Papua: Sebagai komitmen untuk mengatasai masalah rendahnya tingkat literasi di tanah Papua, Kitong Bisa Foundation (KBF) Indonesia bekerja sama dengan PT Pertamina
(Persero) menyelenggarakan Kegiatan Pelatihan Literasi Baca-Tulis di Tanah Papua. Pelatihan literasi untuk Tim Pengajar ini, secara resmi dibuka Pada Selasa, 9 Juli 2024, secara daring.
Pada sambutannya, Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah terluar, Billy Mambrasar, menyampaikan tingkat buta huruf di daerah-daerah terluar Indonesia masih sangat tinggi, untuk itu peningkatan literasi baca-tulis ini sangat penting bagi masyarakat, khususnya di Tanah Papua, dan memberi apresiasi kepada KBF Indonesia dan Pertamina yang telah menyelenggarakan kegiatan ini.
“Peningkatan literasi ini penting karena ini merupakan skil pertama dari seorang manusia dalam mengabsorpsi skil-skil yang lain dikemudian hari. Sementara kalau kita melihat tingkat buta huruf di provinsi-provinsi terluar Indonesia masih sangat tinggi. KBF Indonesia hadir dengan Pertamina menciptakan inovasi-inovasi untuk mengurangi gap tersebut. Saya berharap program ini bisa berjalan lancar dan program yang sedang dijalankan ini menjadi inisiasi Starting up untuk program-program selanjutnya”, kata Billy yang juga merupakan Duta Pembangunan Keberlanjutan Nasional (SDGs).
Di tempat tang sama, Manager CSR PT Pertamina (Persero) Dian Hapsari menyampaikan kegiatan disambut baik oleh Pertamina karena sebagai BUMN yang juga beroperasi di wilayah Timur Indonesia, meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia Timur menjadi salah satu bentuk Tanggung Jawab Pertamina dalam melaksanakan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
“Pertamina mempunyai 4 program tanggung jawab sosial dan lingkungan, yaitu Pertamina Cerdas, Pertamina Hijau, Pertamina Sehat dan Pertamina Berdikari. Nah kegiatan ini adalah salah satunya dari Pertamina cerdas di bidang Pendidikan. Kami ingin berkontribusi dalam upaya, anak-anak ini merupakan investasi, anak-anak ini adalah calon pemimpin bangsa, sehingga tentunya Pertamina ingin turut serta berperan dalam mendidik dan membangun karakter anak-anak yang akan kita bina, karena apabila pendidikan tidak dibarengi dengan pendidikan karakter, tentunya anak-anak ini tidak bisa menjadi calon pemimpin yang baik," kata Dian melalui Zoom.
Sementara itu, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Papua, Bapak Dr. Junus Simangunsong mengatakan, semua anak-anak khususnya di Tanah Papua memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas, dan melalui kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca untuk anak-anak di Papua.
“Kita memiliki tantangan di Papua ini dimana anak-anak kita masih banyak yang belum lancar bahkan belum bisa membaca walaupun sudah lulus dari satuan Pendidikan. Mudah2an dengan kegiatan bersama ini, bisa menumbuhkan minat baca bagi anak-anak yang seharusnya mereka miliki, mereka bisa membaca, bisa menulis, sehingga mereka nanti bisa mengenal atau memahami dunia kontekstual atau dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari, ini sangat penting. Terima kasih untuk KBF Indonesia dan CSR Pertamina yang sudah mendukung kegiatan ini, mari kita bekerja sama, maju bersama untuk meningkatkan literasi, khususnya yang ada di Tanah Papua,” kata Junus dalam sambutannya.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Merauke, Yuliastri Karim dalam
sambutannya, menitipkan pesan dalam mendidik anak-anak yang paling penting dan utama adalah tidak boleh mengandung unsur kekerasan.
“Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, sesuai tugas dan fungsi kami ini untuk mereka dapat menjadi seorang penerus bangsa tentunya ini harus dibentuk sejak dini. Pembentukan anak sejak dini sebagai penerus bangsa ditentukan oleh peran orang tua, pemerintah, dan lingkungan sekitar. Kami hanya ingin menyampaikan bahwa didalam proses pengajaran nantinya tidak boleh mengandung unsur kekerasan, baik itu fisik maupun psikologis. Karena dapat memberikan dampak negatif bagi tumbuh kembang anak, pendekatan yang bisa dilakukan adalah pendekatan yang humanis, khususnya OAP,” kata Yuliastri.
Dari Lembaga Pendidikan yang juga merupakan Mitra KBF Indonesia di Papua Selatan, Universitas Musamus, juga menyampaikan sambutannya yang diwakili oleh Dosen PGSD FKIP Universitas Musamus, Yonarlianto Tembang mengatakan, pihaknya serius dan ingin menuntaskan permasalahan terkhusus literasi baca tulis yang ada di Tanah papua, khususnya di Papua Selatan.
Mata kuliah literasi baca tulis untuk Universitas Musamus sudah dimasukkan ke dalam mata kuliah khusus dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar karena memang kalau melihat kebutuhan di lapangan itu bukan hanya pendidiknya.
"Tetapi anak kita yang perlu kita kuatkan dengan literasi. Untuk itu para pendidik ataupun calon pendidiknya ini yang harus kita dasari dengan pemahaman bagaimana cara mengajarkan literasi ini," ujarnya.
KBF Indonesia sebagai fasilitator dan penyelenggara kegiatan ini sangat antusias dalam membuka kegiatan ini. Direktur Operasional KBF Indonesia, Donatus K. Marut mengatakan keterbatasan baca-tulis yang dimiliki oleh masyarakat di Papua bisa menjadi faktor yang sangat kritis bagi masyarakat Papua di masa akan datang. Untuk itu masalah ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik dan juga aktivis pendidikan.
“Masalah literasi baca tulis di Papua lumayan menantang untuk kita para pendidik dan juga para aktivis yang terlibat untuk mendukung pemberdayaan masyarakat di Papua. Karena itu akan sangat terbatas bagi masyarakat papua untuk mengakses pengetahuan, demikian juga untuk mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan akan terhambat karena salah satunya faktornya adalah kemampuan baca tulis ini. Meskipun bukan faktor penentu, tapi menjadi faktor yang sangat kritis bagi pengembangan masyarakat papua secara keseluruhan di masa akan datang. Kegiatan ini dilaksanakan atas dukungan dari CSR PT Pertamina, kami sangat berterima kasih kepada CSR Pertamina,” Jelas Don.
Kegiatan Pelatihan Peningkatan Literasi Baca-Tulis di Tanah Papua ini dilaksanakan selama 8 hari berturut-turut, yaitu pada tanggal 10-18 Juli 2024 secara hybrid (luring dan daring) di Pusat Belajar KBF Jayapura dan Merauke. Namun, acara pelatihan ini secara keseluruhan diikuti oleh tim pengajar Pusat Belajar KBF Indonesia di daerah Tanah Papua lainnya.
Kegiatan ini bertujuan memberikan keterampilan dan pengetahuan terkait teknik-teknik mengajar baca-tulis yang lebih efektif dan disiplin berkarakter untuk tim pengajar, selain itu juga menyamakan persepsi tentang program dan strategi pelaksanaannya agar program literasi dapat berjalan dengan lancar. Harapannya, kegiatan ini akan memotivasi tidak hanya orang tua dari anak-anak didik, tetapi juga masyarakat kampung di sekitar Pusat Belajar KBF Indonesia berada.
Papua: Sebagai komitmen untuk mengatasai masalah rendahnya tingkat literasi di tanah Papua, Kitong Bisa Foundation (KBF) Indonesia bekerja sama dengan PT Pertamina
(Persero) menyelenggarakan Kegiatan Pelatihan Literasi Baca-Tulis di Tanah Papua. Pelatihan literasi untuk Tim Pengajar ini, secara resmi dibuka Pada Selasa, 9 Juli 2024, secara daring.
Pada sambutannya, Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah terluar, Billy Mambrasar, menyampaikan tingkat buta huruf di daerah-daerah terluar Indonesia masih sangat tinggi, untuk itu peningkatan literasi baca-tulis ini sangat penting bagi masyarakat, khususnya di Tanah Papua, dan memberi apresiasi kepada KBF Indonesia dan Pertamina yang telah menyelenggarakan kegiatan ini.
“Peningkatan literasi ini penting karena ini merupakan skil pertama dari seorang manusia dalam mengabsorpsi skil-skil yang lain dikemudian hari. Sementara kalau kita melihat tingkat buta huruf di provinsi-provinsi terluar Indonesia masih sangat tinggi. KBF Indonesia hadir dengan Pertamina menciptakan inovasi-inovasi untuk mengurangi gap tersebut. Saya berharap program ini bisa berjalan lancar dan program yang sedang dijalankan ini menjadi inisiasi Starting up untuk program-program selanjutnya”, kata Billy yang juga merupakan Duta Pembangunan Keberlanjutan Nasional (SDGs).
Di tempat tang sama, Manager CSR PT Pertamina (Persero) Dian Hapsari menyampaikan kegiatan disambut baik oleh Pertamina karena sebagai BUMN yang juga beroperasi di wilayah Timur Indonesia, meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia Timur menjadi salah satu bentuk Tanggung Jawab Pertamina dalam melaksanakan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
“Pertamina mempunyai 4 program tanggung jawab sosial dan lingkungan, yaitu Pertamina Cerdas, Pertamina Hijau, Pertamina Sehat dan Pertamina Berdikari. Nah kegiatan ini adalah salah satunya dari Pertamina cerdas di bidang Pendidikan. Kami ingin berkontribusi dalam upaya, anak-anak ini merupakan investasi, anak-anak ini adalah calon pemimpin bangsa, sehingga tentunya Pertamina ingin turut serta berperan dalam mendidik dan membangun karakter anak-anak yang akan kita bina, karena apabila pendidikan tidak dibarengi dengan pendidikan karakter, tentunya anak-anak ini tidak bisa menjadi calon pemimpin yang baik," kata Dian melalui Zoom.
Sementara itu, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Papua, Bapak Dr. Junus Simangunsong mengatakan, semua anak-anak khususnya di Tanah Papua memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas, dan melalui kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca untuk anak-anak di Papua.
“Kita memiliki tantangan di Papua ini dimana anak-anak kita masih banyak yang belum lancar bahkan belum bisa membaca walaupun sudah lulus dari satuan Pendidikan. Mudah2an dengan kegiatan bersama ini, bisa menumbuhkan minat baca bagi anak-anak yang seharusnya mereka miliki, mereka bisa membaca, bisa menulis, sehingga mereka nanti bisa mengenal atau memahami dunia kontekstual atau dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari, ini sangat penting. Terima kasih untuk KBF Indonesia dan CSR Pertamina yang sudah mendukung kegiatan ini, mari kita bekerja sama, maju bersama untuk meningkatkan literasi, khususnya yang ada di Tanah Papua,” kata Junus dalam sambutannya.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Merauke, Yuliastri Karim dalam
sambutannya, menitipkan pesan dalam mendidik anak-anak yang paling penting dan utama adalah tidak boleh mengandung unsur kekerasan.
“Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, sesuai tugas dan fungsi kami ini untuk mereka dapat menjadi seorang penerus bangsa tentunya ini harus dibentuk sejak dini. Pembentukan anak sejak dini sebagai penerus bangsa ditentukan oleh peran orang tua, pemerintah, dan lingkungan sekitar. Kami hanya ingin menyampaikan bahwa didalam proses pengajaran nantinya tidak boleh mengandung unsur kekerasan, baik itu fisik maupun psikologis. Karena dapat memberikan dampak negatif bagi tumbuh kembang anak, pendekatan yang bisa dilakukan adalah pendekatan yang humanis, khususnya OAP,” kata Yuliastri.
Dari Lembaga Pendidikan yang juga merupakan Mitra KBF Indonesia di Papua Selatan, Universitas Musamus, juga menyampaikan sambutannya yang diwakili oleh Dosen PGSD FKIP Universitas Musamus, Yonarlianto Tembang mengatakan, pihaknya serius dan ingin menuntaskan permasalahan terkhusus literasi baca tulis yang ada di Tanah papua, khususnya di Papua Selatan.
Mata kuliah literasi baca tulis untuk Universitas Musamus sudah dimasukkan ke dalam mata kuliah khusus dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar karena memang kalau melihat kebutuhan di lapangan itu bukan hanya pendidiknya.
"Tetapi anak kita yang perlu kita kuatkan dengan literasi. Untuk itu para pendidik ataupun calon pendidiknya ini yang harus kita dasari dengan pemahaman bagaimana cara mengajarkan literasi ini," ujarnya.
KBF Indonesia sebagai fasilitator dan penyelenggara kegiatan ini sangat antusias dalam membuka kegiatan ini. Direktur Operasional KBF Indonesia, Donatus K. Marut mengatakan keterbatasan baca-tulis yang dimiliki oleh masyarakat di Papua bisa menjadi faktor yang sangat kritis bagi masyarakat Papua di masa akan datang. Untuk itu masalah ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik dan juga aktivis pendidikan.
“Masalah literasi baca tulis di Papua lumayan menantang untuk kita para pendidik dan juga para aktivis yang terlibat untuk mendukung pemberdayaan masyarakat di Papua. Karena itu akan sangat terbatas bagi masyarakat papua untuk mengakses pengetahuan, demikian juga untuk mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan akan terhambat karena salah satunya faktornya adalah kemampuan baca tulis ini. Meskipun bukan faktor penentu, tapi menjadi faktor yang sangat kritis bagi pengembangan masyarakat papua secara keseluruhan di masa akan datang. Kegiatan ini dilaksanakan atas dukungan dari CSR PT Pertamina, kami sangat berterima kasih kepada CSR Pertamina,” Jelas Don.
Kegiatan Pelatihan Peningkatan Literasi Baca-Tulis di Tanah Papua ini dilaksanakan selama 8 hari berturut-turut, yaitu pada tanggal 10-18 Juli 2024 secara hybrid (luring dan daring) di Pusat Belajar KBF Jayapura dan Merauke. Namun, acara pelatihan ini secara keseluruhan diikuti oleh tim pengajar Pusat Belajar KBF Indonesia di daerah Tanah Papua lainnya.
Kegiatan ini bertujuan memberikan keterampilan dan pengetahuan terkait teknik-teknik mengajar baca-tulis yang lebih efektif dan disiplin berkarakter untuk tim pengajar, selain itu juga menyamakan persepsi tentang program dan strategi pelaksanaannya agar program literasi dapat berjalan dengan lancar. Harapannya, kegiatan ini akan memotivasi tidak hanya orang tua dari anak-anak didik, tetapi juga masyarakat kampung di sekitar Pusat Belajar KBF Indonesia berada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)