Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu provinsi yang disinggung soal vaksin covid-19 yang kedaluwarsa. Selain DIY, NTT juga bernasib sama.
Juru bicara Pemerintah DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, membantah tudingan keberadaan vaksin kedaluwarsa. Ia mengatakan, pemda sudah mengambil tindakan sebelum vaksin habis masa pakainya.
"Untuk DIY sebelum kedaluwarsa sudah kami kembalikan ke pusat dan direalokasi ke provinsi lain," kata Berty, dihubungi, Selasa, 16 November 2021.
Berty tak menjelasan rinci berapa jumlah vaksin yang dikembalikan ke pusat maupun direalokasikan ke daerah lain. Ia juga tak menjelaskan kapan batas waktu kedaluwarsa vaksin itu.
"Secara angka pasti tidak hafal saya, hanya itu terjadi bulan lalu," kata Berty.
Baca juga: Panen Melimpah, Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Anjlok
Berty menambahkan, ada vaksin merek Astrazeneca yang kedaluwarsa pada awal November. Menurut dia, vaksin yang dikembalikan ke pemerintah pusat langsung disertai dengan penjelasan tertulis.
"Untuk vaksin AstraZeneca yang akan kedaluwarsa awal November lalu, kami laporkan ke pusat secara tertulis dan diambil oleh beberapa kabupaten di Jateng dan Jatim dari DIY," kata dia.
Capaian vaksinasi covid-19 di DIY per 15 November, sudah menjangkau 95,05 persen untuk dosis kedua dan 81,01 persen dosis pertama. Sementara, vaksin booster untuk tenaga kesehatan sudah menjangkau 34.686 sasaran (102,62 persen).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan seluruh kepala daerah untuk menggunakan vaksin covid-19 yang telah disediakan pemerintah pusat dengan baik. Vaksin yang dikirim pemerintah jangan sampai disimpan terlalu lama apalagi sampai kedaluwarsa.
"Bapak Presiden menekankan tolong hati-hati dengan vaksin kedaluwarsa. Jangan sampai vaksin ini kedaluwarsa," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai mengikuti rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 15 November 2021.
Yogyakarta: Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu provinsi yang disinggung soal vaksin covid-19 yang kedaluwarsa. Selain DIY, NTT juga bernasib sama.
Juru bicara Pemerintah DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, membantah tudingan keberadaan vaksin kedaluwarsa. Ia mengatakan, pemda sudah mengambil tindakan sebelum vaksin habis masa pakainya.
"Untuk DIY sebelum kedaluwarsa sudah kami kembalikan ke pusat dan direalokasi ke provinsi lain," kata Berty, dihubungi, Selasa, 16 November 2021.
Berty tak menjelasan rinci berapa jumlah vaksin yang dikembalikan ke pusat maupun direalokasikan ke daerah lain. Ia juga tak menjelaskan kapan batas waktu kedaluwarsa vaksin itu.
"Secara angka pasti tidak hafal saya, hanya itu terjadi bulan lalu," kata Berty.
Baca juga:
Panen Melimpah, Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Anjlok
Berty menambahkan, ada vaksin merek Astrazeneca yang kedaluwarsa pada awal November. Menurut dia, vaksin yang dikembalikan ke pemerintah pusat langsung disertai dengan penjelasan tertulis.
"Untuk vaksin AstraZeneca yang akan kedaluwarsa awal November lalu, kami laporkan ke pusat secara tertulis dan diambil oleh beberapa kabupaten di Jateng dan Jatim dari DIY," kata dia.
Capaian vaksinasi covid-19 di DIY per 15 November, sudah menjangkau 95,05 persen untuk dosis kedua dan 81,01 persen dosis pertama. Sementara, vaksin booster untuk tenaga kesehatan sudah menjangkau 34.686 sasaran (102,62 persen).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan seluruh kepala daerah untuk menggunakan vaksin covid-19 yang telah disediakan pemerintah pusat dengan baik. Vaksin yang dikirim pemerintah jangan sampai disimpan terlalu lama apalagi sampai kedaluwarsa.
"Bapak Presiden menekankan tolong hati-hati dengan vaksin kedaluwarsa. Jangan sampai vaksin ini kedaluwarsa," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai mengikuti rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 15 November 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
