Sumedang: Masyarakat Sumedang, Jawa Barat diminta untuk meningkatkan pertanian kacang koro pedang agar mengurangi impor kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, dan produk turunan lainnya.
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki memastikan, ia sudah menyiapkan pembeli hasil pertanian kacang koro pedang di Sumedang. Hal ini dilakukan karena Sumedang memiliki lahan luas yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perkebunan kacang koro pedang sebagai alternatif kacang kedelai.
Teten Masduki sedang meninjau salah satu perkebunan kacang koro pedang di Desa Linggajaya, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Menurut Teten, impor kedelai Indonesia tahun ini mencapai 2,5 hingga 3 juta ton per tahun.
Jika produktivitas kacang koro pedang ditingkatkan, akan memiliki potensi mensubtitusi impor kacang kedelai. Sehingga, perlu lahan sekitar 200.000 sampai 250.000 hektar yang ditanami kacang koro pedang untuk mengganti impor satu juta ton kacang kedelai.
Melalui perhitungan dimana setiap hektarnya dapat menghasilkan panen sebanyak 5 ton, Teten juga menargetkan tahun ini akan tertanam kacang koro pedang di lahan seluas 100 hektar di Kabupaten Sumedang. Ia juga berharap dan terus akan ditingkatkan setiap tahunnya.
“Perkebunan ini berbasis pengelolaan oleh koperasi, sehingga petani yang menjadi anggota koperasi dan menanam kacang koro ini dibeli. Sehingga ada kepastian harga, penyerapan produk, dan petani bersemangat. Kami optimis dengan model bisnis yang diterapkan, produksi kacang koro pedang ini bisa sustain,” ujar Teten Masduki dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV pada Kamis, 27 Januari 2022.
Sementara itu Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir telah menyiapkan lahan sebanyak 100 hektar untuk ditanami kacang koro pedang. Lahan perkebunan ini diambil dari tanah khas desa, lahan perhutani, juga tanah negara yang HGU-nya sudah banyak yang habis dan terlantar.
Pemerintah juga akan menyiapkan koperasi di area perkebunan ini sebagai pembeli hasil kacang koro pedang. Sehingga petani memiliki kepastian pembeli dari hasil kebunnya. (Leres Anbara)
Sumedang: Masyarakat Sumedang, Jawa Barat diminta untuk meningkatkan pertanian kacang koro pedang agar mengurangi
impor kacang
kedelai sebagai bahan baku pembuatan
tempe, tahu, dan produk turunan lainnya.
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki memastikan, ia sudah menyiapkan pembeli hasil pertanian kacang koro pedang di Sumedang. Hal ini dilakukan karena Sumedang memiliki lahan luas yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perkebunan kacang koro pedang sebagai alternatif kacang kedelai.
Teten Masduki sedang meninjau salah satu perkebunan kacang koro pedang di Desa Linggajaya, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Menurut Teten, impor kedelai Indonesia tahun ini mencapai 2,5 hingga 3 juta ton per tahun.
Jika produktivitas kacang koro pedang ditingkatkan, akan memiliki potensi mensubtitusi impor kacang kedelai. Sehingga, perlu lahan sekitar 200.000 sampai 250.000 hektar yang ditanami kacang koro pedang untuk mengganti impor satu juta ton kacang kedelai.
Melalui perhitungan dimana setiap hektarnya dapat menghasilkan panen sebanyak 5 ton, Teten juga menargetkan tahun ini akan tertanam kacang koro pedang di lahan seluas 100 hektar di Kabupaten Sumedang. Ia juga berharap dan terus akan ditingkatkan setiap tahunnya.
“Perkebunan ini berbasis pengelolaan oleh koperasi, sehingga petani yang menjadi anggota koperasi dan menanam kacang koro ini dibeli. Sehingga ada kepastian harga, penyerapan produk, dan petani bersemangat. Kami optimis dengan model bisnis yang diterapkan, produksi kacang koro pedang ini bisa sustain,” ujar Teten Masduki dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV pada Kamis, 27 Januari 2022.
Sementara itu Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir telah menyiapkan lahan sebanyak 100 hektar untuk ditanami kacang koro pedang. Lahan perkebunan ini diambil dari tanah khas desa, lahan perhutani, juga tanah negara yang HGU-nya sudah banyak yang habis dan terlantar.
Pemerintah juga akan menyiapkan koperasi di area perkebunan ini sebagai pembeli hasil kacang koro pedang. Sehingga petani memiliki kepastian pembeli dari hasil kebunnya. (
Leres Anbara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)