Dua warga Rangkasbitung sedang mendonorkan untuk memenuhi kebutuhan darah keluarga pasien. Dokumentasi/ ANTARA
Dua warga Rangkasbitung sedang mendonorkan untuk memenuhi kebutuhan darah keluarga pasien. Dokumentasi/ ANTARA

Persediaan Darah di PMI Lebak Menipis

Antara • 09 Juni 2021 07:17
Lebak: Persediaan darah di Unit Teknis Daerah Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lebak, Banten, menipis di tengah pandemi covid-19. Sementara permintaan dari para pasien mengalami peningkatan.
 
"Kami merasa kewalahan melayani permintaan darah untuk pasien di daerah ini," kata seorang petugas UTD-PMI Lebak, Yayu, Rabu, 9 Juni 2021.
 
Baca: ASN Kabupaten Jepara Kembali WFH

Dia menjelaskan tingginya permintaan pasien sehingga petugas tidak mampu melayaninya karena stok darah yang ada antara tiga sampai enam kantong dengan isi 250 CC.
 
Mereka kebanyakan permintaan darah golongan A dan AB, sedangkan permintaan mencapai 40 kantong per hari
 
Karena itu petugas terpaksa melakukan pedonor pengganti dari keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan darah. Dengan pola seperti itu, menurut dia, hingga kini kebutuhan pasien bisa terpenuhi.
 
"Kami terpaksa melakukan pedonor pengganti dari keluarga pasien, karena stok darah yang ada menipis," jelasnya.
 
Menurut dia menipisnya persediaan darah yang biasanya pedonor dari relawan berbagai instansi pemerintah, Polri, TNI, pelajar, jemaat gereja, dan lainya kini tidak bisa dilakukan karena adanya kerumunan yang berpotensi menimbulkan klaster penyebaran covid-19.
 
Selama ini permintaan darah untuk pasien RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, Rumah Sakit Misi dan Rumah Sakit Kartini mencapai 40 kantong. Mereka pasien yang membutuhkan darah untuk operasi kecelakaan, penyakit dalam hingga persalinan sesar.
 
"Kami sekarang lebih baik menyarankan kepada keluarga pasien untuk menjadi pengganti pedonor dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan darah," ungkap Yayu.
 
Sejumlah keluarga pasien di UTD-PMI Kabupaten Lebak tampak mengantre untuk menjadi pendonor darah karena mengalami kekurangan stok darah. Keluarga pasien lebih memilih anggota keluarga atau tetangganya menjadi pedonor agar terpenuhi kebutuhan darah pasien.
 
Sebab kekurangan darah bisa mengakibatkan pasien lebih parah dan mengancam keselamatan jiwanya. "Kami rela menjadi pedonor pengganti keluarga untuk kebutuhan darah golongan A orangtuanya," kata Sri Wulandari, warga Rangkasbitung.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan