Solo: Kota Solo, Jawa Tengah, kembali ke zona merah penyebaran covid-19. Status wilayah yang turun dari zona kuning itu lantaran terdapat penambahan kasus positif virus korona secara signifikan dalam satu hari.
"Penambahan pasien positif (covid-19) warga Solo, 18 orang dalam satu hari pada Minggu, 12 Juli 2020," ujar Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, Senin, 13 Juli 2020.
Menurut Ahyani, kasus itu berasal dari klaster mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo. Sebanyak 18 orang itu, 15 di antaranya bertugas sebagai dokter di RSUD dr Moewardi sedangkan tiga lainnya merupakan warga biasa.
Ia mengungkapkan tak menutup kemungkinan Kota Solo akan masuk zona hitam jika klaster mahasiswa UNS itu menyebar. Pihaknya kini melakukan pelacakan secara masif terhadap para mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan spesialis paru di RSUD tersebut.
"Mereka merupakan dokter residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) paru UNS Solo. Kemarin Moewardi enggak terbuka saja, tapi tahu-tahu yang kena banyak dan mayoritas warga Solo," bebernya.
Baca juga: Bus Bantuan di Stasiun Bogor Tak Permanen
Saat ini, kata Ahyani, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Kota Solo secara kumulatif sebanyak 292 orang dengan rincian 246 orang sembuh, delapan orang rawat inap, dan 38 orang meninggal. Kemudian jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 664 orang dengan perincian satu orang menjalani rawat inap, tujuh orang rawat jalan, delapan orang dalam pemantauan, dan 656 selesai pemantauan.
"Setelah beberapa hari stagnan di angka 45 orang, sekarang yang positif jadi 63 orang. Dan ini merupakan rekor baru di Kota Solo dengan penambahan banyak dalam sehari," ungkapnya.
Ahyani berharap RSUD dr Moewardi lebih terbuka terkait tindakan tracing kepada mahasiswa UNS yang merupakan dokter di RSUD tersebut.
"Karena mereka diketahui praktek di RS swasta juga," jelas dia.
Selain klaster mahasiswa UNS, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan, terdapat tiga pasien positif covid-19 yang merupakan pasien dengan pengawasan (PDP).
"Satu dari Kelurahan Mojosongo, satu dari Jebres dan satu dari Banyuanyar. Dan semuanya tidak ada kaitannya dengan kasus lama, semuanya kasus baru PDP naik kelas," imbuhnya.
Solo: Kota Solo, Jawa Tengah, kembali ke zona merah penyebaran covid-19. Status wilayah yang turun dari zona kuning itu lantaran terdapat penambahan kasus positif virus korona secara signifikan dalam satu hari.
"Penambahan pasien positif (covid-19) warga Solo, 18 orang dalam satu hari pada Minggu, 12 Juli 2020," ujar Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, Senin, 13 Juli 2020.
Menurut Ahyani, kasus itu berasal dari klaster mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo. Sebanyak 18 orang itu, 15 di antaranya bertugas sebagai dokter di RSUD dr Moewardi sedangkan tiga lainnya merupakan warga biasa.
Ia mengungkapkan tak menutup kemungkinan Kota Solo akan masuk zona hitam jika klaster mahasiswa UNS itu menyebar. Pihaknya kini melakukan pelacakan secara masif terhadap para mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan spesialis paru di RSUD tersebut.
"Mereka merupakan dokter residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) paru UNS Solo. Kemarin Moewardi enggak terbuka saja, tapi tahu-tahu yang kena banyak dan mayoritas warga Solo," bebernya.
Baca juga:
Bus Bantuan di Stasiun Bogor Tak Permanen
Saat ini, kata Ahyani, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Kota Solo secara kumulatif sebanyak 292 orang dengan rincian 246 orang sembuh, delapan orang rawat inap, dan 38 orang meninggal. Kemudian jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 664 orang dengan perincian satu orang menjalani rawat inap, tujuh orang rawat jalan, delapan orang dalam pemantauan, dan 656 selesai pemantauan.
"Setelah beberapa hari stagnan di angka 45 orang, sekarang yang positif jadi 63 orang. Dan ini merupakan rekor baru di Kota Solo dengan penambahan banyak dalam sehari," ungkapnya.
Ahyani berharap RSUD dr Moewardi lebih terbuka terkait tindakan tracing kepada mahasiswa UNS yang merupakan dokter di RSUD tersebut.
"Karena mereka diketahui praktek di RS swasta juga," jelas dia.
Selain klaster mahasiswa UNS, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan, terdapat tiga pasien positif covid-19 yang merupakan pasien dengan pengawasan (PDP).
"Satu dari Kelurahan Mojosongo, satu dari Jebres dan satu dari Banyuanyar. Dan semuanya tidak ada kaitannya dengan kasus lama, semuanya kasus baru PDP naik kelas," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)