Yogyakarta: Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan sebanyak 2 anak meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD). Dua kasus DBD dengan kematian itu termasuk ratusan kasus yang terjadi pada awal 2024 ini.
"Jumlah total kasus (DBD) sampai saat ini 220, dua meninggal dunia yakni anak usia 5 tahun dan 10 tahun," kata pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty dihubungi, Kamis, 29 Februari 2024.
Jumlah kasus DBD di Kabupaten Gunungkidul melonjak tajam pada 2024. Pasalnya, jumlah total sementara kasus DBD tahun hampir mendekati jumlah keseluruhan pada 2023 yakni 260 kasus dengan satu kematian.
Sebaran kasus DBD di Kabupaten Gunungkidul terbanyak di Kecamatan Wonosari dan Paliyan. Banyaknya kasus DBD di dua kecamatan itu disebut tak lepas dari kepadatan penduduk.
"Untuk kasus DBD 2022 ada 457 kasus dengan tiga kematian. Lalu, (kasus DBD) 2021 ada 189 kasus dengan tiga kematian," kata dia.
Dewi menyebut tingginya kasus DBD tahun ini juga dipengaruhi bersamaan dengan musim penghujan. Musim penghujan, kata dia, memperbesar potensi sebaran titik kembang biak nyamuk, khususnya di kawasan pemukiman.
"Tempat-tempat kembang biak nyamuk atau yang jadi sarangnya seperti di genangan-genangan air, pecahan botol-botol bekas, maupun berbagai benda yang terisi air secara terbuka," ucapnya.
Ia menambahkan Dinas Kesehatan terus berupaya menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk di pemukiman-pemukiman warga. Hal ini untuk menekan potensi masyarakat terkena gigitan nyamuk DB.
"Kami juga siagakan pelayanan kesehatan. Untuk pencegahan tentu dengan PSN (pemberantasan sarang nyamuk)," ungkapnya.
Yogyakarta: Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan sebanyak 2 anak meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD). Dua kasus DBD dengan kematian itu termasuk ratusan kasus yang terjadi pada awal 2024 ini.
"Jumlah total kasus (DBD) sampai saat ini 220, dua meninggal dunia yakni anak usia 5 tahun dan 10 tahun," kata pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty dihubungi, Kamis, 29 Februari 2024.
Jumlah kasus DBD di Kabupaten Gunungkidul melonjak tajam pada 2024. Pasalnya, jumlah total sementara kasus DBD tahun hampir mendekati jumlah keseluruhan pada 2023 yakni 260 kasus dengan satu kematian.
Sebaran kasus DBD di Kabupaten Gunungkidul terbanyak di Kecamatan Wonosari dan Paliyan. Banyaknya kasus DBD di dua kecamatan itu disebut tak lepas dari kepadatan penduduk.
"Untuk kasus DBD 2022 ada 457 kasus dengan tiga kematian. Lalu, (kasus DBD) 2021 ada 189 kasus dengan tiga kematian," kata dia.
Dewi menyebut tingginya kasus DBD tahun ini juga dipengaruhi bersamaan dengan musim penghujan. Musim penghujan, kata dia, memperbesar potensi sebaran titik kembang biak nyamuk, khususnya di kawasan pemukiman.
"Tempat-tempat kembang biak nyamuk atau yang jadi sarangnya seperti di genangan-genangan air, pecahan botol-botol bekas, maupun berbagai benda yang terisi air secara terbuka," ucapnya.
Ia menambahkan Dinas Kesehatan terus berupaya menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk di pemukiman-pemukiman warga. Hal ini untuk menekan potensi masyarakat terkena gigitan nyamuk DB.
"Kami juga siagakan pelayanan kesehatan. Untuk pencegahan tentu dengan PSN (pemberantasan sarang nyamuk)," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)