Tangerang: Bangunan sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Khaeriyah di Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang memprihatinkan. Pasalnya, atap bangunan yang tersusun dari bambu terlihat lapuk hingga plafonnya pun jebol.
Kondisi tersebut terjadi pada empat ruangan kelas di sekolah yang berada di Desa Bojongloa itu, sehingga membuat suasana belajar mengajar menjadi was-was akan adanya kejadian tidak diinginkan terjadi.
"Kerusakannya hampir 80 persen, dengan kondisi atap bocor. Belum lagi saat siswa lagi belajar dan turun hujan, semua ruangan banjir bahkan ruangan guru pun ikut banjir," ujar Kepala Tata Usaha MI Al-Khaeriyah, Eman Sulaeman, Selasa, 23 Juli 2024.
Eman menuturkan, bangunan sekolah tersebut sudah berdiri pada 2000-an ini, kondisinya sangat memprihatinkan dan dapat mengancam keselamatan siswa jika tetap digunakan untuk proses belajar-mengajar. Pihaknya telah melaporkan kondisi tersebut ke instansi terkait, namun belum ada respons akan adanya perbaikan.
"Hingga delapan tahun lamanya pihak Kementerian Agama setempat belum juga mewujudkannya. Padahal tiap tahun kita selalu ajukan proposal untuk perbaikan sekolah ini. Makanya, kadang proses belajar kita lakukan pergantian, bahkan ada ruangan satu dijadikan dua kelas untuk belajar itu," jelasnya.
Eman menjelaskan, saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah tersebut, diisi oleh tujuh guru dan 93 murid. Jika pada saat kondisi hujan, para siswa-siswi MI Al-Khaeriyah terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman saat berlangsung proses belajar dan mengajar, terkadang mereka mengungsi di rumah penduduk.
"Kita punya empat ruangan dan satu ruangan guru. Semuanya dalam kondisi memprihatinkan, apa lagi ruangan kelas siswa yang dibilang sangat sudah tidak layak lagi," katanya.
Menurut Eman, tiap tahun angka masuk sekolah di wilayah tersebut cukup tinggi. Namun, lanjutnya, dengan kondisi atau situasi sekolah yang tidak layak tersebut, terpaksa pihaknya alihkan ke sekolah lain untuk menjaga keselamatan para siswanya.
"Setiap tahun siswa-siswi kita berkurang, karena para orang tua khawatir kepada anaknya jika melihat kondisi sekolah seperti itu. Berbeda di tahun lalu, kami bisa menampung sekitar 121 murid. Namun sekarang kita hanya bisa menampung 93 murid saja," jelasnya.
Padahal, Eman menambahkan, jika pihaknya memberikan biaya serta seragam sekolah gratis kepada siswa-siswanya dalam upaya membantu masyarakat sekitar yang tidak mampu.
"Alasannya kami menggratiskan biaya sekolah ini, karena saking banyaknya orang tua murid yang ingin anaknya sekolah jadi kami tampung semua itu, meski dalam kondisi memprihatinkan," katanya.
Eman berharap, instansi terkait hingga pihak lainnya dapat mengabulkan keinginannya untuk melakukan perbaikan sekolah tersebut.
"Kami berharap ada pihak terkait yang memang bisa membantu memulihkan kondisi sekolah kami, begitu pula pemerintah agar bisa melihat dan membantu siswa kami yang memiliki semangat belajar meski dalam kondisi keterbatasan," ungkapnya.
Tangerang: Bangunan sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Khaeriyah di Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang memprihatinkan. Pasalnya, atap bangunan yang tersusun dari bambu terlihat lapuk hingga plafonnya pun jebol.
Kondisi tersebut terjadi pada empat ruangan kelas di sekolah yang berada di Desa Bojongloa itu, sehingga membuat suasana belajar mengajar menjadi was-was akan adanya kejadian tidak diinginkan terjadi.
"Kerusakannya hampir 80 persen, dengan kondisi atap bocor. Belum lagi saat siswa lagi belajar dan turun hujan, semua ruangan banjir bahkan ruangan guru pun ikut banjir," ujar Kepala Tata Usaha MI Al-Khaeriyah, Eman Sulaeman, Selasa, 23 Juli 2024.
Eman menuturkan, bangunan sekolah tersebut sudah berdiri pada 2000-an ini, kondisinya sangat memprihatinkan dan dapat mengancam keselamatan siswa jika tetap digunakan untuk proses belajar-mengajar. Pihaknya telah melaporkan kondisi tersebut ke instansi terkait, namun belum ada respons akan adanya perbaikan.
"Hingga delapan tahun lamanya pihak Kementerian Agama setempat belum juga mewujudkannya. Padahal tiap tahun kita selalu ajukan proposal untuk perbaikan sekolah ini. Makanya, kadang proses belajar kita lakukan pergantian, bahkan ada ruangan satu dijadikan dua kelas untuk belajar itu," jelasnya.
Eman menjelaskan, saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah tersebut, diisi oleh tujuh guru dan 93 murid. Jika pada saat kondisi hujan, para siswa-siswi MI Al-Khaeriyah terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman saat berlangsung proses belajar dan mengajar, terkadang mereka mengungsi di rumah penduduk.
"Kita punya empat ruangan dan satu ruangan guru. Semuanya dalam kondisi memprihatinkan, apa lagi ruangan kelas siswa yang dibilang sangat sudah tidak layak lagi," katanya.
Menurut Eman, tiap tahun angka masuk sekolah di wilayah tersebut cukup tinggi. Namun, lanjutnya, dengan kondisi atau situasi sekolah yang tidak layak tersebut, terpaksa pihaknya alihkan ke sekolah lain untuk menjaga keselamatan para siswanya.
"Setiap tahun siswa-siswi kita berkurang, karena para orang tua khawatir kepada anaknya jika melihat kondisi sekolah seperti itu. Berbeda di tahun lalu, kami bisa menampung sekitar 121 murid. Namun sekarang kita hanya bisa menampung 93 murid saja," jelasnya.
Padahal, Eman menambahkan, jika pihaknya memberikan biaya serta seragam sekolah gratis kepada siswa-siswanya dalam upaya membantu masyarakat sekitar yang tidak mampu.
"Alasannya kami menggratiskan biaya sekolah ini, karena saking banyaknya orang tua murid yang ingin anaknya sekolah jadi kami tampung semua itu, meski dalam kondisi memprihatinkan," katanya.
Eman berharap, instansi terkait hingga pihak lainnya dapat mengabulkan keinginannya untuk melakukan perbaikan sekolah tersebut.
"Kami berharap ada pihak terkait yang memang bisa membantu memulihkan kondisi sekolah kami, begitu pula pemerintah agar bisa melihat dan membantu siswa kami yang memiliki semangat belajar meski dalam kondisi keterbatasan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)