medcom.id, Ambon: Gayatri Wailissa tengah mengikuti pendidikan sebagai anggota Badan Intelijen Negara (BIN) di Jakarta. Namun takdir berkata lain. Perempuan yang menguasai 14 bahasa asing itu meninggal saat masih menjalani pendidikan.
"Yang jelas foto ini adalah Gayatri sudah diterima sebagai anggota BIN. Tapi baru digembleng selama tiga bulan, dia sudah pulang ke Rahmatullah," kata ayah Gayatri, Deddy Darwis Wailissa, sesaat sebelum putrinya dimakamkan di Ambon, Maluku, Sabtu (25/10/2014).
Selama penggembelengan, gadis 17 tahun itu berlatih bela diri kungfu, menembak, berenang, dan menyetir. Menurut Deddy, putrinya itu mendapat bimbingan dari sejumlah petinggi TNI, beberapa di antaranya Jenderal TNI Moeldoko dan KSAD Letjen Gatot Nurmantyo.
Gayatri pingsan saat berolahraga di kawasan Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (20/10/2014). Ia kemudian dibawa ke RS Abdi Waluyo dan menjalani perawatan intensif selama empat hari. Pada Jumat (24/20/2014), sekira pukul 08.32 WIB, tim medis menyatakan Gayatri meninggal dunia.
Nama Gayatri dikenal sebagai gadis belia yang mampu menguasai 14 bahasa asing. Uniknya, ia mempelajari bahasa-bahasa asing itu secara otodidak.
Kemampuannya itu pula turut mengangkat Indonesia dan Maluku di dunia. Di usianya yang masih belasan tahun, Gayatri sudah menjadi Duta ASEAN untuk Indonesia di bidang anak mewakili Indonesia.
Sejumlah bahasa yang ia kuasai di antaranya Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, India, Rusia, dan Tagalog. Saat menjadi delegasi tunggal di Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN, Gayatri mendapat tempat terhormat dengan sapaan Doktor.
medcom.id, Ambon: Gayatri Wailissa tengah mengikuti pendidikan sebagai anggota Badan Intelijen Negara (BIN) di Jakarta. Namun takdir berkata lain. Perempuan yang menguasai 14 bahasa asing itu meninggal saat masih menjalani pendidikan.
"Yang jelas foto ini adalah Gayatri sudah diterima sebagai anggota BIN. Tapi baru digembleng selama tiga bulan, dia sudah pulang ke Rahmatullah," kata ayah Gayatri, Deddy Darwis Wailissa, sesaat sebelum putrinya dimakamkan di Ambon, Maluku, Sabtu (25/10/2014).
Selama penggembelengan, gadis 17 tahun itu berlatih bela diri kungfu, menembak, berenang, dan menyetir. Menurut Deddy, putrinya itu mendapat bimbingan dari sejumlah petinggi TNI, beberapa di antaranya Jenderal TNI Moeldoko dan KSAD Letjen Gatot Nurmantyo.
Gayatri pingsan saat berolahraga di kawasan Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (20/10/2014). Ia kemudian dibawa ke RS Abdi Waluyo dan menjalani perawatan intensif selama empat hari. Pada Jumat (24/20/2014), sekira pukul 08.32 WIB, tim medis menyatakan Gayatri meninggal dunia.
Nama Gayatri dikenal sebagai gadis belia yang mampu menguasai 14 bahasa asing. Uniknya, ia mempelajari bahasa-bahasa asing itu secara otodidak.
Kemampuannya itu pula turut mengangkat Indonesia dan Maluku di dunia. Di usianya yang masih belasan tahun, Gayatri sudah menjadi Duta ASEAN untuk Indonesia di bidang anak mewakili Indonesia.
Sejumlah bahasa yang ia kuasai di antaranya Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, India, Rusia, dan Tagalog. Saat menjadi delegasi tunggal di Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN, Gayatri mendapat tempat terhormat dengan sapaan Doktor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)