan. Karena waktu kami mengunjungi korban bersama Kapolres, dokter juga belum bisa memberikan statemen. Karena memang pada saat itu sedang dilakukan upaya pemulihan serta observasi," kata Kasat Reskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizki Saputro, Kamis 1 Desember 2022.
Selain itu, polisi masih menunggu hasil visum terkait
kekerasan yang dialami oleh korban. Sejauh ini, polisi masih terus berkoordinasi dengan tim dokter.
"Itu nanti dari hasil visum itu, dokter yang menangani itu yang memberikan kesaksian untuk kami. Untuk dokter belum kita mintai keterangan, tapi yang jelas, ke depan kita akan lakukan pemeriksaan terhadap dokter," imbuhnya.
Di sisi lain, Wahyu mengimbau kepada seluruh orang tua dan guru di Kabupaten Malang untuk betul-betul mengawasi anak-anak di bawah umur. Hal itu agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
"Karena banyak kemungkinan kejadian seperti ini yang tidak dapat diawasi secara langsung oleh orang tua. Nah kami juga memohon kepada pihak sekolah untuk membantu mengawasi agar kejadian serupa tidak terjadi kembali," tegasnya.
Sebelumnya, seorang bocah kelas 2 SD di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dilaporkan mengalami koma usai
dikeroyok kakak kelasnya. Peristiwa ini viral di media sosial Instagram.
Awalnya peristiwa ini diunggah oleh akun @infomalangan, pada Rabu 23 November 2022. Dalam unggahan itu terdapat sebuah video yang memperlihatkan seorang bocah yang tengah dipasangi alat bantuan pernafasan.
Bocah itu terlihat lemas dan dalam kondisi sakit. Nampak juga terlihat perekam video itu tengah memegang dan mengelus-elus tangan bocah yang tertidur di sebuah ranjang tersebut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)