Yogyakarta: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperkirakan risiko bencana hidrometeorologi berpotensi terjadi hingga akhir Januari 2023. Ancaman risiko itu membuat BPBD DIY masih siaga hingga akhir bulan.
"Siaga darurat bencana hidrometerorologi masih sampai 31 Januari," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana dihubungi Kamis, 5 Januari 2023.
Biwara mengatakan kesiapsiagaan terus dikoordinasikan dengan lintas instansi. Personel BPBD disiagakan mulai tingkat DIY, kabupaten/kota, ingkat desa atau desa tangguh bencana (Destana).
"Koordinasi semua dengan komponen penanggulangan bencana. Bahwa kami diharapkan meningkatkan kesiapsiaaan dari tingkat bawah, Destana Kaltana (Kalurahan Tangguh Bencana), FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana), komunitas-komunitas, penanggulangan bencana di daerah tetap siaga," ujarnya.
Ia mengatakan terlewatinya momen libur natal dan tahun baru kini fokus pada keselamatan masyarakat. Meskipun sejumlah destinasi wisata tetap terdapat kunjungan wisatawan.
"Momentum Nataru berlalu. Tidak sekadar keselamatan wisatawan tapi warga kami harus siap siaga dinamika kemungkinan cuaca ekstrem. Tetap standar perlakuan penanganan kesiapsiagaan sama," kata dia.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG memperbarui perkembangan cuaca setiap saat. Di sisi lain situasi bencana alam rentan terjadi di berbagai titik di DIY.
"Tanda-tanda bencana tetap penting dibaca saat cuaca ekstrem, seperti tanah bergerak atau risiko pohon tumbang agar tidak menimbulkan korban jiwa," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Yogyakarta: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) memperkirakan risiko
bencana hidrometeorologi berpotensi terjadi hingga akhir Januari 2023. Ancaman risiko itu membuat BPBD DIY masih siaga hingga akhir bulan.
"Siaga darurat bencana hidrometerorologi masih sampai 31 Januari," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana dihubungi Kamis, 5 Januari 2023.
Biwara mengatakan kesiapsiagaan terus dikoordinasikan dengan lintas instansi. Personel BPBD disiagakan mulai tingkat DIY, kabupaten/kota, ingkat desa atau desa tangguh bencana (Destana).
"Koordinasi semua dengan komponen penanggulangan bencana. Bahwa kami diharapkan meningkatkan kesiapsiaaan dari tingkat bawah, Destana Kaltana (Kalurahan Tangguh Bencana), FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana), komunitas-komunitas, penanggulangan bencana di daerah tetap siaga," ujarnya.
Ia mengatakan terlewatinya momen libur natal dan tahun baru kini fokus pada keselamatan masyarakat. Meskipun sejumlah destinasi wisata tetap terdapat kunjungan wisatawan.
"Momentum Nataru berlalu. Tidak sekadar keselamatan wisatawan tapi warga kami harus siap siaga dinamika kemungkinan
cuaca ekstrem. Tetap standar perlakuan penanganan kesiapsiagaan sama," kata dia.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG memperbarui perkembangan cuaca setiap saat. Di sisi lain situasi bencana alam rentan terjadi di berbagai titik di DIY.
"Tanda-tanda bencana tetap penting dibaca saat cuaca ekstrem, seperti tanah bergerak atau risiko pohon tumbang agar tidak menimbulkan korban jiwa," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)