Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana saat meninjau lokasi banjir di Brebes, Selasa (27/2/2024). ANTARA/HO-Pemprov Jateng
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana saat meninjau lokasi banjir di Brebes, Selasa (27/2/2024). ANTARA/HO-Pemprov Jateng

7.000 Rumah Terdampak Banjir Brebes

Antara • 28 Februari 2024 06:52
Semarang: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyebutkan setidaknya 7.000-an rumah terdampak bencana banjir yang terjadi di Desa Kedung Tukang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.
 
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, saat meninjau lokasi banjir menjelaskan bahwa banjir diakibatkan meluapnya Sungai Pemali seiring intensitas hujan yang tinggi.
 
"Tidak ada tanggul yang jebol, tapi debit airnya besar sampai meluap sehingga menyebabkan pemukiman dan persawahan ini terendam," katanya, Selasa, 28 Februari 2024.

Dalam kunjungannya, mantan Kapolda Metro Jaya itu ingin memastikan penanganan dan evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir dilakukan dengan baik.
 
Ia mengatakan bahwa banjir di Brebes meluas hingga di 36 desa di enam kecamatan, yaitu Wanasari, Bantarkawung, Larangan, Jatibarang, Songgom, Kecamatan Brebes yang menggenangi sekitar 7.000 rumah warga.
 
Untuk jumlah warga yang mengungsi, Nana menyebutkan awalnya tercatat ada sebanyak 850 warga, namun saat ini tinggal 500-an orang.
 
Baca juga: 600 Kepala Keluarga di Lampung Selatan Terjebak Banjir

"Sekarang jumlah pengungsi sudah mulai berkurang seiring mulai surutnya air sehingga masyarakat sudah banyak yang kembali dan membersihkan rumah-rumahnya," ujar dia.
 
Pada kesempatan itu, organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Jateng menyerahkan bantuan senilai Rp300 juta berupa sembako, pakaian, obat-obatan kepada korban banjir.
 
Pemprov Jateng juga menyalurkan bantuan dari Kementerian Sosial senilai Rp118.305.000 untuk penanganan banjir di Brebes.
 
"Kami juga sudah mendirikan beberapa dapur umum untuk mendistribusikan makanan kepada masyarakat yang memang terdampak. Ada tiga titik dapur di Kecamatan Brebes," lanjutnya.
 
Untuk mengantisipasi banjir di daerah tersebut, ia mengaku sebenarnya Pemprov Jateng telah mengantisipasi sejak awal dengan pembuatan tanggul beton pada 2016.
 
"Cuma kalau intensitas airnya cukup tinggi airnya meluap. Ini akan kami evaluasi, apakah akan kami tinggikan kembali? Nanti hasil evaluasi baru kami melakukan langkah-langkah," terang Nana.
 
Nana meminta masyarakat untuk tetap bersiaga dan waspada, serta menjaga kondisi kesehatan seiring dengan banjir yang terjadi.
 
"Tetap waspada, dan kami harapkan jaga kesehatan. Kami pun bersama TNI dan Polri tetap menjaga (keamanan) di kampung. Jangan sampai ada suatu permasalahan dengan barang-barang yang ada," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan