Kuningan: Pondok Pesantren (Ponpes) Bina Qur’ani, Desa Cisantana, Cigugur, Kuningan, Jawa Barat ditutup sementara. Ponpes tersebut ditutup usai mencuatnya kasus pencabulan yang dilakukan oleh kepala pemimpin sekaligus guru ngaji berinisial AH.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kuningan Mujayin mengatakan, Ponpes Bina Qur’ani tidak memiliki izin operasional di Kemenag Kuningan.
"Lembaga tersebut belum memiliki izin operasional artinya lembaga itu belum pernah kami pantau," kata Mujayin dalam tayangan Metro Hari Ini di Metro TV, Selasa, 4 Januari 2021.
Sebelumnya, AH ditangkap polisi usai diduga mencabuli delapan santri. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami dugaan tersebut.
"Kami masih melakukan pemeriksaan. Kemungkinan masih ada korban-korban lain yang terus kami dalami," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Kuningan Hafid Firmansyah.
Sedikitnya ada 60 santri dan 39 santriwati yang berasal dari Palembang, Jakarta, Bekasi, dan daerah luar Kuningan lainnya. Atas kejadian tersebut, kini seluruh santri telah dipulangkan dan dijemput oleh orangtua masing-masing. (Monique Handa Shafira)
Kuningan: Pondok Pesantren (Ponpes) Bina Qur’ani, Desa Cisantana, Cigugur, Kuningan, Jawa Barat ditutup sementara. Ponpes tersebut ditutup usai mencuatnya kasus
pencabulan yang dilakukan oleh kepala pemimpin sekaligus guru ngaji berinisial AH.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kuningan Mujayin mengatakan, Ponpes Bina Qur’ani tidak memiliki izin operasional di Kemenag Kuningan.
"Lembaga tersebut belum memiliki izin operasional artinya lembaga itu belum pernah kami pantau," kata Mujayin dalam tayangan Metro Hari Ini di Metro TV, Selasa, 4 Januari 2021.
Sebelumnya, AH ditangkap polisi usai diduga mencabuli delapan santri. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami dugaan tersebut.
"Kami masih melakukan pemeriksaan. Kemungkinan masih ada korban-korban lain yang terus kami dalami," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Kuningan Hafid Firmansyah.
Sedikitnya ada 60 santri dan 39 santriwati yang berasal dari Palembang, Jakarta, Bekasi, dan daerah luar Kuningan lainnya. Atas kejadian tersebut, kini seluruh santri telah dipulangkan dan dijemput oleh orangtua masing-masing. (
Monique Handa Shafira)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)