Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa bumi yang terjadi pada Minggu, 24 September 2023, pukul 08.27 WIB di wilayah barat laut Nias Utara, Sumatra Utara, merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
BMKG semula menginformasikan bahwa gempa bumi yang berpusat di laut itu memiliki magnitudo 5,3 tetapi kemudian memutakhirkannya menjadi 5,1.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan bahwa episenter gempa bumi tersebut berada pada kedalaman 31 km di koordinat 1,86 Lintang Utara dan 96,83 Bujur Timur, sekira 75 km arah barat laut Nias Utara.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik," katanya.
Ia menyampaikan bahwa menurut hasil pemodelan gempa bumi yang terjadi di barat laut Nias Utara pada Minggu pagi tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Gempa bumi tersebut menurut BMKG dirasakan di daerah Teupah Selatan, Simeulue, Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil, Lahewa, dan Nias Utara pada skala intensitas IV MMI, bila terjadi pada siang hari getarannya dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," urai Daryono.
Ia mengatakan bahwa BMKG hingga pukul 08.39 WIB belum mendeteksi adanya aktivitas gempa bumi susulan setelah gempa bumi yang terjadi pada pukul 08.27 WIB.
Daryono mengimbau warga untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa bumi yang terjadi pada Minggu, 24 September 2023, pukul 08.27 WIB di wilayah barat laut Nias Utara, Sumatra Utara, merupakan
jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
BMKG semula menginformasikan bahwa gempa bumi yang berpusat di laut itu memiliki magnitudo 5,3 tetapi kemudian memutakhirkannya menjadi 5,1.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan bahwa episenter gempa bumi tersebut berada pada kedalaman 31 km di koordinat 1,86 Lintang Utara dan 96,83 Bujur Timur, sekira 75 km arah barat laut Nias Utara.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik," katanya.
Ia menyampaikan bahwa menurut hasil pemodelan gempa bumi yang terjadi di barat laut Nias Utara pada Minggu pagi tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Gempa bumi tersebut menurut BMKG dirasakan di daerah Teupah Selatan, Simeulue, Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil, Lahewa, dan Nias Utara pada skala intensitas IV MMI, bila terjadi pada siang hari getarannya dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," urai Daryono.
Ia mengatakan bahwa BMKG hingga pukul 08.39 WIB belum mendeteksi adanya aktivitas gempa bumi susulan setelah gempa bumi yang terjadi pada pukul 08.27 WIB.
Daryono mengimbau warga untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan
tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)