Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, akan menggencarkan rapid test antigen di kafe dan tempat hiburan malam. Dua tempat itu disinyalir berpotensi terjadi kerumunan dan rawan penyebaran covid-19.
Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan, sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk menyiapkan tim uji sampel ke kafe dan tempat hiburan malam.
"Konsekuensi malam ya tidak apa-apa. Kita datangi mereka," kata Ema, di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin, 8 Februari 2021.
Menurut Ema, para pengunjung akan dites menggunakan rapid antigen guna memperoleh kondisi riil aktivitas di tempat-tempat usaha tersebut.
"Ini kita lakukan supaya mendapatkan data jauh lebih akurat. Kita ingin masuk, jangan sampai sifatnya pasif hanya mendengar laporan," lanjut dia.
Baca juga: Palembang Kekurangan 3.400 Guru
Ema mengaku pengetesan langsung mencegah adanya rekayasa data terkait penyebaran covid-19 di dua tempat tersebut. Pasalnya ia khawatir terdapat klaster baru meski telah ditetapkan pembatasan waktu operasional hingga pukul 20.00 WIB
"Laporan bisa saja rekayasa, di kami tidak ada klaster, tidak ada kejadian, kan bisa saja. Nanti kita tes, akan kita coba lakukan sambil menunggu kebijakan pusat," jelasnya.
Ema beralasan kebijakan tersebut diambil karena potensi kerumunan kerap terjadi di kafe dan tempat hiburan malam. Hal ini karena faktor kebiasaan masyarakat Bandung yang sering kongko.
"Potensi kerumunan banyaknya di mana? Di tempat hiburan. Sekarang nongkrong di jalan bisa dikatakan tidak ada. Kalau kafe karena diperbolehkan (beroperasi), orang Bandung suka nongkrong, ngopi, makan cemilan dan sebagainya dan intinya ngobrol," ungkap Ema.
Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, akan menggencarkan
rapid test antigen di kafe dan tempat hiburan malam. Dua tempat itu disinyalir berpotensi terjadi kerumunan dan rawan penyebaran covid-19.
Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, mengatakan, sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk menyiapkan tim uji sampel ke kafe dan tempat hiburan malam.
"Konsekuensi malam ya tidak apa-apa. Kita datangi mereka," kata Ema, di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin, 8 Februari 2021.
Menurut Ema, para pengunjung akan dites menggunakan rapid antigen guna memperoleh kondisi riil aktivitas di tempat-tempat usaha tersebut.
"Ini kita lakukan supaya mendapatkan data jauh lebih akurat. Kita ingin masuk, jangan sampai sifatnya pasif hanya mendengar laporan," lanjut dia.
Baca juga:
Palembang Kekurangan 3.400 Guru
Ema mengaku pengetesan langsung mencegah adanya rekayasa data terkait penyebaran covid-19 di dua tempat tersebut. Pasalnya ia khawatir terdapat klaster baru meski telah ditetapkan pembatasan waktu operasional hingga pukul 20.00 WIB
"Laporan bisa saja rekayasa, di kami tidak ada klaster, tidak ada kejadian, kan bisa saja. Nanti kita tes, akan kita coba lakukan sambil menunggu kebijakan pusat," jelasnya.
Ema beralasan kebijakan tersebut diambil karena potensi kerumunan kerap terjadi di kafe dan tempat hiburan malam. Hal ini karena faktor kebiasaan masyarakat Bandung yang sering kongko.
"Potensi kerumunan banyaknya di mana? Di tempat hiburan. Sekarang nongkrong di jalan bisa dikatakan tidak ada. Kalau kafe karena diperbolehkan (beroperasi), orang Bandung suka nongkrong, ngopi, makan cemilan dan sebagainya dan intinya ngobrol," ungkap Ema.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)