Palu: Polda Sulawesi Tengah, menduga masih ada bantuan logistik yang diterima kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Sehingga mereka masih bisa bertahan di hutan pegunungan wilayah operasi Poso, Parigi Moutong, dan Sigi.
Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Supranoto mengatakan barang bukti yang dikumpulkan Satgas Madago Raya seusai baku tembak yang menewaskan satu anggota MIT Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang di Dusun Uempasa, Kecamatan Dolago Selatan, Parigi Moutong, terdiri dari bahan pokok.
"Dari dalam tas ransel Ahmad Gazali ditemukan 39 item barang bukti. Di antaranya ada beras sampai bumbu dapur, itu semua yang kami duga dari bantuan simpatisan," terangnya, Jumat, 7 Januari 2022.
Selain itu, dari dalam tas ransel tersebut juga ditemukan bahan baku untuk membuat bom. "Nah, bahan baku seperti bubuk mesiu itu kan tidak mungkin ditemukan di dalam hutan kalau tidak ada yang antar ke hutan," tegas Didik.
Baca: Kontak Tembak, 1 DPO Teroris MIT Poso Tewas
Polda mengimbau masyarakat tidak menyuplai logistik dalam bentuk apapun kepada tiga sisa DPO MIT yang masih diburu di Poso, Parigi Moutong, dan Sigi.
Menurut Didik, Polri dan TNI yang tergabung dalam Satgas Operasi Madago Raya akan mengintensifkan patroli dan menjaga jalur masuk yang disinyalir sebagai tempat simpatisan memberikan bantuan kepada MIT.
"Siapa pun yang kedapatan menyuplai bantuan untuk MIT tentu akan diproses sesuai dengan hukum yang perlaku," ungkapnya.
Hingga saat ini, Satgas masih terus memburu tiga sisa DPO MIT yang keberadaannya diduga masih di seputaran wilayah operasi hutan pegunungan Parigi Moutong.
Polda Sulteng pun kembali mengimbau agar Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, dan Suhardin alias Hasan Pranata mau menyerahkan diri.
"Kalau mereka punya itikad untuk menyerahkan diri, tentu Polri akan menyambut baik dan memproses ketiganya dengan hukum yang adil," tandas
Palu: Polda Sulawesi Tengah, menduga masih ada bantuan logistik yang diterima kelompok teroris
Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Sehingga mereka masih bisa bertahan di hutan pegunungan wilayah operasi Poso, Parigi Moutong, dan Sigi.
Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Supranoto mengatakan barang bukti yang dikumpulkan Satgas Madago Raya seusai baku tembak yang menewaskan satu anggota MIT Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang di Dusun Uempasa, Kecamatan Dolago Selatan, Parigi Moutong, terdiri dari bahan pokok.
"Dari dalam tas ransel Ahmad Gazali ditemukan 39 item barang bukti. Di antaranya ada beras sampai bumbu dapur, itu semua yang kami duga dari bantuan simpatisan," terangnya, Jumat, 7 Januari 2022.
Selain itu, dari dalam tas ransel tersebut juga ditemukan bahan baku untuk membuat bom. "Nah, bahan baku seperti bubuk mesiu itu kan tidak mungkin ditemukan di dalam hutan kalau tidak ada yang antar ke hutan," tegas Didik.
Baca: Kontak Tembak, 1 DPO Teroris MIT Poso Tewas
Polda mengimbau masyarakat tidak menyuplai logistik dalam bentuk apapun kepada tiga sisa DPO MIT yang masih diburu di Poso, Parigi Moutong, dan Sigi.
Menurut Didik, Polri dan TNI yang tergabung dalam Satgas Operasi Madago Raya akan mengintensifkan patroli dan menjaga jalur masuk yang disinyalir sebagai tempat simpatisan memberikan bantuan kepada MIT.
"Siapa pun yang kedapatan menyuplai bantuan untuk MIT tentu akan diproses sesuai dengan hukum yang perlaku," ungkapnya.
Hingga saat ini, Satgas masih terus memburu tiga sisa DPO MIT yang keberadaannya diduga masih di seputaran wilayah operasi hutan pegunungan Parigi Moutong.
Polda Sulteng pun kembali mengimbau agar Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, dan Suhardin alias Hasan Pranata mau menyerahkan diri.
"Kalau mereka punya itikad untuk menyerahkan diri, tentu Polri akan menyambut baik dan memproses ketiganya dengan hukum yang adil," tandas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)