Semarang: Sebanyak 22 kasus dan enam orang meninggal dunia akibat penyakit leptospirosis yang menyerang warga Semarang, Jawa Tengah.
Melansir Media Indonesia Kamis, 27 Oktober 2022, pada perubahan musim ini, selain bencana hidrometeorologi masih menjadi ancaman serius, berbagai penyakit seperti demam berdarah, diare, influenza, dan lainnya juga mulai menyerang warga Kota Semarang.
Terbaru warga Kota Semarang juga terserang leptospirosis, bahkan akibat penyakit disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi seperti tikus, anjing dan babi tersebut, enam orang meninggal dunia.
"Sudah ada 22 kasus leptospirosis di kota ini, kita minta warga mewaspadainya dan melindungi diri saat beraktivitas," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Semarang Nur Dian Rakhmawati.
Dalam melindungi diri dari leptospirosis tersebut, jelas Nur Dian Rakhmawati, warga diminta menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti alas kaki dan sarung tangan ketika berkegiatan serta menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
"Lindungi luka sekecil apa pun dengan menutupi secara baik agar tidak terkena bakteri leptospira interrogans ini," tambahnya.
Adapun ciri warga terkena bakteri leptospira, ungkap Nur Dian Rakhmawati, mempunyai gejala, seperti sakit kepala, nyeri otot betis, muntah, diare, ruam, matamemerah.
Semarang: Sebanyak 22 kasus dan enam orang meninggal dunia akibat
penyakit leptospirosis yang menyerang warga Semarang, Jawa Tengah.
Melansir Media Indonesia Kamis, 27 Oktober 2022, pada perubahan musim ini, selain bencana hidrometeorologi masih menjadi ancaman serius, berbagai penyakit seperti demam berdarah, diare, influenza, dan lainnya juga mulai menyerang warga Kota Semarang.
Terbaru warga Kota Semarang juga terserang leptospirosis, bahkan akibat penyakit disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi seperti tikus, anjing dan babi tersebut, enam orang meninggal dunia.
"Sudah ada 22 kasus leptospirosis di kota ini, kita minta warga mewaspadainya dan melindungi diri saat beraktivitas," kata Kepala Bidang (Kabid)
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Semarang Nur Dian Rakhmawati.
Dalam melindungi diri dari leptospirosis tersebut, jelas Nur Dian Rakhmawati, warga diminta menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti alas kaki dan sarung tangan ketika berkegiatan serta menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
"Lindungi
luka sekecil apa pun dengan menutupi secara baik agar tidak terkena bakteri leptospira interrogans ini," tambahnya.
Adapun ciri warga terkena bakteri leptospira, ungkap Nur Dian Rakhmawati, mempunyai gejala, seperti sakit kepala, nyeri otot betis, muntah, diare, ruam, matamemerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)