Trenggalek: Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menetapkan status darurat bencana di lima kecamatan setempat, menyusul serangkaian peristiwa banjir dan tanah longsor yang berulang kali terjadi di daerah itu selama dua pekan terakhir.
"Peningkatan status darurat bencana ditetapkan berdasarkan tingkat kerawanan bencana yang terjadi selama musim hujan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto, Minggu, 9 November 2020.
Lima kecamatan dimaksud yakni Watulimo, Munjungan, Panggul, Bendungan, dan Kecamatan Dongko.
Baca juga: Bandar Narkoba di Musi Banyuasin Ditembak Mati
Watulimo, Panggul dan Munjungan merupakan kecamatan di wilayah pesisir selatan Trenggalek yang kerap dilanda banjir juga longsor. Banjir biasanya terjadi di daerah datar dekat pantai yang menjadi jalur muara sungai.
Sementara di wilayah pedalaman yang memiliki topografi bergunung dan berbukit, longsor sporadis terjadi sehingga mengenai fisik jalan, jembatan, hingga pemukiman penduduk. Sedangkan di Kecamatan Dongko dan Bendungan merupakan daerah ketinggian yang lebih sering terjadi bencana longsor.
"Sepekan terakhir di Trenggalek terdapat puluhan titik longsor dan banyak fasilitas umum yang terdampak. Banjir juga terjadi, terutama di Munjungan beberapa hari lalu," ujarnya.
Banyaknya fasilitas umum yang terdampak mendorong Pemkab Trenggalek mengajukan dukungan anggaran perbaikan ke Pemprov Jatim.
"Penanganan bencana sementara tidak bisa langsung menggunakan dana dari Biaya Tidak Terduga (BTT) Kabupaten Trenggalek. Yang kami ajukan ke provinsi, tempat umum seperti masjid, musala, dan sekolahan. Itu yang kami prioritaskan," kata dia.
Pjs Bupati Trenggalek Benny Sampirwanto mengatakan, opsi mengajukan bantuan penanganan bencana ke pemprov mempertimbangkan dari skala bencana.
"Kalau dampak bencana besar, kami sulit merehabilitasi, termasuk dalam hal keuangan. Kami memohon ke Pemprov agar berkenan membantu penanganannya," ungkapnya.
Sepekan terakhir Trenggalek terdapat puluhan titik longsor dan banyak fasilitas umum yang terdampak. Hingga saat ini hujan terus menguyur wilayah Trenggalek dan setiap turun hujan, selalu terjadi bencana baik skala kecil maupun sedang.
Banyaknya fasilitas umum yang terdampak mendorong Pemkab Trenggalek mengajukan dukungan anggaran perbaikan ke Pemprov Jatim.
"Penanganan bencana sementara tidak bisa langsung menggunakan dana dari Biaya Tidak Terduga (BTT) Kabupaten Trenggalek. Yang kami ajukan ke provinsi, tempat umum seperti masjid, musala, dan sekolahan. Itu yang kami prioritaskan," kata dia.
Pjs Bupati Trenggalek Benny Sampirwanto mengatakan, opsi mengajukan bantuan penanganan bencana ke pemprov mempertimbangkan dari skala bencana.
"Kalau dampak bencana besar, kami sulit merehabilitasi, termasuk dalam hal keuangan. Kami memohon ke Pemprov agar berkenan membantu penanganannya," ungkapnya.
Sepekan terakhir Trenggalek terdapat puluhan titik longsor dan banyak fasilitas umum yang terdampak. Hingga saat ini hujan terus menguyur wilayah Trenggalek dan setiap turun hujan, selalu terjadi bencana baik skala kecil maupun sedang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
