medcom.id, Singaraja: Beredarnya permen yang diduga mengandung zat adiktif di sejumlah daerah, membuat masyarakat menjadi khawatir. Apalagi, permen tersebut banyak diperjualbelikan di sekolah.
"Kami telah melakukan razia dan inspeksi mendadak ke sejumlah sekolah. Sampai saat ini hasilnya masih nihil, tetapi pemantauan akan terus dilaksanakan," kata Kepala Satres Narkoba Polres Buleleng AKP Ketut Adnyana T.J, di Singaraja, Bali, Jumat, 10 Maret 2017.
Ketut menjelaskan, pihaknya terus memaksimalkan program pencegahan terkait peredaran permen yang disinyalir mengandung narkoba dengan cara memberikan arahan langsung kepada guru dan siswa. Ia yakin, permen yang diduga mengandung narkoba sempat beredar sebelumnya.
"Kalau kami temukan, langsung amankan, termasuk pengedarnya," ujarnya lagi.
Menurut Ketut, pihaknya belum mengetahui pasti asal-muasal permen tersebut, termasuk di mana dibuat dan motifnya. Ia masih terus melakukan pendalaman.
Ketut menegaskan, segera bersurat ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng untuk bisa mensosialisasikan kembali ke seluruh siswa sekolah dasar di Buleleng. "Sehingga, ada antisipasi dini dari pihak sekolah. Kami harapkan juga masyarakat waspada mengenai permasalahan ini," pungkasnya.
medcom.id, Singaraja: Beredarnya permen yang diduga mengandung zat adiktif di sejumlah daerah, membuat masyarakat menjadi khawatir. Apalagi, permen tersebut banyak diperjualbelikan di sekolah.
"Kami telah melakukan razia dan inspeksi mendadak ke sejumlah sekolah. Sampai saat ini hasilnya masih nihil, tetapi pemantauan akan terus dilaksanakan," kata Kepala Satres Narkoba Polres Buleleng AKP Ketut Adnyana T.J, di Singaraja, Bali, Jumat, 10 Maret 2017.
Ketut menjelaskan, pihaknya terus memaksimalkan program pencegahan terkait peredaran permen yang disinyalir mengandung narkoba dengan cara memberikan arahan langsung kepada guru dan siswa. Ia yakin, permen yang diduga mengandung narkoba sempat beredar sebelumnya.
"Kalau kami temukan, langsung amankan, termasuk pengedarnya," ujarnya lagi.
Menurut Ketut, pihaknya belum mengetahui pasti asal-muasal permen tersebut, termasuk di mana dibuat dan motifnya. Ia masih terus melakukan pendalaman.
Ketut menegaskan, segera bersurat ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng untuk bisa mensosialisasikan kembali ke seluruh siswa sekolah dasar di Buleleng. "Sehingga, ada antisipasi dini dari pihak sekolah. Kami harapkan juga masyarakat waspada mengenai permasalahan ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)