Sleman: Kwarda Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta segera meninjau sejumlah aturan kegiatan di luar sekolah. Terkait kasus kegiatan susur sungai siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman, tak diketahui kepala sekolah.
"Kami akan meninjau kembali aturan-aturan kegiatan yang berbasis di gugus depan. Kegiatan gugus depan berada di sekolah. Jangan sampai kegiatan kepramukaan di luar sekolah tidak bersinergi dengan sekolah. Sekolah harus mengetahui," kata Ketua Kwarda Pramuka DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun di Yogyakarta, Minggu, 23 Februari 2020.
Pembayun mengatakan segera mengundang pimpinan hingga pelatih pramuka yang juga biasa memberikan materi kepramukaan. Mereka akan diberikan pemahaman untuk bisa memahami dan mengajarkan tentang kebencanaan dan pencegahannya.
Baca: Guru Olahraga SMPN 1 Turi Ditahan
Sebelum memilih kegiatan, kata dia, pimpinan dan pembina pramuka di sekolah harus mengetahui risiko di lapangan. Apalagi, kegiatan seperti di SMPN 1 Turi membawa sekitar 250 siswa.
"Ini agar para pembina lebih berhati-hati untuk kegiatan seperti out door. Tanggung jawab ada di gugus depan dan pembina. Jangan sampai hal ini (kasus SMPN 1 Turi) terjadi lagi," ujarnya.
Pihaknya meminta para pembina untuk berkoordinasi dengan sekolah sebelum mengadakan kegiatan di luar sekolah. Koordinasi dilakukan untuk memastikan layak tidaknya menggelar kegiatan di luar sekolah.
"Kejadian yang di sini (SMPN 1 Turi) mudah-mudahan yang terakhir. Penanda kegiatan kepramukaan tidak terintegrasi atau terinformasi pihak sekolah," ujarnya.
Sleman: Kwarda Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta segera meninjau sejumlah aturan kegiatan di luar sekolah. Terkait kasus kegiatan susur sungai siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman, tak diketahui kepala sekolah.
"Kami akan meninjau kembali aturan-aturan kegiatan yang berbasis di gugus depan. Kegiatan gugus depan berada di sekolah. Jangan sampai kegiatan kepramukaan di luar sekolah tidak bersinergi dengan sekolah. Sekolah harus mengetahui," kata Ketua Kwarda Pramuka DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun di Yogyakarta, Minggu, 23 Februari 2020.
Pembayun mengatakan segera mengundang pimpinan hingga pelatih pramuka yang juga biasa memberikan materi kepramukaan. Mereka akan diberikan pemahaman untuk bisa memahami dan mengajarkan tentang kebencanaan dan pencegahannya.
Baca: Guru Olahraga SMPN 1 Turi Ditahan
Sebelum memilih kegiatan, kata dia, pimpinan dan pembina pramuka di sekolah harus mengetahui risiko di lapangan. Apalagi, kegiatan seperti di SMPN 1 Turi membawa sekitar 250 siswa.
"Ini agar para pembina lebih berhati-hati untuk kegiatan seperti out door. Tanggung jawab ada di gugus depan dan pembina. Jangan sampai hal ini (kasus SMPN 1 Turi) terjadi lagi," ujarnya.
Pihaknya meminta para pembina untuk berkoordinasi dengan sekolah sebelum mengadakan kegiatan di luar sekolah. Koordinasi dilakukan untuk memastikan layak tidaknya menggelar kegiatan di luar sekolah.
"Kejadian yang di sini (SMPN 1 Turi) mudah-mudahan yang terakhir. Penanda kegiatan kepramukaan tidak terintegrasi atau terinformasi pihak sekolah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)