Lebak: Stok bahan pokok di posko pengungsian bencana alam tanah bergerak di Kabupaten Lebak, Banten, menipis. Pengungsi memerlukan tambahan bahan pangan.
"Persediaan pangan untuk konsumsi warga yang tinggal di tenda pengungsian hanya cukup tiga hari ke depan," kata Wakil Ketua Penasehat Taruna Siaga Bencana (Tagana) Enang Hidayat saat meninjau dapur umum di lokasi pengungsian, Minggu, 6 Maret 2022.
Masyarakat yang terdampak di Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan bahan pokok. Relawan Tagana yang bertugas di dapur umum kini kesulitan untuk memasak imbas bahan pangan menipis dan banyaknya tabung gas 3 kilogram yang kosong.
Para relawan mengaku kekurangan dana untuk membeli sayuran, telur, tempe, ikan, dan kebutuhan lainnya. Pihaknya harus menyediakan 500 bungkus makanan siap santap per hari.
Baca: 1.765 Rumah Terverifikasi Tingkat Kerusakan Pascagempa Sumbar
Kepala Desa Curugpanjang Yadi mengakui stok bahan pokok dari berbagai bantuan sudah menipis. Pihaknya berharap bantuan kembali didistribusikan oleh pemerintah daerah dan pemerintah provinsi.
"Kami berharap bantuan logistik itu dapat segera direalisasikan untuk membantu warga yang tinggal di tenda pengungsian, " kata Yadi.
Sementara itu, sejumlah pengungsi mengaku bahwa mereka mengonsumsi bantuan makanan seadanya. Meski hanya dengan lauk telur.
"Kami sudah 14 hari tinggal di tenda pengungsian masih dipasok dari dapur umum relawan Tagana," kata seorang pengungsi, Ipah.
Lebak: Stok bahan pokok di posko pengungsian
bencana alam tanah bergerak di Kabupaten Lebak, Banten, menipis. Pengungsi memerlukan tambahan bahan pangan.
"Persediaan pangan untuk konsumsi warga yang tinggal di tenda pengungsian hanya cukup tiga hari ke depan," kata Wakil Ketua Penasehat Taruna Siaga Bencana (Tagana) Enang Hidayat saat meninjau dapur umum di lokasi pengungsian, Minggu, 6 Maret 2022.
Masyarakat yang terdampak di Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan bahan pokok. Relawan Tagana yang bertugas di dapur umum kini kesulitan untuk memasak imbas bahan pangan menipis dan banyaknya tabung gas 3 kilogram yang kosong.
Para relawan mengaku kekurangan dana untuk membeli sayuran, telur, tempe, ikan, dan kebutuhan lainnya. Pihaknya harus menyediakan 500 bungkus makanan siap santap per hari.
Baca:
1.765 Rumah Terverifikasi Tingkat Kerusakan Pascagempa Sumbar
Kepala Desa Curugpanjang Yadi mengakui stok bahan pokok dari berbagai bantuan sudah menipis. Pihaknya berharap bantuan kembali didistribusikan oleh pemerintah daerah dan pemerintah provinsi.
"Kami berharap bantuan logistik itu dapat segera direalisasikan untuk membantu warga yang tinggal di tenda pengungsian, " kata Yadi.
Sementara itu, sejumlah pengungsi mengaku bahwa mereka mengonsumsi bantuan makanan seadanya. Meski hanya dengan lauk telur.
"Kami sudah 14 hari tinggal di tenda pengungsian masih dipasok dari dapur umum relawan Tagana," kata seorang pengungsi, Ipah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)