Surabaya: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengklaim tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) isolasi pasien covid-19 di rumah sakit (RS) di Kota Surabaya, Jawa Timur, menurun tujuh persen.
"BOR rumah sakit di Surabaya dari 90 persen sekarang sudah 83 persen. Artinya, banyak pasien Covid-19 mulai sembuh dan tidak lagi dirawat di rumah sakit," kata Eri, di Surabaya, Selasa, 27 Juli 2021.
Menurutnya, penurunan BOR ini disebabkan beberapa faktor. "(Salah satunya) Karena banyak rumah sakit yang kita buka. Seperti Rumah Sakit Lapangan Tembak," tambah Eri.
Meski demikian, Eri meminta kepada warga agar tidak melihat dari sisi BOR RS saja. Sebab, pihaknya menerima rujukan pasien covid-19 dari kota/kabupaten lain yang mengalami kondisi berat.
"Karena Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jatim (Jawa Timur). Semua ketika (kasus) berat dirujuk ke Surabaya," ucap mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Eri mencontohkan, pasien yang dirawat di RSU dr Soetomo tidak semuanya merupakan warga Surabaya. "Ini mengapa kita harus lihat secara gamblang, jadi jangan dilihat dari BORnya, tapi yang sembuh berapa," ucapnya.
Selain BOR, angka pemakaman secara protokol kesehatan (prokes) covid-19 di Kota Surabaya juga mengalami penurunan. Hal itu terjadi selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Baca: Atasi Pandemi, Mendagri Minta Pemda tak Hanya Andalkan APBN
Data Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRT) Kota Surabaya mencatat pada tanggal 23 Juli, terdapat 105 jenazah yang dimakamkan secara protokol kesehatan (prokes). Kemudian, pada 24 Juli, turun menjadi 97 jenazah. Penurunanjuga terjadi pada 25 Juli yakni sebanyak 98 jenazah.
"Jadi memang ada penurunan angka kematian yang dimakamkan secara prokes," simpul Eri.
Surabaya: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengklaim tingkat keterisian tempat tidur atau
bed occupancy ratio (BOR) isolasi pasien covid-19 di
rumah sakit (RS) di Kota Surabaya, Jawa Timur, menurun tujuh persen.
"BOR rumah sakit di Surabaya dari 90 persen sekarang sudah 83 persen. Artinya, banyak pasien Covid-19 mulai sembuh dan tidak lagi dirawat di rumah sakit," kata Eri, di Surabaya, Selasa, 27 Juli 2021.
Menurutnya, penurunan BOR ini disebabkan beberapa faktor. "(Salah satunya) Karena banyak rumah sakit yang kita buka. Seperti Rumah Sakit Lapangan Tembak," tambah Eri.
Meski demikian, Eri meminta kepada warga agar tidak melihat dari sisi BOR RS saja. Sebab, pihaknya menerima rujukan pasien covid-19 dari kota/kabupaten lain yang mengalami kondisi berat.
"Karena Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jatim (Jawa Timur). Semua ketika (kasus) berat dirujuk ke Surabaya," ucap mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Eri mencontohkan, pasien yang dirawat di RSU dr Soetomo tidak semuanya merupakan warga Surabaya. "Ini mengapa kita harus lihat secara gamblang, jadi jangan dilihat dari BORnya, tapi yang sembuh berapa," ucapnya.
Selain BOR, angka pemakaman secara protokol kesehatan (prokes) covid-19 di Kota Surabaya juga mengalami penurunan. Hal itu terjadi selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Baca:
Atasi Pandemi, Mendagri Minta Pemda tak Hanya Andalkan APBN
Data Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRT) Kota Surabaya mencatat pada tanggal 23 Juli, terdapat 105 jenazah yang dimakamkan secara protokol kesehatan (prokes). Kemudian, pada 24 Juli, turun menjadi 97 jenazah. Penurunanjuga terjadi pada 25 Juli yakni sebanyak 98 jenazah.
"Jadi memang ada penurunan angka kematian yang dimakamkan secara prokes," simpul Eri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)
