Ini waktu yang tepat untuk mengganti kasur Anda. (Foto: Pexels.com)
Ini waktu yang tepat untuk mengganti kasur Anda. (Foto: Pexels.com)

Unik, Tradisi Warga Dusun Kasuran di Sleman Dilarang Tidur di Atas Kasur

Inibaru • 28 Maret 2022 07:59
Sleman: Sekilas, nama Dukuh Kasuran di Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terlihat normal sebagaimana desa pada umumnya. Namun, ada yang unik, yakni adanya tradisi warga dilarang tidur di atas kasur.
 
Pantangan tidur di kasur ini sudah berlangsung ratusan tahun. Meski terkesan tidak nyaman, warga Dukuh Kasuran tetap menerapkannya. Jika melanggar, ada kekhawatiran bisa menyebabkan datangnya musibah, penyakit, atau hal-hal yang di luar nalar.
 
Larangan ini bermula dari adanya mitos Kiai Kasur dan Nyai Kasur yang hidup di zaman Perang Diponegoro, dahulu. Pasangan suami istri ini ternyata berselisih paham soal apakah harus ikut berjuang melawan penjajah atau tinggal di rumah.

Kiai Kasur tergerak hatinya untuk ikut perjuangan Pangeran Diponegoro. Tapi, Nyai Kasur, menolaknya. Pada akhirnya, pasangan ini pun berpisah karena tidak ada satu pun yang mau mengalah. Sebelum berpisah, pasangan yang dikenal cukup berpengaruh di wilayahnya ini kemudian membuat perjanjian.
 
Baca: Mengenal Kuramasan Ritual Mandi Bersama Jelang Ramadan di Kampung Adat Miduana Cianjur
 
Isinya, warga Dukuh Kasuran tidak boleh lagi tidur di atas kasur. Keduanya bahkan bermusuhan usai perang. Kiai Kasur memilih tinggal di Kasuran Wetan, sementara Nyai Kasur berada di Kasuran Kulon. Gara-gara hal ini juga, ada pantangan di antara kedua warga wilayah ini untuk menikah atau besanan.
 
Orang yang melanggar pantangan ini di Dukuh Kasuran mengalami hal aneh. Hal ini diceritakan oleh Kadus Kasuran Wetan Noor Sidiq.
 
“Dulu tahun 1972 pernah terjadi peristiwa aneh. Ada seorang warga pendatang yang bertugas di KUA pindah ke sini dan menyewa sebuah rumah. Dia tidur menggunakan kasur, dan setiap Jumat, di atas kasur miiknya dijumpai seekor ular melingkar,” ceritanya.
 
Lantas, apakah warga tidur di atas lantai atau hanya tikar saja? Noor Sidiq menjelaskan kalau 90 persen warga Dukuh Kasuran Wetan tidur dengan memakai spon. Spon dianggap berbeda dengan kasur karena lebih tipis namun bisa memberikan kenyamanan dibandingkan dengan tidur di atas tikar.
 
“Ada 985 warga dengan jumlah KK sebanyak 348 di sini. Sekarang 90 persennya sudah tidur menggunakan spon,” jelasnya.
 
Sebaliknya, dari 608 warga di Dukuh Kasuran Kulon, 90 persen di antaranya masih setia dengan tradisi dan tidur di atas tikar.
 
Untungnya, saat ini tradisi ini lebih fleksibel. Kalau ada warga yang perlu tidur di atas kasur karena kondisi tertentu, diizinkan. Tapi, warga bakal melakukan ruwatan bersama-sama terlebih dahulu.
 
“Tapi, karena banyak warga yang ingin mengikuti tradisi tidur tanpa kasur, jadi ruwatan ini tidak pernah dilakukan,” ujar Noor Sidiq.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan