Jepara: Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, telah merenggut nyawa tiga anak. Itu terjadi dalam rentang waktu 30 hari terakhir.
Sekertaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, Muh Ali, mengatakan dua anak-anak sepanjang Januari 2023, meninggal akibat DBD. Pada bulan pertama, tercatat ada 24 kasus DBD yang ditangani rumah sakit.
“Berdasarkan laporan KDRS (kewaspadaan dini rumah sakit) sepanjang Januari ada 24 kasus, kemudian 101 tersangka, meninggal dunia dua. Jadi, total ada 127,” ujar Muh Ali, Jumat, 3 Februari 2023.
Kasus DBD terakhir tercatat pada 1 Februari 2023. Seorang anak-anak warga Kecamatan Welahan meninggal dunia lantaran DBD.
“Ya, sudah ada tiga. Januari dua, terakhir kemarin 1 Februari warga Welahan,” kata Muh Ali.
Melihat kondisi cuaca hujan yang tak menentu, potensi DBD bisa muncul di setiap daerah. Sebab, genangan air sisa hujan di luar rumah jadi sarangan nyamuk aedes aegyptiy yang membawa virus DBD.
“Nyamuk ini kan nyamuk elit. Dia tidak suka di air yang berlumpur atau di tanah, tapi air di bak, ember, kaleng, dan benda-benda yang bisa menampung air. Kalau kondisinya hujan panas memang banyak,” kata Muh Ali.
Sebagai upaya pencegahan, Dinkes Jepara kembali mengingatkan masyarakat untuk kembali menggalakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Sehingga meminimalisir nyamuk berkembang baik atau tumbuh dewasa.
“Kalau fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Ini dilakukan kalau tren kasus meningkat di suatu wilayah,” tandas Muh Ali.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.d
Jepara: Kasus
demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, telah merenggut nyawa tiga anak. Itu terjadi dalam rentang waktu 30 hari terakhir.
Sekertaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, Muh Ali, mengatakan dua anak-anak sepanjang Januari 2023,
meninggal akibat DBD. Pada bulan pertama, tercatat ada 24 kasus DBD yang ditangani rumah sakit.
“Berdasarkan laporan KDRS (kewaspadaan dini rumah sakit) sepanjang Januari ada 24 kasus, kemudian 101 tersangka,
meninggal dunia dua. Jadi, total ada 127,” ujar Muh Ali, Jumat, 3 Februari 2023.
Kasus DBD terakhir tercatat pada 1 Februari 2023. Seorang anak-anak warga Kecamatan Welahan meninggal dunia lantaran DBD.
“Ya, sudah ada tiga. Januari dua, terakhir kemarin 1 Februari warga Welahan,” kata Muh Ali.
Melihat kondisi cuaca hujan yang tak menentu, potensi DBD bisa muncul di setiap daerah. Sebab, genangan air sisa hujan di luar rumah jadi sarangan nyamuk aedes aegyptiy yang membawa virus DBD.
“Nyamuk ini kan nyamuk elit. Dia tidak suka di air yang berlumpur atau di tanah, tapi air di bak, ember, kaleng, dan benda-benda yang bisa menampung air. Kalau kondisinya hujan panas memang banyak,” kata Muh Ali.
Sebagai upaya pencegahan, Dinkes Jepara kembali mengingatkan masyarakat untuk kembali menggalakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Sehingga meminimalisir nyamuk berkembang baik atau tumbuh dewasa.
“Kalau
fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Ini dilakukan kalau tren kasus meningkat di suatu wilayah,” tandas Muh Ali.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.d Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)