Makassar: Meski penetapan hasil perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kepolisian Daerah (Polda) tetap melakukan penjagaan di sejumlah objek vital yang ada di Sulawesi Selatan untuk mengantisipasi gerakan people power.
"Kita siapkan personel di bandara dan pelabuhan, bahkan kita pertebal penjagaan disana," kata Kapolda Sulsel Irjen Hamidin saat dikonfirmasi, Selasa, 21 Mei 2019.
Tidak hanya di Bandara Sultan Hasanuddin dan Pelabuhan Soekarno-hatta yang dijaga. Kantor KPU Sulsel dan Bawaslu Sulsel juga dijaga dengan ketat. Kantor penyelenggara dan pengawas pemilu itu dikelilingi dengan kawat berduri dan Water Canon dan sejumlah personel.
Bahkan, untuk mengantisipasi gerakan tersebut pada Senin 20 Mei 2019 kemarin Hamidin melepaskan 500 personel untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Makassar. Patroli gabungan itu terdiri dari 400 personel Polri terdiri dari satuan Brimob, Sabhara, lalu lintas dan Propam serta 100 anggota TNI dari Kodam Hasanuddin.
"Kami dari kepolisian siap mengamankan. Masyarakat kami harapkan untuk tidak perlu hadir ke kantor KPU maupun Bawaslu, apalagi hasil pemilu di Sulsel telah dirikirimkan ke pusat. Mari semua kita hormati proses demokrasi yang berjalan," jelas Hamidin.
Sementara Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani mengatakan pengamanan untuk perhitungan suara secara nasional tersebut tidak hanya berfokus di Ibu Kota Negara saja, tapi juga pihaknya akan siap untuk mengamankan Sulawesi Selatan, khususnya Makassar.
"Kalau Sulsel, saya kira cukup yah, yakni 2/3 kekuatan. Itu sebanyak 12 ribu pasukan dari Polisi ditambah TNI ada sekitar 5.000 personel. Itu sudah lengkap, ada dari Kostrad dan Raider, serta dari batalion lain," jelas Dicky.
Makassar: Meski penetapan hasil perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kepolisian Daerah (Polda) tetap melakukan penjagaan di sejumlah objek vital yang ada di Sulawesi Selatan untuk mengantisipasi gerakan people power.
"Kita siapkan personel di bandara dan pelabuhan, bahkan kita pertebal penjagaan disana," kata Kapolda Sulsel Irjen Hamidin saat dikonfirmasi, Selasa, 21 Mei 2019.
Tidak hanya di Bandara Sultan Hasanuddin dan Pelabuhan Soekarno-hatta yang dijaga. Kantor KPU Sulsel dan Bawaslu Sulsel juga dijaga dengan ketat. Kantor penyelenggara dan pengawas pemilu itu dikelilingi dengan kawat berduri dan Water Canon dan sejumlah personel.
Bahkan, untuk mengantisipasi gerakan tersebut pada Senin 20 Mei 2019 kemarin Hamidin melepaskan 500 personel untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Makassar. Patroli gabungan itu terdiri dari 400 personel Polri terdiri dari satuan Brimob, Sabhara, lalu lintas dan Propam serta 100 anggota TNI dari Kodam Hasanuddin.
"Kami dari kepolisian siap mengamankan. Masyarakat kami harapkan untuk tidak perlu hadir ke kantor KPU maupun Bawaslu, apalagi hasil pemilu di Sulsel telah dirikirimkan ke pusat. Mari semua kita hormati proses demokrasi yang berjalan," jelas Hamidin.
Sementara Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani mengatakan pengamanan untuk perhitungan suara secara nasional tersebut tidak hanya berfokus di Ibu Kota Negara saja, tapi juga pihaknya akan siap untuk mengamankan Sulawesi Selatan, khususnya Makassar.
"Kalau Sulsel, saya kira cukup yah, yakni 2/3 kekuatan. Itu sebanyak 12 ribu pasukan dari Polisi ditambah TNI ada sekitar 5.000 personel. Itu sudah lengkap, ada dari Kostrad dan Raider, serta dari batalion lain," jelas Dicky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)