Surabaya: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebutkan Kota Pahlawan, Jawa Timur, berpotensi naik status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dari level 1 menjadi level 2 menyusul angka positif covid-19 terus naik.
Eri Cahyadi mengatakan saat ini jumlah kasus aktif yang tercatat di dalam data laman lawancovid-19.surabaya.go.id per 2 Februari 2022, pukul 15.00 WIB total ada 587 orang.
"Jumlah itu akan terus merangkak naik, jika tidak dilakukan mitigasi secepat mungkin" ujarnya, Kamis, 3 Februari 2022.
Saat ini, lanjut dia, Surabaya masih berada di angka 16,4 persen jumlah kasus positif covid-19. Jika menginjak angka 20 persen per 100 ribu penduduk, bisa jadi daerah atau kota tersebut meningkat menjadi Level 2 PPKM.
"Untuk saat ini, Kota Surabaya berstatus Level 1, artinya masih di bawah 20 persen," kata Eri.
Baca juga: Gempa Bumi Tektonik Dangkal Dirasakan di Mandailing Natal Sumut
Menurut dia, agar Kota Surabaya bertahan di Level 1, pihaknya menerapkan langkah tegas, di antaranya disiplin protokol kesehatan dan menggerakkan swab hunter keliling setiap hari. Bukan itu saja, ia juga mengimbau setiap kampung untuk melakukan blocking area.
Selain blocking area di perkampungan, Eri juga meminta jajarannya untuk menerapkan pembatasan tempat rekreasi hiburan umum (RHU), taman hingga alun-alun, dan tempat yang berpotensi menyebabkan kerumunan lainnya.
Tak hanya itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga mengingatkan pemilik usaha lainnya untuk turut serta berkontribusi dalam penerapan prokes ketat.
"Gerakkan lagi Kampung Wani, lakukan tes usap massal di RT/RW, vaksin tidak boleh berhenti dan saya nyuwun (minta) tolong prokesnya. Pakai masker. Jangan sampai merugikan orang lain dan kita harus saling menjaga," ungkapnya.
Baca juga: Orang Tua Siswa Korban Pemukulan Guru Tolak Cabut Laporan
Eri melanjutkan jajaran Pemkot Surabaya akan terus patroli guna memastikan pelaku usaha seperti warkop, restoran, dan lain sebagainya yang tidak menerapkan prokes akan dikenakan sanksi.
"Sanksinya bisa berupa penutupan dalam kurun waktu tertentu," terang Eri.
Wali Kota pun mengungkap hasil diskusinya dengan pakar Biostatistika Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dr Windhu Purnomo beberapa waktu lalu, bahwa saat ini 90 persen virus yang menyebar adalah varian Omicron, sedangkan untuk varian Delta kini sudah tidak lagi menjadi ancaman serius.
"Jadi, jangan tanya ini Omicron atau bukan Omicron. Ini sudah Omicron semua, karena penyebarannya lima kali lebih cepat ketimbang varian terdahulunya. Saya mohon, warga Surabaya jangan lengah, kalau kita lengah, yang terkonfirmasi semakin banyak. Kalau banyak, bisa-bisa naik ke Level 2," jelasnya.
Surabaya:
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebutkan Kota Pahlawan, Jawa Timur, berpotensi naik status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dari level 1 menjadi level 2 menyusul angka positif covid-19 terus naik.
Eri Cahyadi mengatakan saat ini jumlah kasus aktif yang tercatat di dalam data laman lawancovid-19.surabaya.go.id per 2 Februari 2022, pukul 15.00 WIB total ada 587 orang.
"Jumlah itu akan terus merangkak naik, jika tidak dilakukan mitigasi secepat mungkin" ujarnya, Kamis, 3 Februari 2022.
Saat ini, lanjut dia, Surabaya masih berada di angka 16,4 persen jumlah kasus positif covid-19. Jika menginjak angka 20 persen per 100 ribu penduduk, bisa jadi daerah atau kota tersebut meningkat menjadi Level 2 PPKM.
"Untuk saat ini, Kota Surabaya berstatus Level 1, artinya masih di bawah 20 persen," kata Eri.
Baca juga:
Gempa Bumi Tektonik Dangkal Dirasakan di Mandailing Natal Sumut
Menurut dia, agar Kota Surabaya bertahan di Level 1, pihaknya menerapkan langkah tegas, di antaranya disiplin protokol kesehatan dan menggerakkan
swab hunter keliling setiap hari. Bukan itu saja, ia juga mengimbau setiap kampung untuk melakukan
blocking area.
Selain
blocking area di perkampungan, Eri juga meminta jajarannya untuk menerapkan pembatasan tempat rekreasi hiburan umum (RHU), taman hingga alun-alun, dan tempat yang berpotensi menyebabkan kerumunan lainnya.
Tak hanya itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga mengingatkan pemilik usaha lainnya untuk turut serta berkontribusi dalam penerapan prokes ketat.
"Gerakkan lagi Kampung Wani, lakukan tes usap massal di RT/RW, vaksin tidak boleh berhenti dan saya
nyuwun (minta) tolong prokesnya. Pakai masker. Jangan sampai merugikan orang lain dan kita harus saling menjaga," ungkapnya.
Baca juga:
Orang Tua Siswa Korban Pemukulan Guru Tolak Cabut Laporan
Eri melanjutkan jajaran Pemkot Surabaya akan terus patroli guna memastikan pelaku usaha seperti warkop, restoran, dan lain sebagainya yang tidak menerapkan prokes akan dikenakan sanksi.
"Sanksinya bisa berupa penutupan dalam kurun waktu tertentu," terang Eri.
Wali Kota pun mengungkap hasil diskusinya dengan pakar Biostatistika Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dr Windhu Purnomo beberapa waktu lalu, bahwa saat ini 90 persen virus yang menyebar adalah varian Omicron, sedangkan untuk varian Delta kini sudah tidak lagi menjadi ancaman serius.
"Jadi, jangan tanya ini Omicron atau bukan Omicron. Ini sudah Omicron semua, karena penyebarannya lima kali lebih cepat ketimbang varian terdahulunya. Saya mohon, warga Surabaya jangan lengah, kalau kita lengah, yang terkonfirmasi semakin banyak. Kalau banyak, bisa-bisa naik ke Level 2," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)