Ketua Nelayan Nusantara Tuna Jaya, La Hada, mengatakan untuk sekali melaut, nelayan membutuhkan 90 liter BBM jenis Pertalite. Namun yang mereka terima selama ini hanya separuh dari kebutuhan yaitu hanya 40 liter setiap harinya.
"Kami minta penyaluran BBM subsidi untuk nelayan di Manokwari perlu dievaluasi, karena jumlah yang disiapkan Pertamina tidak lagi relevan untuk mencukupi kebutuhan seluruh nelayan yang ada di Manokwari," kata La Hada di Manokwari, Kamis, 8 September 2022.
| Baca: 2 Wilayah Perairan NTT Berpotensi Dilanda Gelombang Hingga 3 Meter |
Dengan adanya kebijakan kenaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite menjadi Rp10 ribu per liter, menurut La Hada, hal itu menambah pelik persoalan yang dihadapi para nelayan di Manokwari.
Selama ini para nelayan setempat mendapatkan BBM subsidi jenis Pertalite melalui SPBN Sanggeng yang berlokasi di kawasan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI).
La Hada menyebut meski hanya terdapat satu SPBN sebenarnya itu cukup untuk bisa menjawab kebutuhan BBM untuk para nelayan, asalkan kuota yang dipasok oleh Pertamina mencukupi.
Saat ini kuota BBM subsidi jenis Pertalite yang diterima SPBN Sanggeng sebanyak 100 kilo liter per bulan.
Agar kebutuhan BBM para nelayan setempat bisa tercukupi, La Hada mengusulkan penambahan kuota BBM subsidi jenis Pertalite di SPBN Sanggeng mejadi 150 kl per bulan.
"Kami sedang menyiapkan data nelayan untuk dijadikan acuan pengusulan penambahan kuota BBM subsidi ke Pertamina," jelasnya.
Dengan kondisi keterbatasan BBM subsidi yang tersedia, para nelayan setempat memutuskan untuk bisa melaut dua hari sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id