Malang: Penjual kue keranjang di Kota Malang, Jawa Timur, kebanjiran pesanan jelang Tahun Baru Imlek 2575, yang jatuh pada Sabtu, 10 Februari 2024 mendatang. Kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula ini merupakan salah satu kue khas atau kue yang wajib ada saat perayaan Tahun Baru Imlek.
Salah satu penjual kue keranjang, Sonia Winoto, 27, mengaku, pesanan kue keranjang di tempatnya tahun ini mengalami peningkatan hingga 50 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Pembeli kue ini pun berasal dari berbagai kota di luar Malang.
"Pesanannya dari Jakarta, Semarang, Surabaya dan Pasuruan," katanya saat ditemui di kediamannya di Jalan Sutan Syahrir Gang Kesatrian Nomor 18 Kota Malang, Jawa Timur, Selasa 6 Februari 2024.
Sejak Januari 2024 lalu, Sonia telah membuat pesanan kue keranjang sekitar 250 kotak. Masing-masing kotak berisi 25 kue keranjang dan per kotaknya dibanderol dengan harga Rp45 ribu hingga Rp55 ribu.
Hingga puncak Tahun Baru Imlek, pesanan kue keranjang ini diprediksi bakal terus meningkat. Sonia memperkirakan dapat menjual mulai 500 hingga 750 kotak. "Mereka memesan melalui berbagai platform media sosial," imbuhnya.
Kue keranjang mini buatan Sonia ini berbentuk bunga dan ikan. Kue yang terbuat dari tepung ketan, air dan gula ini memiliki beberapa varian rasa, mulai dari matcha, taro, red velvet dan lain sebagainya.
Sonua mengaku, ukuran kue keranjang miliknya berbentuk kecil atau mini. Sehingga kue manis ini memiliki keunikan dan ketertarikan tersendiri bagi para peminatnya.
“Orang-orang bilang, ini kayak unik banget gitu lo. Kalau biasanya besar-besar, ini yang kita buat yang kecil-kecil sehingga tinggal sekali makan,” bebernya.
Sementara itu, salah satu tokoh umat Konghucu, Luluk Indraningsih, mengatakan bahwa kue keranjang ini merupakan salah satu sajian khas Imlek. Kue ini juga disebut merupakan simbol pemersatu dan keguyuban umat.
“Kalau sembahyang di rumah, di dapur itu makanannya yang manis-manis. Biasanya ada kue keranjang, yang manis dan lengket. Menurut tradisi, supaya lengket, jadi ndak kakean omong (tidak banyak bicara) saat ibadah menghadap yang kuasa,” katanya.
Malang: Penjual kue keranjang di Kota Malang, Jawa Timur, kebanjiran pesanan jelang Tahun Baru Imlek 2575, yang jatuh pada Sabtu, 10 Februari 2024 mendatang. Kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula ini merupakan salah satu kue khas atau kue yang wajib ada saat perayaan
Tahun Baru Imlek.
Salah satu penjual kue keranjang, Sonia Winoto, 27, mengaku, pesanan kue keranjang di tempatnya tahun ini mengalami peningkatan hingga 50 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Pembeli kue ini pun berasal dari berbagai kota di luar Malang.
"Pesanannya dari Jakarta, Semarang, Surabaya dan Pasuruan," katanya saat ditemui di kediamannya di Jalan Sutan Syahrir Gang Kesatrian Nomor 18
Kota Malang, Jawa Timur, Selasa 6 Februari 2024.
Sejak Januari 2024 lalu, Sonia telah membuat pesanan kue keranjang sekitar 250 kotak. Masing-masing kotak berisi 25 kue keranjang dan per kotaknya dibanderol dengan harga Rp45 ribu hingga Rp55 ribu.
Hingga puncak Tahun Baru Imlek, pesanan kue keranjang ini diprediksi bakal terus meningkat. Sonia memperkirakan dapat menjual mulai 500 hingga 750 kotak. "Mereka memesan melalui berbagai platform media sosial," imbuhnya.
Kue keranjang mini buatan Sonia ini berbentuk bunga dan ikan. Kue yang terbuat dari tepung ketan, air dan gula ini memiliki beberapa varian rasa, mulai dari matcha, taro, red velvet dan lain sebagainya.
Sonua mengaku, ukuran kue keranjang miliknya berbentuk kecil atau mini. Sehingga kue manis ini memiliki keunikan dan ketertarikan tersendiri bagi para peminatnya.
“Orang-orang bilang, ini kayak unik banget gitu lo. Kalau biasanya besar-besar, ini yang kita buat yang kecil-kecil sehingga tinggal sekali makan,” bebernya.
Sementara itu, salah satu tokoh umat Konghucu, Luluk Indraningsih, mengatakan bahwa kue keranjang ini merupakan salah satu sajian khas Imlek. Kue ini juga disebut merupakan simbol pemersatu dan keguyuban umat.
“Kalau sembahyang di rumah, di dapur itu makanannya yang manis-manis. Biasanya ada kue keranjang, yang manis dan lengket. Menurut tradisi, supaya lengket, jadi ndak kakean omong (tidak banyak bicara) saat ibadah menghadap yang kuasa,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)