medcom.id, Bandung: Tingkat penyerapan anggaran menjadi tolok ukur keberhasilan suatu daerah atau instansi pemerintahan. Semakin tinggi penyerapannya, daerah atau instansi itu dianggap berhasil dan sebaliknya.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur mengatakan, keberhasilan suatu instansi juga harus ditopang asas kebermanfaatan dari anggaran yang telah dihabiskan. Ini sesuai dengan sistem e-perfomance based budgeting yang terus digalakkan.
"Jadi tidak hanya berapa sih besarnya serapan. Baru hebat kementeriannya, baru hebat daerahnya," kata Asman di kawasan Kota Baru Parahyangan, Bandung, Kamis (29/9/2016).
Artinya, suatu instansi pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah, harus dapat membuktikan output atau outcome-nya terkait penggunaan anggaran. Asman menegaskan ini bagian dari perbaikan tata kelola pemerintahan.
"Seberapapun anggaran yang kita gelontorkan, harus terukur hasilnya. Ini yang menjadi konsentrasi kita," lanjut Asman.
Menurut Asman, sejumlah daerah sudah dapat menjadi contoh terkait implementasi e-government di antaranya sistem e-perfomance based budgeting tersebut. Asman meminta setiap instansi atau daerah yang belum bisa dapat mencontohnya.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan kami umumkan daerah yang menjadi role model. Dan daerah lain yang belum menerapkan sistem ini, kita suruh belajar di situ. Kepada daerah yang kita anggap berhasil. Jadi keluarlah istilah saya, bukan study banding. Tapi study tiru. Dari pada kita banding-bandingin terus lebih baik, kita tiru saja. Copy paste," pungkas Asman.
medcom.id, Bandung: Tingkat penyerapan anggaran menjadi tolok ukur keberhasilan suatu daerah atau instansi pemerintahan. Semakin tinggi penyerapannya, daerah atau instansi itu dianggap berhasil dan sebaliknya.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur mengatakan, keberhasilan suatu instansi juga harus ditopang asas kebermanfaatan dari anggaran yang telah dihabiskan. Ini sesuai dengan sistem e-perfomance based budgeting yang terus digalakkan.
"Jadi tidak hanya berapa sih besarnya serapan. Baru hebat kementeriannya, baru hebat daerahnya," kata Asman di kawasan Kota Baru Parahyangan, Bandung, Kamis (29/9/2016).
Artinya, suatu instansi pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah, harus dapat membuktikan output atau outcome-nya terkait penggunaan anggaran. Asman menegaskan ini bagian dari perbaikan tata kelola pemerintahan.
"Seberapapun anggaran yang kita gelontorkan, harus terukur hasilnya. Ini yang menjadi konsentrasi kita," lanjut Asman.
Menurut Asman, sejumlah daerah sudah dapat menjadi contoh terkait implementasi e-government di antaranya sistem e-perfomance based budgeting tersebut. Asman meminta setiap instansi atau daerah yang belum bisa dapat mencontohnya.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan kami umumkan daerah yang menjadi role model. Dan daerah lain yang belum menerapkan sistem ini, kita suruh belajar di situ. Kepada daerah yang kita anggap berhasil. Jadi keluarlah istilah saya, bukan study banding. Tapi study tiru. Dari pada kita banding-bandingin terus lebih baik, kita tiru saja. Copy paste," pungkas Asman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)