Cirebon: Keraton Kasepuhan melaksanakan tradisi drug-dag dengan menabuh beduk berumur ratusan tahun, di area Keraton Kasepuhan, Rabu 22 Maret 2023.
Pangeran Raja Muhamad Nusantara, Patih Keraton Kasepuhan, mengatakan, menabuh beduk sebagai salah satu tanda bahwa bulan suci ramadan akan segera tiba.
"Ini tradisi sudah ratusan tahun, beduknya juga umurnya ratusan tahun," kata Pangeran Raja Muhamad.
Tradisi ini kata Raja Muhamad, sudah cukup lama dilaksanakan, sebagai salah satu tradisi menyambut ramadan di Cirebon. Penabuhnya merupakan keluarga besar dari Keraton Kasepuhan.
Bahkan, tradisi ini juga, sudah ada sejak zaman Sunan Gunung Jati. Sehingga pihaknya terus melestarikan tradisi menjelang ramadan.
"Keluarga keraton yang menabuh," kata Raja Muhamad.
Selain ditabuh, penabuh juga melafalkan kalimat-kalimat tayibah, bersamaan dengan memukulkan beduk. Jumlah pukulan beduk pun, disesuaikan dengan irama pembacaan kalimat tayibah tersebut.
"Misalkan, memukulnya dengan membaca bismillah atau bacaan lainnya," kata Raja Muhammad.
Menabuh drug-dag tidak memakan waktu lama, hanya sekitar satu menit dengan beberapa kali tabuhan saja.
Sedangkan pada pandemi covid-19, tradisi drug-dag ini sempat ditiadakan untuk menjaga protokol kesehatan dan mencegah penularan virus korona.
"Tradisi ini akan terus kita lestarikan," jelas Raja Muhamad.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cirebon: Keraton Kasepuhan melaksanakan tradisi
drug-dag dengan menabuh beduk berumur ratusan tahun, di area
Keraton Kasepuhan, Rabu 22 Maret 2023.
Pangeran Raja Muhamad Nusantara, Patih Keraton Kasepuhan, mengatakan, menabuh beduk sebagai salah satu tanda bahwa bulan suci ramadan akan segera tiba.
"Ini tradisi sudah ratusan tahun, beduknya juga umurnya ratusan tahun," kata Pangeran Raja Muhamad.
Tradisi ini kata Raja Muhamad, sudah cukup lama dilaksanakan, sebagai salah satu tradisi menyambut ramadan di Cirebon. Penabuhnya merupakan keluarga besar dari Keraton Kasepuhan.
Bahkan, tradisi ini juga, sudah ada sejak
zaman Sunan Gunung Jati. Sehingga pihaknya terus melestarikan tradisi menjelang ramadan.
"Keluarga keraton yang menabuh," kata Raja Muhamad.
Selain ditabuh, penabuh juga melafalkan kalimat-kalimat tayibah, bersamaan dengan memukulkan beduk. Jumlah pukulan beduk pun, disesuaikan dengan irama pembacaan kalimat tayibah tersebut.
"Misalkan, memukulnya dengan membaca bismillah atau bacaan lainnya," kata Raja Muhammad.
Menabuh
drug-dag tidak memakan waktu lama, hanya sekitar satu menit dengan beberapa kali tabuhan saja.
Sedangkan pada pandemi covid-19, tradisi drug-dag ini sempat ditiadakan untuk menjaga protokol kesehatan dan mencegah penularan virus korona.
"Tradisi ini akan terus kita lestarikan," jelas Raja Muhamad.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)