Semarang: Daerah di Jawa Tengah mulai melakukan siaga bencana menyusul terjadinya cuaca ekstrem. Ancaman bencana hidrometeorologi dinilai masih cukup tinggi sehingga masyarakat diminta waspada.
Selain hujan lebat disertai angin kencang setiap hari terjadi hingga ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir, dan angin ribut yang cukup tinggi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang memperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, terjadi hampir di sebagian besar daerah di Jawa Tengah, bahkan juga disertai angin kencang dan petir hingga memunculkan ancaman bencana hidrometeorologi tersebut.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, diperkirakan terjadi di beberapa daerah yakni Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Ungaran, Temanggung, Kajen, Slawi, Magelang, Salatiga, Bumiayu, Majenang, dan Ambarawa.
"Waspadai bencana hidrometeorologi terutama di daerah pegunungan dan dataran tinggi terutama di daerah eks Karesidenan Pati," kata Prakirawan BMKG Ahmad Yani Semarang Arif, Rabu, 5 Oktober 2022.
Kewaspadaan dan kesiagaan juga telah dilakukan Pemkab Batang, bahkan dalam rangka tersebut telah menambah anggaran kebencanaan dari sebelumnya Rp1,2 miliar menjadi Rp1,46 miliar.
"Kita telah siaga semua, karena cuaca cukup ekstrem saat ini," ujar Pejabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki.
Hal serupa juga diungkapkan Bupati Kendal Dico M Ganinduto bahwa terjadinya cuaca ekstrem dengan intensitas hujan yang tinggi diminta kepada warga untuk waspada, apalagi di awal bulan lalu beberapa wilayah di Kendal juga sempat ditandai jatuhnya hujan es.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Winarsono juga meminta kewaspadaan tinggi kepada warga daerah ini, karena perubahan cuaca terjadi saat ini menjadi ancaman serius munculnya bencana.
"Jangan tidur sore-sore, warga harus waspada karena kondisi cuaca cukup buruk," tambahnya.
Sementara itu BPBD Jawa Tengah mencatat selama tahun 2022 ini telah terjadi 1.723 bencana di provinsi ini yang didominasi bencana longsor 676 kejadian, angin kencang 545 kejadian, kebakaran 250 kejadian dan banjir 223 kejadian.
Kepala Bidang Kedaruratan Bencana BPBD Jateng Dikki Ruli mengatakan selain bencana tersebut, juga terjadi bencana lain seperti gelombang tinggi, gunung meletus dan kekeringan.
"Bencana longsor kerap terjadi di daerah pegunungan dengan morfologi tanah yang curam di Banjarnegara, Wonosobo, Cilacap, Banyumas, Batang dan Pekalongan," imbuhnya.
Semarang: Daerah di Jawa Tengah mulai melakukan siaga bencana menyusul terjadinya cuaca ekstrem. Ancaman
bencana hidrometeorologi dinilai masih cukup tinggi sehingga masyarakat diminta waspada.
Selain hujan lebat disertai angin kencang setiap hari terjadi hingga ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir, dan angin ribut yang cukup tinggi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang memperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, terjadi hampir di sebagian besar daerah di Jawa Tengah, bahkan juga disertai angin kencang dan petir hingga memunculkan ancaman bencana hidrometeorologi tersebut.
Hujan dengan
intensitas sedang hingga lebat, diperkirakan terjadi di beberapa daerah yakni Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Ungaran, Temanggung, Kajen, Slawi, Magelang, Salatiga, Bumiayu, Majenang, dan Ambarawa.
"Waspadai bencana hidrometeorologi terutama di daerah pegunungan dan dataran tinggi terutama di daerah eks Karesidenan Pati," kata Prakirawan BMKG Ahmad Yani Semarang Arif, Rabu, 5 Oktober 2022.
Kewaspadaan dan kesiagaan juga telah dilakukan Pemkab Batang, bahkan dalam rangka tersebut telah menambah anggaran kebencanaan dari sebelumnya Rp1,2 miliar menjadi Rp1,46 miliar.
"Kita telah siaga semua, karena cuaca cukup ekstrem saat ini," ujar Pejabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki.
Hal serupa juga diungkapkan Bupati Kendal Dico M Ganinduto bahwa terjadinya cuaca ekstrem dengan intensitas hujan yang tinggi diminta kepada warga untuk waspada, apalagi di awal bulan lalu beberapa wilayah di Kendal juga sempat ditandai jatuhnya hujan es.
Sekretaris
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Winarsono juga meminta kewaspadaan tinggi kepada warga daerah ini, karena perubahan cuaca terjadi saat ini menjadi ancaman serius munculnya bencana.
"Jangan tidur sore-sore, warga harus waspada karena kondisi cuaca cukup buruk," tambahnya.
Sementara itu BPBD Jawa Tengah mencatat selama tahun 2022 ini telah terjadi 1.723 bencana di provinsi ini yang didominasi bencana longsor 676 kejadian, angin kencang 545 kejadian, kebakaran 250 kejadian dan banjir 223 kejadian.
Kepala Bidang Kedaruratan Bencana BPBD Jateng Dikki Ruli mengatakan selain bencana tersebut, juga terjadi bencana lain seperti gelombang tinggi, gunung meletus dan kekeringan.
"Bencana longsor kerap terjadi di daerah pegunungan dengan morfologi tanah yang curam di Banjarnegara, Wonosobo, Cilacap, Banyumas, Batang dan Pekalongan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)