Makassar: Tahapan Pemilihan umum (Pemilu) 2024 sudah berjalan. Bakal calon anggota legislatif (caleg) mulai bermunculan. Jumlahnya bisa ribuan, dengan latar belakang yang sangat beragam.
Berkaca dari pemilu-pemilu sebelumnya, maka Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi di Makassar, Sulawesi Selatan, menyiapkan kamar bagi caleg gagal terpilih yang mengalami stress atau terkena gangguan jiwa.
Direktur Utama RSKD Dadi Sulsel, Arman Bausat mengungkapkan, selalu ada pasien dari kalangan caleg gagal setelah perhelatan pemilu selesai. Sehingga pihaknya harus bersiap, karena RSKD Dadi merupakan rumah sakit rujukan bagi orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).
Hanya saja, Arman enggan menyebutkan jumlah pasti berapa caleg yang pernah menjadi pasien di RSKD Dadi. "Kita tidak punya data karena kita tidak boleh buka aibnya orang. Tapi memang ada," ungkapnya.
Pasien dari kalangan caleg gagal, kata Arman, dipengaruhi dengan kondisi mental. Jika kondisi mental kuat, maka hal itu terpengaruh tapi sebaliknya jika kondisi mentalnya lemah maka caleg yang bersangkutan akan lebih mudah depresi.
"Jadi gangguan jiwa tidak tiba-tiba juga. Dia masuk depresi, tertekan, bila terus berlanjut sudah mulai halusinasi," kata Arman.
Karenanya, ia menyiapkan kamar VIP hingga VVIP untuk caleg yang stres karena gagal lolos dalam pemilu. Tapi, para caleg gagal hendaknya memiliki JKN BPJS Kesehatan mengingat biaya perawatan yang tidak sedikit.
"Antisipasi caleg kami sebenarnya tetap menyiapkan. Kami ada VIP-nya tapi itu juga kembali lagi, dia harus punya BPJS. Kalau tidak punya BPJS kan kasihan kalau harus bayar," lanjut Arman.
Meskipun para caleg gagal umumnya dirawat di kamar VIP, namun tidak ada perbedaan dengan perawatan pasien lainnya. Dia menegaskan setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik.
"Tidak ada perbedaan. Semua pasien apapun kami menangani baik pasien bangsal maupun VIP semua sama. Tidak ada perbedaan," tukas Arman.
Dia menjelaskan, gangguan jiwa ini bisa terjadi pada siapapun tak terkecuali para caleg yang gagal lolos pada pemilu. Hal ini karena mereka stres lantaran apa yang diharapkan tak sesuai dengan kenyataan.
Para caleg bertarung untuk memperebutkan kursi di jajaran legislatif. Butuh biaya besar untuk sosialisasi dan kampanye serta adanya harapan bahwa timses akan memenangkan mereka.
"Modal besar habis, semua timses bilang pasti menang tapi ternyata kalah telak, pasti stres," jelas Arman.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Makassar: Tahapan Pemilihan umum (Pemilu) 2024 sudah berjalan. Bakal calon anggota legislatif (caleg) mulai bermunculan. Jumlahnya bisa ribuan, dengan latar belakang yang sangat beragam.
Berkaca dari pemilu-pemilu sebelumnya, maka Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi di Makassar, Sulawesi Selatan, menyiapkan kamar bagi caleg gagal terpilih yang mengalami stress atau terkena
gangguan jiwa.
Direktur Utama
RSKD Dadi Sulsel, Arman Bausat mengungkapkan, selalu ada
pasien dari kalangan caleg gagal setelah perhelatan pemilu selesai. Sehingga pihaknya harus bersiap, karena RSKD Dadi merupakan rumah sakit rujukan bagi orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).
Hanya saja, Arman enggan menyebutkan jumlah pasti berapa caleg yang pernah menjadi pasien di RSKD Dadi. "Kita tidak punya data karena kita tidak boleh buka aibnya orang. Tapi memang ada," ungkapnya.
Pasien dari kalangan caleg gagal, kata Arman, dipengaruhi dengan kondisi mental. Jika kondisi mental kuat, maka hal itu terpengaruh tapi sebaliknya jika kondisi mentalnya lemah maka caleg yang bersangkutan akan lebih mudah depresi.
"Jadi gangguan jiwa tidak tiba-tiba juga. Dia masuk depresi, tertekan, bila terus berlanjut sudah mulai halusinasi," kata Arman.
Karenanya, ia menyiapkan kamar VIP hingga VVIP untuk caleg yang stres karena gagal lolos dalam pemilu. Tapi, para caleg gagal hendaknya memiliki JKN BPJS Kesehatan mengingat biaya perawatan yang tidak sedikit.
"Antisipasi caleg kami sebenarnya tetap menyiapkan. Kami ada VIP-nya tapi itu juga kembali lagi, dia harus punya BPJS. Kalau tidak punya BPJS kan kasihan kalau harus bayar," lanjut Arman.
Meskipun para caleg gagal umumnya dirawat di kamar VIP, namun tidak ada perbedaan dengan perawatan pasien lainnya. Dia menegaskan setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik.
"Tidak ada perbedaan. Semua pasien apapun kami menangani baik pasien bangsal maupun VIP semua sama. Tidak ada perbedaan," tukas Arman.
Dia menjelaskan, gangguan jiwa ini bisa terjadi pada siapapun tak terkecuali para caleg yang gagal lolos pada pemilu. Hal ini karena mereka stres lantaran apa yang diharapkan tak sesuai dengan kenyataan.
Para caleg bertarung untuk memperebutkan kursi di jajaran legislatif. Butuh biaya besar untuk sosialisasi dan kampanye serta adanya harapan bahwa timses akan memenangkan mereka.
"Modal besar habis, semua timses bilang pasti menang tapi ternyata kalah telak, pasti stres," jelas Arman.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id(WHS)