Klaten: Tempat evakuasi sementara (TES) Balai Desa Balerante dan Balai Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kini masih dihuni 367 pengungsi erupsi Gunung Merapi.
Warga mengungsi di TES Balai Desa Balerante dan Balai Desa Tegalmulyo setelah Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, menaikkan status Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga pada 5 November 2020.
"Hingga Jumat, 11 Desember 2020, pukul 21.00 WIB, pengungsi yang masih bertahan di dua tempat penampungan sementara itu sebanyak 367 orang," kata Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono.
Pengungsi di Balai Desa Balerante asal Dukuh Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang, Sukorejo, dan Ngelo. Sedangkan yang di Balai Desa Tegalmulyo asal Dukuh Canguk, Sumur, dan Pajegan.
Baca juga: Pemkab Karawang Sewa 4 Hotel untuk Isolasi Pasien Covid-19
Menurut Tjahjono, Sabtu, 12 Desember 2020, sebanyak 173 dari 367 pengungsi erupsi Merapi adalah kelompok rentan, seperti balita, lansia, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan penyandang disabilitas. Namun, kondisi pengungsi secara umum baik saat ini.
"Mereka pun disiplin mematuhi perotokol kesehatan yang berlaku. Selalu menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan pakai sabun," ungkapnya.
BPPTKG Yogyakarta menetapkan tiga desa di Kecamatan Kemalang, Klaten, yaitu Desa Balerante, Tegalmulyo, dan Sidorejo masuk kawasan rawan bencana (KRB) III erupsi Gunung Merapi.
Sejak status Gunung Merapi dinaikkan menjadi siaga, warga Balerante dan Tegalmulyo ramai-ramai melakukan pengungsian. Namun, warga Desa Sidorejo belum mengungsi hingga saat ini.
"Warga KRB III Desa Sidorejo khususnya Dukuh Kembangan, Petung, dan Deles sampai sekarang belum mengungsi. Meskipun pemerintah telah menyiapkan TES di GOR Kalimosodo," imbuh Tjahjono. (Djoko Sardjono)
Klaten: Tempat evakuasi sementara (TES) Balai Desa Balerante dan Balai Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kini masih dihuni 367 pengungsi erupsi
Gunung Merapi.
Warga mengungsi di TES Balai Desa Balerante dan Balai Desa Tegalmulyo setelah Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, menaikkan status Gunung Merapi dari waspada menjadi siaga pada 5 November 2020.
"Hingga Jumat, 11 Desember 2020, pukul 21.00 WIB, pengungsi yang masih bertahan di dua tempat penampungan sementara itu sebanyak 367 orang," kata Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono.
Pengungsi di Balai Desa Balerante asal Dukuh Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang, Sukorejo, dan Ngelo. Sedangkan yang di Balai Desa Tegalmulyo asal Dukuh Canguk, Sumur, dan Pajegan.
Baca juga:
Pemkab Karawang Sewa 4 Hotel untuk Isolasi Pasien Covid-19
Menurut Tjahjono, Sabtu, 12 Desember 2020, sebanyak 173 dari 367 pengungsi erupsi Merapi adalah kelompok rentan, seperti balita, lansia, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan penyandang disabilitas. Namun, kondisi pengungsi secara umum baik saat ini.
"Mereka pun disiplin mematuhi perotokol kesehatan yang berlaku. Selalu menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan pakai sabun," ungkapnya.
BPPTKG Yogyakarta menetapkan tiga desa di Kecamatan Kemalang, Klaten, yaitu Desa Balerante, Tegalmulyo, dan Sidorejo masuk kawasan rawan bencana (KRB) III erupsi Gunung Merapi.
Sejak status Gunung Merapi dinaikkan menjadi siaga, warga Balerante dan Tegalmulyo ramai-ramai melakukan pengungsian. Namun, warga Desa Sidorejo belum mengungsi hingga saat ini.
"Warga KRB III Desa Sidorejo khususnya Dukuh Kembangan, Petung, dan Deles sampai sekarang belum mengungsi. Meskipun pemerintah telah menyiapkan TES di GOR Kalimosodo," imbuh Tjahjono. (Djoko Sardjono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
