Tangerang: Badan Karantina Pertanian Soekarno-Hatta memusnahkan komoditas pertanian yang positif mengandung virus dan serangga buah. Komoditi yang dimusnahkan yaitu bibit Strawberry dari Jepang dan bibit Jambu Air asal Thailand.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Indonesia Ali Jamil mengatakan, sebanyak 10 batang bibit Strawberry dan 1.494 kilogram bibit Jambu Air rencananya akan ditanam di Indonesia. Bibit Strawberry mengandung Strawbery Mild Yellow Edge Virus (SMYEV) dan Jambu Air positif mengandung serangga hidup lalat buah (Bactrocera corecta).
"Total perkiraan nilai komoditas pertanian ini mencapai Rp86 juta lebih. Kami tetap menjaga agar hama penyakit hewan dan tumbuhan tidak masuk dan tersebar di wilayah Indonesia. Kita harus pastikan yang masuk sehat dan aman," ujar Ali, Kamis, 29 Agustus 2019.
Jamil menjelaskan, Bibit Strawberry dan Jambu Air yang dimusnahkan ini merupakan hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium karantina tumbuhan Bandara Soekarno-Hatta.
Keduanya merupakan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Kategori A1 Golongan 1, artinya belum ditemukan di Indonesia.
"Karena virus dan serangga ini belum ditemukan di Indonesia dan tidak bisa diatasi dengan perlakuan tindakan karantina lainnya, maka wajib kami musnahkan, sesuai dengan UU No 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan," jelasnya.
Guna mengantisipasi meningkatnya lalu lintas hewan dan tumbuhan yang masuk ke Indonesia sebagai dampak dari perdagangan dunia, pihak Barantan saat ini tengah kembangkan teknologi Bio Sensing atau alat pengawasan ekspor dan impor komoditas pertanian.
"Kita sudah lakukan diskusi untuk mengembangkan teknologi ini (Bio Sensing) dengan Belanda dan juga beberapa perguruan tinggi di dalam negeri," katanya.
Secara khusus, Ali menambahkan, para aparatur sipil negara (ASN) Barantan yang mendapat tugas belajar di periode tahun 2019 semuanya ditugaskan untuk mengembangkan tentang teknologi ini. Adapun unit kerja khusus yang akan mengawalnya yakni Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian dan Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian.
"Sesuai instruksi Menteri Pertanian dan juga cita-cita bersama menjadi lumbung pangan dunia. Kami siap mengawal agar produk ekspor sehat, aman dan berdaya saing. Dan sebaliknya produk pertanian yang masuk, sehat, aman dan layak dikonsumsi," jelasnya.
Tangerang: Badan Karantina Pertanian Soekarno-Hatta memusnahkan komoditas pertanian yang positif mengandung virus dan serangga buah. Komoditi yang dimusnahkan yaitu bibit Strawberry dari Jepang dan bibit Jambu Air asal Thailand.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Indonesia Ali Jamil mengatakan, sebanyak 10 batang bibit Strawberry dan 1.494 kilogram bibit Jambu Air rencananya akan ditanam di Indonesia. Bibit Strawberry mengandung Strawbery Mild Yellow Edge Virus (SMYEV) dan Jambu Air positif mengandung serangga hidup lalat buah (Bactrocera corecta).
"Total perkiraan nilai komoditas pertanian ini mencapai Rp86 juta lebih. Kami tetap menjaga agar hama penyakit hewan dan tumbuhan tidak masuk dan tersebar di wilayah Indonesia. Kita harus pastikan yang masuk sehat dan aman," ujar Ali, Kamis, 29 Agustus 2019.
Jamil menjelaskan, Bibit Strawberry dan Jambu Air yang dimusnahkan ini merupakan hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium karantina tumbuhan Bandara Soekarno-Hatta.
Keduanya merupakan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Kategori A1 Golongan 1, artinya belum ditemukan di Indonesia.
"Karena virus dan serangga ini belum ditemukan di Indonesia dan tidak bisa diatasi dengan perlakuan tindakan karantina lainnya, maka wajib kami musnahkan, sesuai dengan UU No 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan," jelasnya.
Guna mengantisipasi meningkatnya lalu lintas hewan dan tumbuhan yang masuk ke Indonesia sebagai dampak dari perdagangan dunia, pihak Barantan saat ini tengah kembangkan teknologi Bio Sensing atau alat pengawasan ekspor dan impor komoditas pertanian.
"Kita sudah lakukan diskusi untuk mengembangkan teknologi ini (Bio Sensing) dengan Belanda dan juga beberapa perguruan tinggi di dalam negeri," katanya.
Secara khusus, Ali menambahkan, para aparatur sipil negara (ASN) Barantan yang mendapat tugas belajar di periode tahun 2019 semuanya ditugaskan untuk mengembangkan tentang teknologi ini. Adapun unit kerja khusus yang akan mengawalnya yakni Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian dan Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian.
"Sesuai instruksi Menteri Pertanian dan juga cita-cita bersama menjadi lumbung pangan dunia. Kami siap mengawal agar produk ekspor sehat, aman dan berdaya saing. Dan sebaliknya produk pertanian yang masuk, sehat, aman dan layak dikonsumsi," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)