medcom.id, Jakarta: Sepuluh tahun sudah, sejak gempa dan gelombang tsunami menghantam Nangroe Aceh Darusalam. Bangunan-bangunan ambruk, rata dengan tanah. Ratusan ribu jiwa menjadi korban sapuan gelombang.
"Seluruh kawasan Banda Aceh yang berada di pinggir pantai habis sudah. Perhitungan kasar, korban jiwa di sana 5ribu sampai 10 ribu jiwa dan rumah-rumah habis. Ini bencana luar biasa dahsyat," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dikutip dari buku 'Ombak Perdamaian' karya Fenty Effendy, buku yang bercerita tentang inisiatif dan peran JK mendamaikan Aceh.
Pernyataan itu dikelurakan JK pada 27 Desember 2004 petang, menjadi pernyataan resmi pertama pemerintah mengenai bencana tsunami yang menghantam Aceh. Sehari setelah gempa dan gelombang memporak-porandakan kehidupan di Tanah Rencong.
JK tak lupa bagaimana perasaannya saat itu. Material bangunan yang ambruk dan badan-badan tak bernyawa bertumpukan, menjadi pusat perhatian sepanjang jalanan kota.
"Sebenarnya saya juga mau pingsan waktu itu. Astaghfirullah, astaghfirullah, saya mengucap berkali-kali. Saya lihat menteri Sri Mulyani menangis," kenang JK di Kantor Wakil Presiden awal November 2014.
Banyaknya korban, membuat air mata terus mendesak keluar dari mata pria asal Makasar itu. JK tak menyerah, tangis terus dia tahan. Masyarakat Aceh butuh bantuan, bukan tangisan.
"Najwa Shihab dengan laporannya malah bikin nangis seluruh republik. saya mau nangis juga, 'aduh.aduh..' itu terus yang terucap dalam hati melihat banyaknya korban. Tapi saya tidak mudah menangis. Sebab, kalau saya menangis, bagaimana bisa bantu mereka? apa yang dibutuhkan rakyat Aceh itulah yang harus segera diusahakan," Kenang JK.
Kini, Aceh tak lagi porak-poranda. Masyarakat Aceh telah kembali menata hidup mereka. Bangunan kokoh berdiri, tersusun rapi. Satu dekade sudah, Peringatan 10 Tahun Tsunami diadakan untuk menjemput kembali kenangan yang tersapu gelombang.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun kembali berkunjung. Tidak seperti sepuluh tahun lalu, JK tak membawa obat-obatan dengan jumlah banyak dan uang miliaran rupiah dalam peti. Kali ini, JK datang dengan senyum dan sapaan hangat untuk masyarakat Tanah Rencong.
medcom.id, Jakarta: Sepuluh tahun sudah, sejak gempa dan gelombang tsunami menghantam Nangroe Aceh Darusalam. Bangunan-bangunan ambruk, rata dengan tanah. Ratusan ribu jiwa menjadi korban sapuan gelombang.
"Seluruh kawasan Banda Aceh yang berada di pinggir pantai habis sudah. Perhitungan kasar, korban jiwa di sana 5ribu sampai 10 ribu jiwa dan rumah-rumah habis. Ini bencana luar biasa dahsyat," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dikutip dari buku 'Ombak Perdamaian' karya Fenty Effendy, buku yang bercerita tentang inisiatif dan peran JK mendamaikan Aceh.
Pernyataan itu dikelurakan JK pada 27 Desember 2004 petang, menjadi pernyataan resmi pertama pemerintah mengenai bencana tsunami yang menghantam Aceh. Sehari setelah gempa dan gelombang memporak-porandakan kehidupan di Tanah Rencong.
JK tak lupa bagaimana perasaannya saat itu. Material bangunan yang ambruk dan badan-badan tak bernyawa bertumpukan, menjadi pusat perhatian sepanjang jalanan kota.
"Sebenarnya saya juga mau pingsan waktu itu. Astaghfirullah, astaghfirullah, saya mengucap berkali-kali. Saya lihat menteri Sri Mulyani menangis," kenang JK di Kantor Wakil Presiden awal November 2014.
Banyaknya korban, membuat air mata terus mendesak keluar dari mata pria asal Makasar itu. JK tak menyerah, tangis terus dia tahan. Masyarakat Aceh butuh bantuan, bukan tangisan.
"Najwa Shihab dengan laporannya malah bikin nangis seluruh republik. saya mau nangis juga, 'aduh.aduh..' itu terus yang terucap dalam hati melihat banyaknya korban. Tapi saya tidak mudah menangis. Sebab, kalau saya menangis, bagaimana bisa bantu mereka? apa yang dibutuhkan rakyat Aceh itulah yang harus segera diusahakan," Kenang JK.
Kini, Aceh tak lagi porak-poranda. Masyarakat Aceh telah kembali menata hidup mereka. Bangunan kokoh berdiri, tersusun rapi. Satu dekade sudah, Peringatan 10 Tahun Tsunami diadakan untuk menjemput kembali kenangan yang tersapu gelombang.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun kembali berkunjung. Tidak seperti sepuluh tahun lalu, JK tak membawa obat-obatan dengan jumlah banyak dan uang miliaran rupiah dalam peti. Kali ini, JK datang dengan senyum dan sapaan hangat untuk masyarakat Tanah Rencong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)