Jepara: Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, memberi kuliah umum di Universitas Islam Nahdatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah. Materi yang disampaikan tentang Konsensus Dasar Bangsa, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Lebih dari satu jam politikus Partai NasDem itu menyampaikan materi kebangsaan. Kuliah tak terasa membosankan. Materi kuliah disampaikan secara komunikatif.
Mbak Rerie, sapaan Lestari Moerdijat, tak segan turun dari mimbar podium, menghampiri mahasiswa dan memberi pertanyaan. Bukudiberikan sebagai hasik kepada mahasiswa yang mengemukakan pendapat dan gagasannya.
Mengawali kuliah, Lestari mengingatkan mahasiswa Unisnu untuk mengedepankan sikap altruis. Yaitu mengesampingkan ego pribadi dan lebih mementingkan khalayak umum.
"Pemimpin juga harus qualified, artinya dia tahu betul kapasitas diri sendiri. Kalau dia yakin bisa ya dia tahu, kalau dia tidak bisa ya dia tahu. Pemimpin haruslah mereka yang tidak mementingkan ego tapi lebih mementingkan ekosistem," ujar Rerie saat memberikan kuliah umum di Unisnu, Sabtu, 7 Desember 2019.
Mahasiswa sebagai agen perubahan juga berperan penting untuk dapat mempersatukan negara. Karena, generasi muda yang saat ini berusia 18 sampai 19 tahun, dalam kurun 20 tahun kedepan niscaya akan menjadi pemimpin bangsa.
"Sepuluh sampai dua puluh tahun lagi, kalian-kalian ini yang akan menjadi pemimpin. Dan tahun 2045 diramalkan akan menjadi tahun keemasan bagi Indonesia," kata Rerie.
Rektor Unisnu Sa'adullah Assa'idi berterimakasih atas kedatangan Lestari Moerdijat. Dia berkomitmen, sebagai lembaga di bawah Nahdatul Ulama (NU) siap menjaga dan menyosialisasikan empat dasar negara.
"Karena kami di PBNU berasal dari singkatan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-Undang Dasar 1945. Kami siap menjaganya. Dan alhamdulillah pemimpin kami KH Ma'ruf Amien kini sudah menjadi seorang wakil presiden," tandas Sa'adullah.
Jepara: Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, memberi kuliah umum di Universitas Islam Nahdatul Ulama (Unisnu) Jepara, Jawa Tengah. Materi yang disampaikan tentang Konsensus Dasar Bangsa, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Lebih dari satu jam politikus Partai NasDem itu menyampaikan materi kebangsaan. Kuliah tak terasa membosankan. Materi kuliah disampaikan secara komunikatif.
Mbak Rerie, sapaan Lestari Moerdijat, tak segan turun dari mimbar podium, menghampiri mahasiswa dan memberi pertanyaan. Bukudiberikan sebagai hasik kepada mahasiswa yang mengemukakan pendapat dan gagasannya.
Mengawali kuliah, Lestari mengingatkan mahasiswa Unisnu untuk mengedepankan sikap altruis. Yaitu mengesampingkan ego pribadi dan lebih mementingkan khalayak umum.
"Pemimpin juga harus qualified, artinya dia tahu betul kapasitas diri sendiri. Kalau dia yakin bisa ya dia tahu, kalau dia tidak bisa ya dia tahu. Pemimpin haruslah mereka yang tidak mementingkan ego tapi lebih mementingkan ekosistem," ujar Rerie saat memberikan kuliah umum di Unisnu, Sabtu, 7 Desember 2019.
Mahasiswa sebagai agen perubahan juga berperan penting untuk dapat mempersatukan negara. Karena, generasi muda yang saat ini berusia 18 sampai 19 tahun, dalam kurun 20 tahun kedepan niscaya akan menjadi pemimpin bangsa.
"Sepuluh sampai dua puluh tahun lagi, kalian-kalian ini yang akan menjadi pemimpin. Dan tahun 2045 diramalkan akan menjadi tahun keemasan bagi Indonesia," kata Rerie.
Rektor Unisnu Sa'adullah Assa'idi berterimakasih atas kedatangan Lestari Moerdijat. Dia berkomitmen, sebagai lembaga di bawah Nahdatul Ulama (NU) siap menjaga dan menyosialisasikan empat dasar negara.
"Karena kami di PBNU berasal dari singkatan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-Undang Dasar 1945. Kami siap menjaganya. Dan alhamdulillah pemimpin kami KH Ma'ruf Amien kini sudah menjadi seorang wakil presiden," tandas Sa'adullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)