Jakarta: Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengonfirmasi bahwa pemeriksaan cairan lesi kulit dari suspek cacar monyet di Jawa Tengah memperlihatkan hasil negatif.
"Pagi ini hasil dari sampel lesi kulit negatif," katanya, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Kemenkes pada Kamis, 4 Agustus 2022, menyatakan bahwa pemeriksaan laboratorium terhadap sampel usap orofaring suspek cacar monyet di Jawa Tengah memperlihatkan hasil negatif.
Pengujian sampel cairan lesi kulit selanjutnya dilakukan untuk memastikan hasil pemeriksaan terhadap suspek cacar monyet yang diidentifikasi pada 19 Juli 2022 di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, hasilnya negatif pula.
Dengan demikian, sampai sekarang belum ada kasus penularan penyakit cacar monyet yang dikonfirmasi di Indonesia.
Ketua Satuan Tugas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Hanny Nilasari mengatakan bahwa pemeriksaan spesimen lesi kulit merupakan salah satu faktor penentu dalam pendeteksian kasus cacar monyet.
"Lesi kulit itu yang paling tinggi sensitivitasnya jika dibandingkan dengan pemeriksaan orofaring," katanya, di Jakarta, Jumat, 5 Agustus 2022.
Organisasi Kesehatan Dunia telah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia akibat penularan penyakit cacar monyet.
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia, penyakit cacar monyet bisa menular dari binatang ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dan mukosa dari hewan yang terinfeksi virus penyebab cacar monyet.
Sedangkan penularan cacar monyet dari manusia ke manusia bisa terjadi akibat kontak dengan sekresi saluran respirasi, lesi kulit dari orang yang terinfeksi, atau benda-benda yang terkontaminasi virus.
Penularan penyakit itu ditandai dengan gejala demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, serta munculnya ruam dan lentingan berisi nanah pada bagian tubuh seperti wajah, tangan, lengan, perut, badan, dan punggung.
Jakarta: Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengonfirmasi bahwa pemeriksaan cairan
lesi kulit dari suspek cacar monyet di Jawa Tengah memperlihatkan hasil negatif.
"Pagi ini hasil dari sampel lesi kulit negatif," katanya, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Kemenkes pada Kamis, 4 Agustus 2022, menyatakan bahwa pemeriksaan laboratorium terhadap sampel usap orofaring suspek cacar monyet di Jawa Tengah memperlihatkan hasil negatif.
Pengujian sampel cairan lesi kulit selanjutnya dilakukan untuk memastikan hasil pemeriksaan terhadap
suspek cacar monyet yang diidentifikasi pada 19 Juli 2022 di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, hasilnya negatif pula.
Dengan demikian, sampai sekarang belum ada kasus penularan penyakit cacar monyet yang dikonfirmasi di Indonesia.
Ketua Satuan Tugas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Hanny Nilasari mengatakan bahwa pemeriksaan spesimen lesi kulit merupakan salah satu faktor penentu dalam pendeteksian kasus cacar monyet.
"Lesi kulit itu yang paling tinggi sensitivitasnya jika dibandingkan dengan pemeriksaan orofaring," katanya, di Jakarta, Jumat, 5 Agustus 2022.
Organisasi Kesehatan Dunia telah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia akibat
penularan penyakit cacar monyet.
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia, penyakit cacar monyet bisa menular dari binatang ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dan mukosa dari hewan yang terinfeksi virus penyebab cacar monyet.
Sedangkan penularan cacar monyet dari manusia ke manusia bisa terjadi akibat kontak dengan sekresi saluran respirasi, lesi kulit dari orang yang terinfeksi, atau benda-benda yang terkontaminasi virus.
Penularan penyakit itu ditandai dengan gejala demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, serta munculnya ruam dan lentingan berisi nanah pada bagian tubuh seperti wajah, tangan, lengan, perut, badan, dan punggung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)